Kis 2:1-11, Gal 5: 16-25; Yohanes 15: 26-27; 16:12-15,
Saudara-Saudari yang terkasih dalam Kristus,
Pentekosta digolongkan ke dalam Hari Raya karena merupakan satu momen penting dalam kehidupan kita sebagai Pengikut Kristus. Intipati Hari Raya Pentakosta yakni “… memperingati peristiwa turunnya Roh Kudus ke atas rasul-rasul” (Lihat Buku Cerita Kudus, hal. 161). Selanjutnya, melalui sakramen-sakramen, kita semua juga menerima Roh Kudus yang sama, yang menggerakkan akal budi, kehendak bebas dan hati nurani kita untuk menjadi Saksi Kristus di tengah dunia ini.
Mari kita merenungkan poi-poin pokok berikut, seturut tema renungan ini:
Pertama, berupa Prolog yang dikutip dari Buku Cerita Kudus
“Sesudah Yesus naik ke surga para rasul kembali ke Yersualem dan berkumpul di dalam ruangan tempat Perjamuan Malam Terakhir. Di sana mereka itu berdoa dengan tekun. Juga Maria, Bunda Tuhan, serta banyak murid-murid lainnya. Sebagai pengganti Yudas mereka memilih Matias sehingga jumlah rasul genap dua belas orang lagi” (hlm. 160).
Kita sudah memahami intipati Hari Raya Pentaksota yakni: pertama, turunnya Roh Kudus ke atas Para Rasul. Kedua, Lahirnya Gereja. Ketiga, hari raya Pentakosta sebagai Mahkota Paska. Dengan turunnya Roh Kudus ke atas Para Rasul, mereka dimampukan untuk bersaksi tentang Kristus yang bangkit. Mereka mulai berani dan tidak takut lagi terhadap orang Yahudi yang mengejar mereka.
Dengan turunnya Roh Kudus ke atas para rasul maka para rasul semakin kokoh membentuk persekutuan umat beriman perdana (lihat Kis 2:41-47). Itulah cikal bakal Gereja. Makanya ditegaskan bahwa pada saat merayakan Pentakosta, kita juga merayakan hari kelahiran Gereja. Lalu, Pentakosta merupakan Mahkota Paska. Mengapa? Karena Pentakosta mengakhiri masa Paska. Setelah Pentakosta, kita memasuki masa biasa lagi dalam liturgi gereja.
Kedua, Kebenaran Sabda Allah dan Fungsi Praktis
Sabda Allah itu benar dalam diri-Nya sendiri (in se) dan untuk pihak lain di luar diri-Nya (per se). Sabda Allah itu adalah pedoman hidup kaum beriman. Sabda itulah yang mengarahkan kita menuju Surga. Kalau kita mengecek Fungsi Sabda Allah dalam hidup kita, khususnya Surat kedua Rasul Paulus kepada Timotius, maka kita menemukan beberapa hal berikut:
- Mengajar (supaya kita sekalian bisa membuat distingsi antara hal yang baik dan yang jahat).
- Menyatakan kesalahan (kita dikritik atau dikoreksi supaya sebisa mungkin menghindari kesalahan dan dosa yang sama).
- Memperbaiki kelakuan (agar bertumbuhnya karakter ilahi dalam diri setiap orang).
- Mendidik orang dalam kebenaran (supaya setiap orang dapat memilih dan melakukan hal yang benar), (Bdk. 2 Tim 3:16).
Dalam konteks kita sebagai saksi dan pewarta Sabda Allah di Era Digital, kita hendaknya memahami secara proporsional tiga hal berikut:
- Sabda yang dimaksudkan di sini ialah pribadi Sang Sabda itu sendiri dan perkataan-perkataan-Nya, sebagaimana tersirat dalam Mazmur 147:15: Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi; dengan segera firman-Nya berlari
- Saksi yang dimaksud di sini mengacu pada komitmen kita untuk misi Sang Sabda yang tampak melalui kesaksian hidup misioner-religius kita.
- Era Digital yang dimaksudkan di sini yakni generasi digital dan teknologi digital. Artinya kita perlu berupaya menghadirkan karya pewartaan dan kesaksian kita tentang kebenaran dan kebaikan Sabda Allah dalam konteks era digital sekarang sehingga lebih mudah diterima dan dijadikan kompas penuntun langkah hidup manusia era digital ini. Hendaknya, geneasi digital memanfaatkan teknologi dirigtal secara tepat guna, berhasil guna dan penuh tanggungjawab.
Ketiga, Karunia-Karunia Roh Kudus bagi kita
Kita sekalian bisa melaksanakan pesan Sabda Allah dan menghayatinya, jika kita mampu menginternalisasi karunia-karunia Roh Kudus dalam kehidupan kita. Karunia-karunia Roh Kudus itu adalah:
- Pertama, Takut akan Tuhan (Fear of The Lord), “…dengan membenci dosa dan berusaha menjauhinya”.
- Kedua, Keperkasaan (Fortitude). “…Karunia Keperkasaan dari Roh Kudus adalah keberanian untuk mencapai misi yang diberikan oleh Tuhan…”.
- Ketiga, Kesalehan (Piety). “…Karunia kesalehan adalah Karunia Roh Kudus yang membentuk hubungan seorang dengan bapanya; dan pada saat yang bersamaan, membentuk hubungan persaudaraan yang baik dengan sesama…”.
- Keempat, Nasihat (Counsel). “…Karunia adikodrati ini adalah karunia yang memberikan petunjuk jalan mana yang harus ditempuh untuk memberikan kemuliaan yang lebih besar bagi nama Tuhan…”.
- Kelima, Pengetahuan/Pengenalan (Knowledge). “Karunia pengenalan memberikan kemampuan kepada seseorang untuk menilai ciptaan dengan semestinya dan melihat kaitannya dengan Sang Pencipta…”.
- Keenam, Pengertian (Understanding). “Karunia pengertian adalah karunia yang memungkinkan seseorang untuk mengerti kedalaman misteriiman…”.
- Ketujuh, Kebijaksanaan (Wisdom). “Karunia kebijaksanaan adalah karunia yang memungkinkan manusia untuk mengalami pengetahuan akan Tuhan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan. Karunia kebijaksanaan ini berhubungan erat dengan kasih…”.
Keempat, Buah-buah Roh Kudus (Galatia 5: 22-23a)
Upaya kita menumbuhkembangkan karunia-karunia Roh Kudus tersebut dalam hidup kita akan menghasilkan buah berlimpah dalam hidup kita. Dengan kata lain, buah-buah Roh itu sesungguhnya merupakan output/hasil langsung yang diterima oleh setiap orang yang memiliki karunia Roh Kudus. Mari kita renungkan dan hayati buah-buah Roh: Kasih, Sukacita, Damai sejahtera, Kesabaran, Kemurahan, Kebaikan, Kesetiaan, Sikap lemah lembut dan Penguasaan diri.
Maka mari kita terus memberikan ruang bagi karya Roh Kudus dalam diri dan hidup kita. Dengannya, karunia-karunia Roh Kudus menyemangati dan memampukan kita menjadi saksi-saksi kebenaran dan kebaikan Sabda Allah sehingga berbuah limpah bagi banyak orang. Dengan demikian Hati Yesus yang penuh cinta dan semoga Hati Yesus bertumbuh dalam hati banyak orang. Kiranya lagu Roh Kudus yang sering kita nyanyikan, menjadi inspirasi hidup dan karya kita dari waktu ke waktu:
Roh Kudus, Tamu hatiku, Cinta Allah yang abadi. Nyalakan dalam batinku, Api cinta yang ilahi. Sudilah Kauperbarui Hati seluruh umatMu, Agar berubah kiranya, Wajah bumi kami ini. Beri kami nasihatMu, Agar hidup rukun damai, Berani menjadi saksi, Kebenaran serta cinta.
Selamat merayakan Hari Raya Pentekosta. Tuhan memberkati kita semua. Amin