Manusia terbiasa melihat apa yang tampak, segala yang berhubungan dengan fisik. Sementara Tuhan mampu melihat yang tidak tampak oleh mata manusia. Kita mungkin melihat seseorang memberikan persembahan/sumbangan besar kepada gereja, yayasan ataupun kegiatan kemanusiaan lainnya, tetapi sebatas itu sajalah kita dapat menilai orang tersebut. Mata kita tidak dapat menembus, melihat hati orang tersebut. Apakah di dalam hati masih ada sesuatu yang mengganjal mengenai seseorang yang belum dibereskan? Tuhan meminta sebelum persembahan diberikan, Dia ingin kita membereskan hati kita. BagiNya dasar persembahan adalah hati kita. Persembahan hati.
Hati adalah sesuatu yang tidak tampak, namun bisa kita rasakan dan mengerti secara jelas. Perasaan-perasaan yang muncul di dalam hati, positif atau negatif, bisa kita ketahui, bahkan seringkali menjadi penentu sikap dan perbuatan kita. Hati tidak pernah berbohong. Meskipun di mulut kita berkata tidak ada apa-apa, namun bila kita membenci/menyukai seseorang maka suasana hati kita tidak akan bisa berbohong. Tuhan sepertinya telah membuat hati ini sebagai alat ukur diri kita. Dan Tuhan ingin kita selalu menjaga hati kita tetap murni, bersih dan damai.
Dalam pesanNya mengenai persembahan, Tuhan meminta kita pergi berdamai dahulu, membersihkan hati dulu. Percuma saja bila kita berusaha menyembunyikan apa yang ada dalam hati kita, karena di hadapan Tuhan tidak ada yang tersembunyi, Tuhan tahu segalaNya. Karena itu akan menjadi sia-sia saja persembahan materi, tenaga, waktu dan pikiran kita pada Tuhan bila kita datang dengan hati yang belum bersih. Yang terutama dari semuanya adalah persembahan hati, barulah persembahan-persembahan lain akan berarti dan diterima Tuhan.
Jika demikian, rasanya menjadi begitu sulit bagi seseorang untuk bisa mempersembahkan persembahan. Sebenarnya tidak juga, asalkan kita mau mengikuti ajaran dan perintah Tuhan Yesus sendiri, yaitu: mengampuni dan mengasihi. Tuhan Yesus telah menebus dosa-dosa kita dan rela menderita sengsara dan mati di kayu salib karena kasihNya yang begitu besar pada kita semua. Teladan itulah yang seharusnya menjadi dasar bagi kita manusia untuk bisa selalu mau mengampuni dan mengasihi sesama kita, siapapun itu. Dan hal ini juga tertulis jelas dalam Alkitab. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. (Mat 5: 44)
Untuk memiliki hati yang bersih, kita harus rela mengampuni, juga meminta ampun tanpa rasa malu mengakui kesalahan-kesalahan kita. Bila segala ganjalan dan masalah telah hilang, kita akan memiliki hati yang bebas dari segala yang negatif, sehingga kita bisa mempersembahkan hati kita tersebut kepada Tuhan. Tuhan akan berkenan menerimanya. Usaha untuk membersihkan hati ini harus terus kita lakukan. Tuhan Yesus meminta kita terus berusaha. Dengan menyadari penuh bahwa dalam kedagingan kita sebagai manusia, kita memiliki kelemahan dan sering tak luput dari godaan dan cobaan, karena itu kita menerima bahwa diri kita dan orang lain tidak sempurna. Namun, itu bukan alasan untuk kita membiarkan diri kita tenggelam dalam kondisi ketidaksempurnaan. Setiap jalan panggilan ada suka dan duka. Semua jalan yang kita tempuh harus tetap kita jalani sebagai manusia yang utuh, belum setengah malaikat. Namun kita sama-sama harus terus berupaya berjuang mencapai kesempurnaan Bapa di surga dalam jalan panggilan kita masing-masing. "Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna." (Mat 5: 48)
Doa :
Syukur dan puji kami panjatkan ke hadiratMu ya Tuhan, karena telah Engkau perkenankan kami mengikutiMu. Tuhan Yesus, seperti apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami semua mengenai kasih, baik melalui firmanMu dan juga melalui perbuatanMu yang telah rela mati di kayu salib, mampukanlah kami untuk memiliki kasih sepertiMu. Berilah kami rahmat agar dapat mengampuni sesama, sehingga kami dapat memiliki hati yang bersih yang bisa kami persembahkan kepadaMu. Berkatilah juga kami semua dalam menjalani panggilanMu, sehingga kami memiliki semangat juang untuk mencapai kesempurnaan Bapa di surga dalam jalan panggilan kami masing-masing. Amin.
Salam kasih,
-Angel- (Ketua KBKK – Kelompok Bakti Kasih Kemanusiaan Jakarta)