Renungan

Sunday, 10 November 2024 05:47

Renungan Fr. Bartolomeus

Written by Fr. Bertolomeus Lada, SVD
Fr. Bertolomeus Lada, SVD Fr. Bertolomeus Lada, SVD Dok. Sumur Yakub

Selamat pagi saudara-saudari yg terkasih dalam Kristus Yesus.
Dalam perjalanan hidup panggilan kita masing-masing, seringkali kita berhadapan dengan pertanyaan bagaimana kita mesti menjadi bait Allah yang baik dan mempertahankannya.
Dalam bacaan pertama Nubuat yehezkiel menggarisbawahi gambaran bait Allah sebagai penyalur Rahmat dan berkat Tuhan. Dalam pengelihatannya itu, ia menemukan air yang membual keluar dari ambang pintu bait Allah dan memberikan kesejukan dan kehidupan kepada setiap mahkluk.
Sementara pada bacaan kedua, rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus menuliskan dengan jelas bahwa kita (orang kristen) adalah bait Allah yang hidup. Bait Allah adalah suci dan Kudus dan dengan sendirinya sifat itu mesti tercermin dalam pribadi kita.
Berangkat dari kedua teks bacaan ini, sekiranya kita mampu belajar untuk mampu menyalurkan kebaikan bagi sesama. Kebaikan itu bisa berupa oleh Yehezkiel disimbolkan dengan air, sedangkan kita bisa melihat bentuk lain dari simbol tersebut. Air kebaikan itu bisa berupa tindakan atau tutur kata serta pola pikir positif yang kita miliki. Kebaikan-kebaikan tersebutlah yang kemudian kita bagikan kepada sesama sebagaimana air yang membuat dari bait Allah. Kita tentu berharap kebaikan-kebaikan itu mampu menyejukkan siapa saja yang kita temui dalam kehidupan kita sehari-hari; juga kita berharap bahwa air-air kehidupan itu bisa menghidupkan atau menginspirasi orang lain, "kemana saja sungai itu mengalir, segala mahkluk hidup yang berkeriapan di sana akan hidup".
Yehezkiel menggambarkan bagaimana aliran sungai itu mengalir ke arah Timur menuju laut mati dan membuat air laut itu tawar kembali. Satu fakta yang mesti kita pahami bahwa laut mati, dikatakan mati oleh karena kadar garam dalam airnya yang sangat tinggi sehingga tidak memungkinkan adanya kehidupan mahluk laut di dalamnya. Dengan kalimat "membuat air itu menjadi tawar" Yehezkiel memberi penekanan yang sangat penting tentang kuat kuasa air dari bait Allah, air yang mengalir dari kebaikan Allah. Demikian pula dengan kita, segala tindakan atau tutur kata kita sekiranya mampu berperan sebagai air yang tidak saja menyejukkan tetapi juga memberi dampak yang sangat besar bagi sesama dan situasi atau keadaan sekitar kita. Kita percaya bahwa segala tindakan kita yang bersumber dari Allah memiliki daya transformasi.
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus Yesus, sebelum kita berbagi aliran kebaikan kepada sesama hal pertama dan utama yang mesti kita perhatikan ialah kita merupakan orang pertama yang mesti terbuka terhadap aliran kasih Tuhan. Bagaimana mungkin kita berbagi kebaikan kepada sesama sementara diri kita belum mengalami kasih Tuhan secara penuh. Umpama segelas air, pertama-tama kita mesti membuat diri kita penuh, dan dari kepenuhan itulah kita akan membaginya dengan sesama, "bagai air yang membual dari Bait Allah". Untuk itu sebagai bait Allah kita mesti kembali kepada sumber utama, yakni Allah.
Akhirnya, saya hendak mengajak kita sekalian untuk kembali kepada sentral kita yaitu Yesus Kristus. Dalam bacaan Injil kita telah menyimak bagaimana Yesus yang menyucikan bait Allah dari segala praktik pencemaran seperti berdagang dan tukar-menukar uang. Awalnya orang Yahudi tidak merasa itu merupakan suatu ketimpangan. Waktu demi waktu berlalu persoalan itu justru menjadi kebiasaan. Mereka tak lagi mengganggap itu salah. Kita pun seringkali bertindak demikian. Ada begitu banyak kebiasaan buruk yang kita pertahankan karena berawal dari pembiasaan yang salah, contohnya berkata kotor. Kita mencemarkan diri kita dengan kebiasaan atau kesalahan-kesalahan kecil. Namun hari ini kita perlu kembali kepada Yesus. Kita harus belajar sikap tegas dari Yesus agar berani menentang praktik yang salah dalam hidup kita. Selain itu kita juga memohon kekuatan Tuhan agar kita mampu berkomitmen terhadap hidup yang baik. Sebab semua itu bersumber dari Allah dan kembali kepada Allah.

Kegiatan Terbaru

...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yohan...

25 October 2023
...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yohanes 15:5)

Bagaimana menyelaraskan nilai-nilai iman sejati dengan kecanggihan art...

PERAN SABDA DALAM GEREJA MISIONER

19 October 2022
PERAN SABDA DALAM GEREJA MISIONER

Pada hari Sabtu, 15 Oktober 2022 yang lalu, Komunitas Verbum Domini (K...

BILBE ZOOM IV PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA KARDINAL SUHARYO

18 October 2022
BILBE ZOOM IV PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA KARDINAL SUHARYO

Bible Zoom-Youtube Live-Streaming diadakan lagi oleh Tim Pengurus Pusa...

BILBE ZOOM III PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA MGR. DR. SILVESTE...

16 October 2022
BILBE ZOOM III PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA MGR. DR. SILVESTER SAN

Tim Pengurus Pusat Spiritualitas (Puspita) Sumur Yakub SVD-SSpS Indone...

BILBE ZOOM II PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA P. LUKAS JUA, SVD

14 October 2022
BILBE ZOOM II PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA P. LUKAS JUA, SVD

Tim Pengurus Pusat Spiritualitas (Puspita) Sumur Yakub SVD-SSpS Indone...

Tentang Kami

Nama yang dipilih untuk sentrum ini adalah “Pusat Spiritualitas Sumur Yakub” yang mempunyai misi khusus yaitu untuk melayani, bukan hanya anggota tarekat-tarekat yang didirikan Santu Arnoldus Janssen saja tetapi untuk semua... selebihnya

Berita Terbaru

©2025 Sumur Yakub - Pusat Spiritualitas. All Rights Reserved.

Search