Refleksi

Displaying items by tag: artikel sumur yakub

Tuesday, 27 August 2019 11:55

KISAH-KISAH KECIL DARI FLORES

MANGULEEWA, 4 Juli 2019

Saat ini saya memiliki waktu yang penuh berkah di Pulau Flores, berada diantara anak-anak dan umat paroki yang mencintai para pastor, biarawati, dan misionaris.

Mereka memberikan perhatian dan penghargaan khusus kepada tamu bule dari luar negeri. Itulah sebabnya saya senang dan bahagia disini. Sukacita saya tampak dalam foto-foto saya bersama mereka.

Saya sudah berbahasa Indonesia dan dapat berbicara dengan mereka setiap hari. Mereka kagum dengan cara berbicara saya dalam bahasa Indonesia, meskipun terkadang saya berpikir bahwa saya harus banyak belajar bahasa indonesia.

Setiap hari saya merayakan Ekaristi, dan pada hari minggu saya sudah berkhotbah secara spontan tentang kehidupan dan panggilan saya dalam bahasa Indonesia. Anak-anak suka menemani saya berjalan ke perbukitan, gua Maria dan gunung salib. Dari sana kami dapat melihat pemandangan yang indah sambil belajar kata-kata bahasa lokal dari mereka.

Saya juga punya banyak waktu untuk doa pribadi, meditasi, rosario di gereja, dimana saja yang biasanya tenang dan sepi.
Cuaca dan iklim juga cocok untuk saya disini. Kami berada di paroki Mangulewa-Bajawa. Disini saya harus memakai kaos kaki dan jaket untuk menghangatkan tubuh karena dingin. Makanannya enak, tetapi kadang-kadang saya membeli roti, mentega, dan susu. Produk dasar yang kurang disukai oleh orang Indonesia.
Saya bisa beristirahat, berdoa, belajar bahasa, mendaki gunung dan sebagainya. Terima kasih atas dukungan dan doa dari anda semua.

@@@@@
BERKUNJUNG KE SMA MANGULEWA

Kisah ini saya alami pada tanggal 8 Agustus 2019 lalu. Hari itu kami mengunjungi sebuah sekolah SMA di Golewa. SMA Mangulewa namanya yang terletak dekat jalan raya tapi di dalam sekolah tenang dan pemandangan indah. Saya pergi ke sana bersama Sr Mary dari Kongregasi Misionaris Karmel yang sedang berkarya di wilayah itu.

Kami berangkat jam 9:00 pagi dari Mangulewa. Di sana kami bertemu dengan Kepala Sekolah dan para Guru. Kemudian kami membuat pertemuan dengan siswa-siswi kelas III. Suster dengan para putri dan saya dengan para putra.

Ada waktu untuk sharing dan kesaksian hidup membiara. Saya bercerita tentang Kongregasi Serikat Sabda Allah dan pengalaman kerja saya sebagai misionaris di luar negeri. Sesudah itu saya juga bertanya apakah mereka sudah membuat rencana untuk masa depan.

Ada banyak versi jawaban yang muncul dari mereka. Ada yang mengatakan bahwa mau menjadi tentara. Ada yang mau jadi polisi, petani dll. Menarik bagi saya bahwa ada yang mengatakan bahwa mereka mau masuk biara. Di antara mereka ada yang tidak ingin melanjutkan Suardi di bangku kuliah  nanti tetapi mereka mau langsung bekerja setelah tamat SMA nanti.

Selain sharing pengalaman dan tanya jawab,  kami juga menggunakan beberapa menit untuk berdoa bersama dalam bahasa Inggris, bahasa Indonesia dan bahasa Polandia.

Untuk menggenapi salah satu kebutuhan utama generasi zaman Now maka kami foto bersama di akhir pertemuan penuh makna itu. Para murid yang masih sangat muda belia sangat sopan dan ada yang masih sedikit malu-malu. Sungguh menyenangkan saat itu boleh berbagi cerita bersama mereka.

Kami juga bertemu Para Guru dan Kepala Sekolah. Mereka sangat ramah. Sesudah mengajar kami duduk di ruangan Kepala Sekolah menikmati suguhan minuman teh panas dengan kue yang enak. Kami bercerita tentang banyak hal saat itu. Kira-kira jam 1:00 siang kami pulang dengan bus ke Paroki Mangulewa.

Dari pengalaman ini saya perlahan-lahan belajar berbaur dengan umat dan orang-orang yang saya temui khususnya dengan orang-orang di sekitar saya yang saya temui hampir setiap hari. Keterbukaan hati, ketulusan hati, sopan santun dan keramahan serta senyum sapa adalah jalan-jalan kecil yang membantu tumbuhnya persahabatan dan keakraban dengan siapa saja yang kita temui dalam tapak-tapak hidup kita.

Terima kasih karena sudah membaca kisah kecil saya ini. Saya yakin Anda juga pasti orang baik karena tekun membaca tulisan saya hingga akhir. Terima kasih orang baik Tuhan pasti memberkati Anda. Sekian.

Oleh Pater Yosep (nama lengkapnya) Imam Misionaris Serikat Sabda Allah asal Polandia sekarang berkarya di Provinsi SVD Ende

Published in Sharing Misi
Tuesday, 26 March 2019 13:13

KEBIASAAN MENGHANTAR KITA BAHAGIA ATAU SUSAH

Tulisan ini bermula dari apa yang terjadi saat kuis berhadiah di group WA kami di Komunitas TRY (Transformative Youth) Sumur Yakub Indo-Leste pada Malming lalu. Para peserta kuis diminta menyebutkan 3 Perumpaan Yesus yang direnungkan oleh Gereja Katolik Sejagat selama Pekan Prapaskah III 2019 (17-23 Maret 2019) dan peserta diminta juga mencatumkan hari teks-teks itu direnungkan.

Seperti biasa, anggota yang tahu jawabannya langsung melayangkan jawabannya ke nomor WA saya. Menariknya, dalam tempo 2 menit sudah ada 2 orang penjawab (Rain & Emil) yang mengirim jawaban mereka ke WA saya. Kemudian menyusul 3 orang lainnya (Elsa, Ivon dan Hermin). Memang patut diakui kecepatan dan kelincahan kaum muda milenial sekarang dalam mengoperasikan alat-alat teknologi sekarang tak terbantahkan.

Kecepatan dan ketepatan jawaban mereka khususnya dari Rain dan Emil menumbuhkan rasa kagum dan sekaligus rasa ingin tahu saya alasan mengapa mereka begitu cepat menjawab pertanyaan yang menurut prediksi saya mestinya membutuhkan 5-10 menit karena mereka harus mengecek dulu jawabannya entah secara online ataupun lewat buku sumber yang bisa memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Apalagi jawaban Rain menyertakan juga seluruh teks Kitab Suci yang dimaksud. Tentu saja jawaban demikian membutuhkan waktu tambahan lagi untuk menambahkan keseluruhan teks kalau dia harus mengetik di HP-nya.

Untuk Rain, saya tidak terlalu heran dan spontan saja saya menemukan alasan mengapa dia bisa menjawab begitu cepat. Karena dia biasa memposting setiap pagi teks-teks Kitab Suci yang direnungkan umat Katolik pada hari itu (teks bacaan harian) di Group WA komunitas Youth kami (TRY Sumur Yakub). Dengan demikian Rain cukup saja men-scroll teks-teks yang sudah pernah diposting dan copy paste ke WA saya. Yang masih menjadi pertanyaan besar untuk saya dan perlu upayakan adalah jawaban Emil. Mengapa dia juga begitu cepat menjawab pertanyaan kuis tersebut karena jawabannya ke nomor WA saya hanya berselang beberapa detik saja setelah jawaban Rain.

Maka ketika saya sedang menulis tulisan ini, saya coba japri Emil untuk mendapatkan alasan mengapa jawabannya sangat cepat atas pertanyaan tersebut. Dan ternyata Emil menceritakan bahwa dia juga sudah biasa meluangkan waktu setiap hari membaca dan merenungkan pesan-pesan bacaan harian yang biasa diposting oleh Rain dan beberapa frater yang sering memposting audio teks renungan di group kami. Emil juga menambahkan bahwa selain dia mendapatkan teks-teks Kitab Suci itu di group kami, Emil juga biasa mendapat kiriman audio teks Kitab Suci harian dari teman-teman fraternya yang dulu pernah sama-sama di biara karena Emil ini mantan Frater. Dia bahkan mengirim screenshoot audio teksnya ke saya.

Dengan demikian jelas lah bagi saya mengapa Rain dan Emil begitu cepat menjawab pertanyaan kuis tersebut. Jawabannya: KARENA MEREKA SUDAH TERBIASA MEMBACA DAN MERENUNGKAN teks-teks Kitab Suci yang direnungkan setiap hari menurut Liturgi Gereja Katolik di seluruh dunia. Maka tidak mengherankan keduanya begitu cepat mendapatkan jawabannya karena mereka tahu di mana sumbernya dan Rain juga sudah terbiasa memposting teks-teks tersebut sehingga kebiasaannya itu membantu dia juga dalam proses mendapatkan dan mengirim jawaban kuis itu ke nomor WA saya. Rain bahkan menambahkan teks-teksnya secara keseluruhan karena itu lah yang bisa dia lakukan setiap pagi hari sehingga dia sudah terbiasa dengan proses tersebut.

PESAN INSPIRATIF DARI KISAH TERSEBUT
Kisah di atas menghantar kita mengamini bahwa kita hidup dari kebiasaan. Dan kisah ini pula menghantar kita merenungkan apa saja kebiasaan yang telah saya bangun dan telah saya install di dalam hidup saya demi kehidupan pribadi saya, dan kehidupan bersama sesama dan Tuhan.

Jangan lupa kebiasaan selalu terkait erat juga dengan pola pikir, pola tutur dan pada akhirnya bermuara pada sikap dan karakter kita. Kalau kita mengakui peran karakter dalam menentukan bahagia tidaknya hidup kita maka kita akan mengakui pula pentingnya proses membangun karakter yang baik dan benar melalui kebiasan-kebiasaan dalam kehidupan harian kita, baik dalam diri kita maupun dalam relasi dengan sesama dan Tuhan sebagai penuntun hidup kita.

Apa yang kita tanam, itulah yang kita panen. Kebiasaan baik, benar dan luhur akan menghantar kita mendapatkan hidup yang baik, benar dan luhur. Dalam hal ini kita tentu setuju dengan kata-kata Dalai Lama, salah seorang Guru publik di zaman kita ini:

Jagalah pikiranmu karena akan menjadi perkataanmu, jagalah perkataanmu, karena akan menjadi perbuatanmu. Jagalah perbuatanmu karena akan menjadi kebiasaanmu. Jagalah kebiasaanmu karena akan membentuk karaktermu. Jagalah karaktermu karena akan membentuk nasibmu, dan nasibmu akan menjadi kehidupanmu, dan tidak ada agama yang lebih dari pada “KEBENARAN ini”.

Maka pertanyaan penting di sini yang perlu masing-masing kita renungkan adalah: apa saja pola pikir, pola tutur, pola sikap yang biasa saya hidupi dan lakoni dalam hidup saya. Jawaban yang jujur atas pertanyaan ini akan menghantar kita pula bisa menilai kira-kira karakter apa yang saya miliki sekarang dari kebiasaan yang sudah saya bangun selama ini melalui pola: pikir, kata dan tindakan saya. Kesadaran akan hal ini menghantar kita bisa menilai apa saya sedang berada pada kebahagiaan yang sebenarnya atau pada suka cita semu. Apakah pola hidup dan karakter yang saya miliki ini bisa membantu saya menggapai masa depan dan cita-cita serta kebahagian yang saya impikan atau tidak.

Apa pun situasi kita sekarang kita perlu terima sebagai buah dari proses yang kita lalui. Sikap realistis ini akan membantu kita bersikap realistis terhadap siapa kita sekarang ini dan sekaligus memotivasi kita meneruskan yang baik dan memperbaiki yang perlu ditata. Tidak ada kata terlambat bagi siapa saja yang mau hidup lebih baik, yang penting berani memulai. Karena kalau tidak berani memulai maka semua harapan indah tetap impian. Tetapi kalau berani memulai maka sekalipun hasilnya belum maksimal tapi paling kurang kita sudah melangkah selangkah bahkan beberapa lebih baik dari sebelumnya. Dan Tuhan tidak mungkin membiarkan kita berjuang sendirian. Maka iman akan pertolongan kasih dan kuasa Tuhan dalam proses ini turut menentukan dan memantapkan langkah perjuangan kita.

Senada dengan arah pemikiran Dalai Lama dan peran iman di atas, Mahatma Gandhi mengatakan: your beliefs become your thoughts, your thoughts become your words, your words become your actions, your actions become your habits, your habits become your values, and your values become your destiny.

Dari pernyataan tersebut meyakinkan kita pula bahwa Iman kita akan Allah andalan kita akan menjadi kompas penuntun langkah suka duka hidup kita dan menghantar kita pada kebahagiaan dan sukacita yang sebenarnya.

Inilah alasan mengapa kita mengakui Tuhan kita melalui ungkapan yang kita semua tahu: ALLAH BISA KARENA BIASA. Allah bisa mengasihi dan memperhatikan kita karena Dia sudah biasa mengasihi dan memerhatikan manusia dari zaman ke zaman dan kita pun sudah terbiasa mengalami kasih perhatianNya dalam hidup kita. Allah bisa menjadi kompas penuntun dan andalan hidup kita karena Dia sudah biasa menuntun manusia dari waktu ke waktu dan juga karena manusia sudah terbiasa mengandalkan Dia sebagai kompas dan andalan hidup kita dalam segala situasi.

Mari kita saling membantu membangun KEBIASAAN YANG BAIK, BENAR DAN LUHUR demi kebahagiaan dan sukacita hidup kita. Sekali lagi tidak ada kata terlambat, yang diperlukan adalah berani memulai.

Tuhan memberkati perjuangan kita sekalian.

Salam dan berkat,
John Masneno, SVD (Moderator Transformative Youth Sumur Yakub Indo-Leste)

Published in Refleksi

Kegiatan Terbaru

...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yohan...

25 October 2023
...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yohanes 15:5)

Bagaimana menyelaraskan nilai-nilai iman sejati dengan kecanggihan art...

PERAN SABDA DALAM GEREJA MISIONER

19 October 2022
PERAN SABDA DALAM GEREJA MISIONER

Pada hari Sabtu, 15 Oktober 2022 yang lalu, Komunitas Verbum Domini (K...

BILBE ZOOM IV PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA KARDINAL SUHARYO

18 October 2022
BILBE ZOOM IV PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA KARDINAL SUHARYO

Bible Zoom-Youtube Live-Streaming diadakan lagi oleh Tim Pengurus Pusa...

BILBE ZOOM III PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA MGR. DR. SILVESTE...

16 October 2022
BILBE ZOOM III PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA MGR. DR. SILVESTER SAN

Tim Pengurus Pusat Spiritualitas (Puspita) Sumur Yakub SVD-SSpS Indone...

BILBE ZOOM II PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA P. LUKAS JUA, SVD

14 October 2022
BILBE ZOOM II PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA P. LUKAS JUA, SVD

Tim Pengurus Pusat Spiritualitas (Puspita) Sumur Yakub SVD-SSpS Indone...

Tentang Kami

Nama yang dipilih untuk sentrum ini adalah “Pusat Spiritualitas Sumur Yakub” yang mempunyai misi khusus yaitu untuk melayani, bukan hanya anggota tarekat-tarekat yang didirikan Santu Arnoldus Janssen saja tetapi untuk semua... selebihnya

Berita Terbaru

©2024 Sumur Yakub - Pusat Spiritualitas. All Rights Reserved.

Search