Renungan

Sunday, 08 November 2020 17:43

Perlunya sikap ‘S3’: Siap Sedia Selalu

Written by Yeremias Jena
Perlunya sikap ‘S3’: Siap Sedia Selalu dok. Sumur Yakub

Bapa, ibu, saudari dan saudara umat beriman yang dikasihi Tuhan

Selamat berhari Minggu untuk kita semua, semoga Minggu Biasa XXXII ini mendatangkan berkat bagi kita semua. Kita diajak melalui renungan ini menimba beberapa pesan biblis dari teks-teks Sabda Tuhan yang diperdengarkan kepada kita hari ini. Saya mengajak kita memfokuskan perhatian kita pesan Injil hari ini karena memiliki hubungan erat dengan permenungan kita di minggu kemarin tentang harapan kita mau menggapai hidup kekal.

Bacaan Injil hari ini tentang gadis-gadis yang bijak dan yang bodoh rasanya tepat sekali menjadi 'alarm' bagi kita dalam perjuangan kita menggapai tujuan tersebut. Penginjil Matius menempatkan perumpamaan ini sebelum teks tentang penghakiman terakhir. Tidak mudah memahami secara tuntas perumpamaan ini, tetapi pesan yang dapat kita ambil untuk hidup kita cukuplah jelas. Matius menggambarkan kita orang Kristen sebagai “gadis-gadis” yang sedang menantikan “mempelai”, yakni Yesus sendiri. Karena kedatangan mempelai tidak dalam waktu yang sudah pasti, para gadis, yakni kita harus hidup dalam spiritualitas berjaga-jaga. “…berjaga-jagalah karena kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya” (Mat. 25:13).

Berjaga-jaga atau kewaspadaan menggambarkan keadaan seseorang yang mampu mengaktifkan kesadarannya, menjaga dirinya dalam keadaan sensorik yang tinggi, terutama ketika sedang menghadapi bahaya atau keadaan darurat. Sikap semacam ini dibutuhkan agar dirinya dapat memahami dan bertindak secara cepat pula. Dan itu melibatkan tidak hanya faktor psikologis, tetapi juga fisiologis, misalnya berlari menghindar, mendekati, melawan, menangkis, dan sebagainya.

Perumpamaan sepuluh gadis bijaksana dan sepuluh gadis bodoh dikontekskan dalam sebuah pesta perkawinan. Karena yang ditunggu adalah Yesus sebagai sang mempelai, maka perkawinan yang dimaksud dalam perumpamaan ini adalah perkawinan surgawi yang sifatnya kekal. Perkawinan itu mendapatkan kepenuhannya pada hari terakhir, saat di mana setiap kita harus menyongsong kematian kita masing-masing. Kewaspadaan dan kesetiaan menunggu menjadi kondisi bagi kita untuk ikut masuk ke dalam pesta perkawinan itu atau tidak.

Sepuluh gadis dalam perumpamaan itu mewakili semua orang Kristen. Saat menerima Sakramen Permandian, orang Kristen memulai perjalanan ke surga. Meskipun baru permulaan, setiap orang Kristen mendapat undangan ke pernikahan surgawi. Undangan ini membuat orang Kristen mempersiapkan dirinya dengan baik, dengan hidup menurut hukum Allah. Orang Kristen dituntut untuk setia sampai suara itu benar-benar dia dengar: mempelai datang, songsonglah Dia. Suara, panggilan atau undangan ini adalah momentum kekal, yakni saat kematian yang datang menghampiri setiap kita. Sebagai orang yang telah dibaptis, setiap kita diundang ke pernikahan surgawi. Kita dianugerahi sarana yang diperlukan untuk bersiap-siap. Tetapi, seperti pengiring pengantin yang bodoh, banyak yang akan gagal menggunakan cara-cara ini. Sayangnya, sebagian dari kita baru akan menyadari kebodohannya ketika sudah terlambat. Menyedihkan, memang!

Karena dosa dan kesalahan yang telah kita lakukan, Kristus yang adalah Tuhan rela menderita dan wafat di kayu salib. Tuhan juga menawarkan segala bantuan dan sarana yang dibutuhkan agar kita bisa mencapai surga. Tetapi sama seperti sepuluh gadis yang bodoh, kita kehilangan kesempatan emas untuk masuk dan menikmati pernikahan surgawi. Dan itu semua karena kebodohan, kelalaian, dan ketidakwaspadaan kita sendiri.

Perumpamaan sepuluh gadis bijaksana dan sepuluh gadis bodoh dalam bacaan Injil yang kita dengar hari ini mengajarkan kepada kita untuk setia berbuat baik. Mereka yang gemar berbuat baik akan membiarkan lampunya tetap menyalah dan tidak pernah khawatir lampu itu akan padam persis karena dia memiliki persediaan minyak yang cukup. Memilih untuk berbuat baik tetapi bersifat musiman, kepura-puraan, demi nama baik dan keuntungan diri, tidak akan bertahan. Lampu kebaikan semacam itu akan segera padam dan musnah.

Injil ini mengajak sekaligus menantang kita untuk membuat pilihan: apakah menjadi seperti gadis yang bijaksana atau gadis yang bodoh. Semua sarana untuk menjadi gadis yang bijaksana telah ada di tangan kita berkat kuasa pembaptisan. Hal ini mengajak kita juga merenungkan hidup semangat hidup dan sikap kita yang menghalangi kita mendapatkan kebahagiaan bersama mempelai karena kelemahan dan kelalaian, juga karena kebebasan dan kerasnya hati, kita bisa memilih menjadi seperti gadis-gadis yang bodoh. Sebab kita menunduk dan melihat ke dalam diri dan hidup kita:

  • Apa saja sikap dan semangat hidupku yang sudah menunjukkan S3 (Siap Sedia Selalu) saya dalam hidup saya.
  • apasaja hal-hal kurang bijak yang masih perlu saya perbaiki sehingga saya pun bisa turut menyambut Tuhan, sumber sukacita sejati yang datang menemuiku.

Mari kita berdoa kepada Tuhan Yesus, semoga kita diberi kekuatan dan kehendak yang teguh untuk setia dalam melakukan kebaikan. Kesetiaan menghidupi janji baptis kita adalah semangat berjaga-jaga itu sendiri (S3) dalam artinya yang sesungguhnya.

Tuhan memberkati kita semua. Amin

Oleh Yeremias Jena (berkarya di Unika Atma Jaya Jakarta)

Kegiatan Terbaru

...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yohan...

25 October 2023
...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yohanes 15:5)

Bagaimana menyelaraskan nilai-nilai iman sejati dengan kecanggihan art...

PERAN SABDA DALAM GEREJA MISIONER

19 October 2022
PERAN SABDA DALAM GEREJA MISIONER

Pada hari Sabtu, 15 Oktober 2022 yang lalu, Komunitas Verbum Domini (K...

BILBE ZOOM IV PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA KARDINAL SUHARYO

18 October 2022
BILBE ZOOM IV PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA KARDINAL SUHARYO

Bible Zoom-Youtube Live-Streaming diadakan lagi oleh Tim Pengurus Pusa...

BILBE ZOOM III PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA MGR. DR. SILVESTE...

16 October 2022
BILBE ZOOM III PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA MGR. DR. SILVESTER SAN

Tim Pengurus Pusat Spiritualitas (Puspita) Sumur Yakub SVD-SSpS Indone...

BILBE ZOOM II PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA P. LUKAS JUA, SVD

14 October 2022
BILBE ZOOM II PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA P. LUKAS JUA, SVD

Tim Pengurus Pusat Spiritualitas (Puspita) Sumur Yakub SVD-SSpS Indone...

Tentang Kami

Nama yang dipilih untuk sentrum ini adalah “Pusat Spiritualitas Sumur Yakub” yang mempunyai misi khusus yaitu untuk melayani, bukan hanya anggota tarekat-tarekat yang didirikan Santu Arnoldus Janssen saja tetapi untuk semua... selebihnya

Berita Terbaru

©2024 Sumur Yakub - Pusat Spiritualitas. All Rights Reserved.

Search