Kami Pengurus Sumur Yakub Indo-Leste menghaturkan limpah terima kasih kepada para pengurus KBKK (Kelompok Bakti Kasih Kemanusiaan) Indonesia, baik pengurus lama maupun yang baru atas kerelaan meminta kami memberikan pencerahan spiritual bagi pengurus dan anggota wadah misi kemanuisiaan ini. Kegiatan rahani ini berlangsung selama dua hari di Wisma KWI Cikini Jakarta. Kegiatan spiritual bertemakan PSYCHO-SPIRITUAL ANALYSIS & MOTIVATION bertujuan memberikan hikmah dan peneguhan spiritual bagi para peserta dalam merayakan 17 tahun KBKK dan dalam langkah pelayanan selanjutnya.
Ajakan dan harapan Romo Markus Nur Widipranoto, (Sekretaris Eksekutif Komisi Karya Misioner Kerawam KWI dan Direktur Kerasulan Kepausan Indonesia) saat pembukaan kegiatan menjadi awal yang baik bagi seluruh proses pencerahan spiritual dua hari ini. Beliau mengajak para peserta untuk menggunakan moment berahmat ini guna merenungkan kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan dan memaknai dari sisi karya misi Allah bagi umatNya. Mengacu pesan biblis dalam 1Petrus 5:8 tentang bahaya zaman yang disimbolkan lewat analogi singa yang mengaum-mengaum mencaari mangsa, Romo Nur meminta angggota KBKK agar menyadari pengaruh ‘terkaman-terkaman singa’ yang datang dalam berbagai bentuk di zaman sekarang ini. Salah satunya yang disebutkan Romo Nur adalah gaya hidup hidup duniawi yang bertentangan dengan hakikat diri seorang misionaris Tuhan. Input ini menjadi salah satu fokus permenungan alam permenungan dalam loka retret ini. Para peserta sungguh memberi perhatian merenungkan realita kehidupan tersebut.
Secara umum atmosper sepanjang proses program spiritual dua hari ini sangat bagus dan membantu para peserta untuk masuk dalam proses permenungan terkait topik-topik yang diberikan. Hal ini tentunya tidak terlepas dari bahan permenungan dan flow sepanjang proses kegiatan. Bahan-bahan yang didalami dalam program dua hari ini menjadi titik acuan yang menuntun para peserta masuk dalam proses loka retret ini dengan penuh perhatian dan antusiasme.
Pada hari pertama, peserta dituntun untuk menyadari dan mengakui Penyelenggaraan Tuhan dalam kehidupan nyata. Topik ini ditempatkan di awal Retret ini karena hal tersebut (kesadaran akan penyelenggaran kasih dan kuasa Tuhan) mesti menjadi fundasi yang perlu dimiliki setiap Abdi Tuhan. Bila kita mau sungguh melayani Tuhan dan sesama dengan latar belakang dan talenta kita maka pendalaman akan Penyelenggaraan Allah sangat penting.
Pendalaman akan topik ini makin menyadarkan dan meneguhkan peserta, yang adalah pelayan-pelayan Tuhan, bahwa sesungguhnya Tuhan sudah lebih dahulu berkarya melimpahkan kasih dan berkatNya yang terlampau besar dalam hidup manusia. Hal ini diakui dalam sharing-sharing pribadi yang terungkap dalam sepanjang hari pertama. Para peserta mengakui bahwa kesadaran akan besarnya cinta dan perhatian serta berkat Tuhan bagi mereka MENUMBUHKAN MOTIVASI dari dalam diri mereka untuk melakukan hal yang sama. Motivasi ini pada gilirannya menggerakkan mereka untuk mau mengambil bagian dalam karya pelayanan kemanusiaan selama ini. Dan bagi sudah mengalami hal ini dalam hidupnya akan mengakui peran besar kesadaran ini sebagai motivasi dari dalam diri yang tak pernah padam. Alasannya karena pengakuan akan karya agung Tuhan yang telah dialami dalam hidupnya jauh lebih besar daripada yang dia berikan kepada sesama melaui pelayanannya.
Topik menarik lain yang didalami pada hari kedua yakni upaya mendalami dan memaknai kegiatan-kegiatan KBKK selama ini dalam perspektif hidup dan karya para misionaris Tuhan. Fokus refleksi pd sesi ini adalah kesadaran bahwa setiap misionaris Tuhan dipanggil dan diutus untuk menjalankan tugas misi yang dipercayakan kepadanya sekaligus menumbuhkembangkan spirit missioner dalam diri peserta. Peserta dituntun untuk merenungkan kisah pengalaman hidup mereka bersama Tuhan dan menyadari serta mendalami Karya Misi Tuhan yang dipercayakan kepada mereka sbg pribadi dan juga sebagai satu komunitas di KBKK.
Terungkap dalam sharing peserta bahwa karya pelayanan yang mereka jalankan merupakan suatu jawaban nyata atas tugas kerasulan Gereja yang dipercayakan oleh Tuhan. Mereka juga mengakui bahwa sebagai manusia yang tidak sempurna tentu saja ada kekurangan dalam karya pengabdian mereka. Karena itu kesadaran akan peran Tuhan sebagai pemilik misi dan manusia hanyalah alat Tuhan membantu mereka menyadari dan menepis segala tendensi pribadi dan godaan sisi duniawi yang muncul secara alamiah dalam karya pelayanan mereka.
Peserta juga dituntun (melalui input-input dari berbagai aspek kehidupan) untuk membuat ‘DISERMEN SPONTAN’ guna menyadari, menilai, mengklarifikasi ‘muatan-muatan keinginan manusiawi-duniawinya’ dalam pengalalaman-pengalaman yang telah terlewati. Peserta diberi ruang dan waktu untuk merefleksikan hal ini karena ketidaksadaran akan hal ini seringkali menimbulkan INNER BATTLE akibat perseteruan keinginan manusiawi dan kehendak Tuhan. DICERMEN atas pengalaman-pengalaman terlewati membangun tips spiritual antisipatif untuk langkah-langkah hidup dan pelayanan selanjutnya.
Keterbukaan hati dan kegenuine para peserta melihat hal ini, baik terungkap dalam kata maupun dalam bathin selama proses ini, membantu mereka bersikap realistis dengan kenyataan hidup seorang pelayan Tuhan yang juga adalah seorang manusia yang memiliki kerapuhan dan keterbatasan. Karena itu moment spiritual ini diakui sebagai kesempatan emas membaharui motivasi mereka dan sekaligus makin memperteguh komitment mereka untuk terus berkarya sebagai pemerhati kemanusiaan dalam aksi-aksi nyata kepada sesama. Mereka juga bertekad untuk menumbuhkan keterbukaan dan kepasrahan pada bantuan rahmat Tuhan dalam hidup dan pelayanan selanjutnya.
Tekad meneruskan misi kemanusiaan ini makin ditperteguh dalam sesi permemungan akan buah-buah karya KBKK sepanjang 17 tahun ini. Kesan saya peneguhan rohani luar biasa yang sudah tercipta sejak awal kegiatan makin terasa pada sesi ini. Kilas balik atas begitu banyak aksi kemanusiaan yang dilakukan di berbagai tempat di Indonesia dan hasil/efek dari karya pelayanan yang dilakukan KBKK selama ini menghantar forum makin menyadari dan mengakui bahwa Tuhan memakai wadah kemanusiaan ini untuk menyalurkan cinta dan belaskasihNya kepada umatNya.
Peserta dituntun melihat pengalaman-pengalaman itu dalam perspektif penyelenggaraan Ilahi Allah sekali sekaligus mengakui bahwa bersama Tuhan segala sesuatu bisa dilakukan termasuk hal yang mustahil di mata manusia. Mereka mengamini hal ini bahwa Tuhan telah, sedang dan akan terus berkarya melalui berbagai macam cara dan melalui berbagai pihak baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung untuk terus mengejarkan karya kasih kemanusiaanNya ini kepada umatNya. Karena alasan inilah maka motto utama yang dipakai KBKK adalah KASIH MELAKUKAN SEGALANYA. Penemuan akan hasil buah karya kita makin memacu warga KBKK untuk terus berjuang melanjutkan karya misi Tuhan yang dipercayakan kepada komunitas ini.
Sebagai suatu review, saya patut ancungkan jempol kepada seluruh peserta kegiatan atas kesungguhan dan terbukaan hati mendalami topic-topik permenungan tersebut serta kesediaan mensharingkan pengalaman-pengalaman pribadi. Refleksi-refleksi pribadi atas pengalaman-pengalaman nyata yang dialami dalam hidup dan sharing-sharing menarik tentang hidup dan katerlibatan di kegiatan-kegiatan KBKK makin memperkaya peserta dalam konteks penyelenggraan Ilahi. Analisa psiko-spiritual dan pendalaman atas pengalaman-pengalaman yang disharingkan tentu menjadi pencerahan tersendiri bagi para peserta. Namun hemat saya kunci dibalik pencerahan spiritual yang didapatkan dalam retret ini yakni sikap kerendahan hati mau mengikuti bimbingan Roh (dengan mendengarkan suara hati apa adanya) dan kesediaan mau diarahkan serta entusiasme para peserta mengikuti kegiatan. Atmosphere retret dua hari tersebut menjadi saksi akan kebenaran fakta ini. Hal ini menjadi tanda jelas bahwa para peserta betul-betul mau menggunakan moment ini untuk dibimbing dalam penyelenggaraan Roh Allah guna mendalami pengalaman hidup dan pelayanan serta hikmahnya untuk langkah selanjutnya.
Puncak kegiatan rohani adalah Perayaan Ekaristi di Gereja Santu Paskalis dipimpin oleh Mgr. Aliysius Sutrisnaatmaka, M.S.F. (Uskup Palangkaraya) sekaligus melantik para Pengurus baru KBKK. Mgr Aloysius sebagai moderator KBKK menyampaikan banyak terima kepada para Pengurus lama atas segala pengorbanan selama masa tugas dan meminta para pengurus baru untuk meneruskan spirit missioner KBKK yang telah dihidupi selama 17 tahun ini.
Kegiatan lain seusai Perjamuan Rohani (Misa Kudus) ini yakni ‘perjamuan jasmani’ bersama. Acara resepsi bersama dilangsungskan di kediaman Dr Lukas dan Dr Irene (Pengurus KBKK sebelumnya) di Kelapa Gading. Tentunya suasana-suasana keakraban dan persaudaraan yang tercipta selama hari-hari kegiatan spiritual ini memberikan semangat tersendiri bagi para pengurus dan anggota.
Kiranya inspirasi dan motivasi serta input yang didapatkan dalam program spiritual ini menjadi penyemangat komunitas kBKK (mulai dari pengurus, anggota dan semua komponen yang terlibat dalam wadah kemanusiaan ini) agar makin membuka diri dipakai oleh Tuhan sebagai instrumentNya yang menyalurkan cinta dan perhatian serta berkatNya kepada sesama yang membutuhkannya. Percayalah selalu bahwa Tuhan yang memanggil dan mengutus kita tidak melepaskan kita berjalan sendirian begitu saja tapi Dia selalu menyertai, melindungi dan menolong kita dalam berbagai situasi melalui berbagai macam cara sehingga misiNya bisa terlaksana melalui karya-karya mulia yang kita jalankan.
Salam dan berkat selalu dalam Allah Tritunggal Mahakudus
John Masneno, SVD