Sebanyak 9 orang suster SSpS dari berbagai provinsi SSpS di Indonesia mengikuti retret di Rumah Retret SVD Graha Wacana Ledug pada tanggal 18-26 Juni 2018. Kegiatan rohani yang diselenggarakan oleh Pusat Spiritualitas Sumur Yakub Indo-Leste ini merupakan suatu persiapan bagi para peserta menyongsong Yubileum perak kaul kebiaraan mereka. Ke-9 Suster Yubilaris yang menghadiri Retret ini yakni: Sr. Hironima, SSpS, Sr. Antonie Maria, SSpS, Sr. Anna Maria, SSpS dan Sr. Odilia, SSpS (dari Provinsi SSpS Flores Bagian Timur); Sr. Natalia, SSpS dan Sr. Roberta, SSpS (dari Provinsi SSpS Jawa); Sr. Agustina, SSpS, Sr. Raimunda, SSpS dan Sr. Adolfina, SSpS (dari Provinsi SSpS Timor).
Selama delapan hari ziarah rohani ini para yubilaris dituntun merenungkan kiprah perjalanan hidup mereka sebagai biarawati berkaul yang telah hidup dalam kaul kebiaraan mereka selama 25 tahun. Pater Tony Bon Pates, dari AJSC (Arnold Janssen Spiritual Center) Steyl Belanda, mengajak para peserta pada sesi ini menyadari betapa penting membuat MEMORI dalam hidup. Karena dengan proses membuat memori, orang dibantu menemukan makna hidup dan kiprah karya pelayanannya. Dengan menyadari hal tersebut, menurut Pater Tony, kita dibantu untuk menyadari bahwa hidup setiap anak manusia punya tujuan yang bersumber dari Tuhan sebagai pencipta dan penjamin hidup manusia. Semakin mengenal diri sesuai identitas diri kita, kita akan makin berusaha mengarahkan hidup kita sesuai jati diri kita dan mengandalkan Tuhan sebagai aktor utama dalam siarah hidup dan terlebih dalam karya pelayanan seorang abdi Tuhan.
Ada banyak sharing mengesankan dalam proses memori ini khususnya melalui dinamika-dinamika yang menghantar para yubilaris untuk melihat bagaimana Tuhan mengungkapkan cinta dan perhatianNya dalam hidup dan ziarah hidup berkaul mereka. Banyak pengalaman iman disharingkan oleh para suster abdi Roh Kudus yang sungguh menemukan karya penyelenggaraan Tritunggal Mahakudus dalam siarah hidup berkaul mereka hingga memasuki tahun yang ke-25 ini. Pengalaman-pengalaman iman yang mereka alami baik secara perorangan maupun secara komunal makin meneguhkan mereka dalam langkah siarah kemuridan bersama Tuhan melalui hidup berkaul yang mereka ikrarkan dan hayati.
Para peserta juga dituntun melihat hidup dan karya pelayanan yang sedang jalankan sekarang agar makin diarahkan sesuai arah hidup mereka sebagai orang-orang berkaul. Kaul-kaul, menurut Pater Tony, merupakan sarana yang bisa menghantar orang-orang yang mengikrarkannya agar berupaya mengikuti hidup Yesus yang miskin, murni dan taat pada kehendak Bapa. Karena itu kaul-kaul bukan soal ritualnya tapi soal niat dan tekad untuk mengikuti Yesus dalam hidup nyata.
Untuk itu para misionaris SSpS ini diarahkan untuk makin mendekatkan diri dengan Allah Tritunggal Mahakudus sehingga jati diri mereka makin diperkokoh dalam relasi dalam dan bersama Tritunggal Mahakudus, pemilik misi dan pemberi mandat misi kepada para misionaris.
(oleh P. John Masneno, SVD, Tim Sumur Yakub)