Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, damai bagimu sekalian!
Di kala banyak orang masih mencari-cari tumpuan harapan khususnya di saat dilanda tantangan dan kesulitan yang mencemaskan, Yesus melalui Injil hari ini meneguhkan kita akan Allah sebagai penjamin hidup kita. Permintaan Yesus hingga tiga kali ini membuat kita yakin bahwa Allah kita adalah seorang Bapa yang menaruh perhatian kepada anak-anakNya serta kebutuhan mereka. Yesus meminta kita berulang-ulang agar “janganlah kuatir” karena Allah sanggup menolong kita asal kita percaya dan terbuka pada penyelenggaraan Ilahi-Nya. Di sini problem manusia karena tak sedikit orang yang mengharapkan pertolongan Tuhan namun masih lemah dalam iman dan kurang berserah sungguh kepada penyelenggaraan Tuhan.
Dan Yesus memberi kita solusi untuk tidak kuatir. Pertama, Yesus mengajak kita untuk belajar sikap pasrah total makluk hidup lain yang membiarkan diri diatur oleh Tuhan. Jika Tuhan merawati mereka, tentu Tuhan akan lakukan hal yang sama juga bagi kita. Namun ketika manusia kehilangan keyakinan ini maka dia merasa dia yang perlu berjuang habis-habisan untuk memenuhi hidupnya. Hal itu benar tetapi bukan berarti mengesampingkan peran Tuhan atau bahkan menganggap Tuhan tidak punya peran dalam hidup. Semakin orang hidup dalam situasi demikian, kecemasan akan makin menghantaunya karena sehebat apappun dia dalam upaya menjamin hidupnya, kemampuannya toh terbatas. Ada hal-hal tertentu yang tak bisa dia gapai sendiri bahkan oleh sesama manusia yang lain. Di sini manusia butuh pertolongan Sang Mahakuasa. Menyangkal hal ini sama dengan menyangkal identitas dirinya sebagai makluk ciptaan Tuhan yang terbatas kemampuannya.
Solusi yang kedua adalah “mencari” dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya serta menghayatinya nilai-nilai kebenaran itu dalam hidupnya termasuk di saat sulit. Kelemahan manusiawi kita kadang membuat iman kita goyah, terlebih saat kita harus mengalami tantangan-tantangan berat dalam hidup, saat kita merasa Tuhan tidak ada di pihak kita, saat kita diliputi kemalangan atau sakit berat, saat kita berpikir tentang masa depan. Ajakan Yesus untuk mencari Kerajaan Allah dalam keseharian kita dengan cara hidup dalam tuntunan nilai-nilai kebenaran dan kemurahan hati untuk berbagi dengan sesama yang membutuhkan akan menjadi berkat bagi diri kita sendiri. Tuhan tidak akan melupakan kita, Dia akan memenuhi kebutuhan kita. Kasih setianya akan menyertai hidup kita.
Paus Fransiskus dalam wejangannya saat Angelus 26 februari 2017 mengatakan: “Allah bukanlah sosok yang jauh dan tak dikenal: Dialah tempat perlindungan kita, sumber ketenangan dan kedamaian kita. Dialah batu karang keselamatan kita, yang padanya kita bias melekat dalam kepastian tidak jatuh, barangsiapa yang melekat pada Allah tidak pernah jatuh! Dialah pertahanan kita dari kejahatan yang selalu mengintai. Allah bagi kita adalah sahabat, sekutu. Bapa kita yag agung, tetapi kita tidak selalu menyadarinya, kita tidak menyadari bahwa kita memiliki seoarng sahabat, seorang sekutu, seorang Bapa yang mengasihi kita, dan kita lebih suka bersandar pada benda-benda dekat yang dapat kita sentuh, pada benda-benda yang kebetulan ada, melupakan dan kadang kala menolak yang terutama yaitu, kasih kebapaan Allah”.
Marilah kita terus menerus berkanjang pada Tuhan, menaruh suka duka kita dalam Kerahiman Ilahi seperti kata Pemazmur: “serahkanlah kuatirmu kepada Tuhan, maka Ia akan memelihara engkau!” (Mzm 55:23). Allah yang adalah setia tidak akan pernah meninggalkan kita.
Doa :
Allah Pengasih, kami serahkan hidup kami hari ini. Sertailah kami selalu agar kiranya kami senantiasa percaya bahwa Engkau tidak pernah meninggalkan kami. Bantulah kami untuk peka akan kehadiranMu, untuk selalu setia mencari serta mewujudkan Kerajaan Allah di muka bumi ini.
Oleh Sr. Maria Fransiska Manek, SFSC (berkarya di Teano Provinsi Caserta-Italia Selatan)