Saya mengajak bapa, ibu, saudara/saudari umat beriman untuk memfokuskan diri pada apa kata ahli Taurat itu kepada Yesus: “Tepat sekali, Guru, benar kataMu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan”. Markus 12:32-33.
Ahli Taurat ini telah mendapat jawaban yang benar atas pertanyaannya. Kita tahu, dia mengajukan pertanyaan kepada Yesus setelah Yesus ditantang oleh beberapa orang Saduki yang tidak menerima ajaran Yesus tentang kebangkitan orang mati. Orang-orang Saduki berusaha mencobai Yesus. Sementara ahli Taurat ini sendiri belum mengajukan pertanyaan. Ia mendengar dengan cermat kepada jawaban Yesus atas pertanyaan orang Saduki dan ahli Taurat yang lain. Dia menemukan jawaban Yesus itu benar.
Kemudian ahli Taurat itu mengajukan pertanyaannya sendiri. Namun dia tidak mengajukan pertanyaannya dalam rangka mencobai Yesus tetapi dia nampak tulus bertanya sebab ia ingin mendengar jawaban Yesus. Karena itu dia pun bertanya kepada Yesus: “Hukum manakah yang paling utama?”Terhadap jawaban ini, Yesus memberikan ringkasan tentang seluruh hukum Allah. Hukum yang terutama ialah : Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama daripada kedua hukum ini”.
Kita semua harus coba meniru ahli Taurat ini. Situasinya sangat beresiko bagi ahli Taurat itu untuk menunjukkan dukungan kepada Yesus. Sementara banyak ahli Taurat lain bermusuhan dengan Yesus. Karena itu, mengungkapkan persetujuannya secara terbuka terhadap apa yang Yesus ajarkan, membawa si ahli Taurat kepada resiko akan dikirik. Tetapi nampaknya dia tidak peduli tentang itu. Dia adalah pencari kebenaran sejati, dan Yesus mengakhiri percakapannya dengan pernyataan yang tak diduganya: Engkau tidak jauh dari kerajaan Allah.
Dalam dunia sekular saat ini, ada banyak kebenaran Allah yang secara terbuka dipertanyakan dan ditantang. Persetujuan tentang kebenaran moral sering menjadi bahan perdebatan. Sebagai akibatnya, kita semua mengalami permusuhan dari dunia hanya karena ingin menjadi pencari kebenaran sejati. Banyak orang menemukan bahwa ketika mereka mempertahankan dan mencari kebenaran moral, mereka menjadi target dari dunia sekular.
Apakah anda seorang pencari kebenaran sejati? Apakah anda mengakui kebenaran Allah ketika anda mendengarnya lewat membaca dan merenungkan kitab Suci? Jika ya, apakah anda mempunyai keberanian untuk mempertahankan kebenaran itu selaras dengan kehendak Allah di depan orang lain? Banyak orang katolik merasa malu untuk menunjukkan identitasnya di depan banyak orang, malu menunjukkan kebenaran di depan orang karena takut dikritik, takut dijauhkan, takut dianggap berlagak saleh.
Saat ini gereja Katolik mengembangkan Evangelisasi baru, yang berbeda dari kegiatan menyebarkan agama. Menyebarkan agama adalah satu kegiatan yang menyebarkan kebenaran Allah secara militan. Dia bersifat argumentatif dan kurang menghargai kebebasan dan martabat dari yang lain. Sebaliknya, Evangelisasi baru adalah satu praktek yang esensial di mana setiap orang Katolik harus terlibat. Pusat dari Evangelisasi adalah kejujuran dan kerendahan hati mencarikebenaran dalam segala situasi. Seorang yang melakukan evangelisasi tidak menyerang yang lain. Mereka tidak mengkritik dan menghukum. Sebaliknya mereka mencari pengertian tentang seluruh kebenaran dan secara terbuka mensharingkan kebenaran itu bersama mereka yang terbuka kepada kebenaran itu.
Dalam hal ini ahli Taurat dalam injil hari ini telah melakukannya. Dia mendengarkan, mengerti, mengamini dan secara bebas mensharingkan imannya kepada apa yang Yesus katakan. Mereka yang mendengarkan dia, secara khusus ahli Taurat yang lain, mungkin tidak setuju dengan konklusinya. Mereka mungkin mengkritik dia di antara mereka. Tetapi kesaksiannya mungkin membuka pikiran mereka dan hati mereka yang lain yang mendengarkan. Orang lain mungkin merasakan keterbukaannya, pengertiannya, reaksi kegembiraanya dan membiarkan percakapan bersama Yesus mempengaruhi mereka demi kebaikan. Jadi lewat secara terbuka mencari kebenaran, ahli Taurat telah melakukan evangelisasi terhadap yang lain dan Yesus memujinya karena perbuatannya.
Mari kita meniru dia, si ahli Taurat, pencari kebenaran Allah yang sejati. Lewat cara yang terbuka, kita mencari kebenaransejati dan kita melakukan evangelisasi terhadap yang lain. Setiap yang melakukannya akan diberikan janji yang sama oleh Yesus: Engkau tidak jauh dari kerajaan Allah.