Renungan

Sunday, 23 May 2021 22:26

MEMAKNAI PENTAKOSTA DAN MENJADI SAKSI SABDA ALLAH

Written by RP. Stef Dampur, SVD

Kis 2:1-11, Gal 5: 16-25; Yohanes 15: 26-27; 16:12-15,

 

Saudara-Saudari yang terkasih dalam Kristus,

Pentekosta digolongkan ke dalam Hari Raya karena merupakan satu momen penting dalam kehidupan kita sebagai Pengikut Kristus. Intipati Hari Raya Pentakosta yakni “… memperingati peristiwa turunnya Roh Kudus ke atas rasul-rasul” (Lihat Buku Cerita Kudus, hal. 161). Selanjutnya, melalui sakramen-sakramen, kita semua juga menerima Roh Kudus yang sama, yang menggerakkan akal budi, kehendak bebas dan hati nurani kita untuk menjadi Saksi Kristus di tengah dunia ini. 

Mari kita merenungkan poi-poin pokok berikut, seturut tema renungan ini:

Pertama, berupa Prolog yang dikutip dari Buku Cerita Kudus

“Sesudah Yesus naik ke surga para rasul kembali ke Yersualem dan berkumpul di dalam ruangan tempat Perjamuan Malam Terakhir. Di sana mereka itu berdoa dengan tekun. Juga Maria, Bunda Tuhan, serta banyak murid-murid lainnya. Sebagai pengganti Yudas mereka memilih Matias sehingga jumlah rasul genap dua belas orang lagi” (hlm. 160).

Kita sudah memahami intipati Hari Raya Pentaksota yakni: pertama, turunnya Roh Kudus ke atas Para Rasul. Kedua, Lahirnya Gereja. Ketiga, hari raya Pentakosta sebagai Mahkota Paska. Dengan turunnya Roh Kudus ke atas Para Rasul, mereka dimampukan untuk bersaksi tentang Kristus yang bangkit. Mereka mulai berani dan tidak takut lagi terhadap orang Yahudi yang mengejar mereka.

Dengan turunnya Roh Kudus ke atas para rasul maka para rasul semakin kokoh membentuk persekutuan umat beriman perdana (lihat Kis 2:41-47). Itulah cikal bakal Gereja. Makanya ditegaskan bahwa pada saat merayakan Pentakosta, kita juga merayakan hari kelahiran Gereja. Lalu, Pentakosta merupakan Mahkota Paska. Mengapa? Karena Pentakosta mengakhiri masa Paska. Setelah Pentakosta, kita memasuki masa biasa lagi dalam liturgi gereja.

Kedua, Kebenaran Sabda Allah dan Fungsi Praktis

Sabda Allah itu benar dalam  diri-Nya sendiri (in se) dan untuk pihak lain di luar diri-Nya (per se). Sabda Allah itu adalah pedoman hidup kaum beriman. Sabda itulah yang mengarahkan kita menuju Surga.   Kalau kita mengecek Fungsi Sabda Allah dalam hidup kita, khususnya Surat kedua Rasul Paulus kepada Timotius, maka kita menemukan beberapa hal berikut:

  • Mengajar (supaya kita sekalian bisa membuat distingsi antara hal yang baik dan yang jahat).
  • Menyatakan kesalahan (kita dikritik atau dikoreksi supaya sebisa mungkin menghindari kesalahan dan dosa yang sama).
  • Memperbaiki kelakuan (agar bertumbuhnya karakter ilahi dalam diri setiap orang).
  • Mendidik orang dalam kebenaran (supaya setiap orang dapat memilih dan melakukan hal yang benar), (Bdk. 2 Tim 3:16).

Dalam konteks kita sebagai saksi dan pewarta Sabda Allah di Era Digital, kita hendaknya memahami secara proporsional tiga hal berikut:

  • Sabda yang dimaksudkan di sini ialah pribadi Sang Sabda itu sendiri dan perkataan-perkataan-Nya, sebagaimana tersirat dalam Mazmur 147:15: Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi; dengan segera firman-Nya berlari
  • Saksi yang dimaksud di sini mengacu pada komitmen kita untuk misi Sang Sabda yang tampak melalui kesaksian hidup misioner-religius kita.
  • Era Digital yang dimaksudkan di sini yakni generasi digital dan teknologi digital. Artinya kita perlu berupaya menghadirkan karya pewartaan dan kesaksian kita tentang kebenaran dan kebaikan Sabda Allah dalam konteks era digital sekarang sehingga lebih mudah diterima dan dijadikan kompas penuntun langkah hidup manusia era digital ini. Hendaknya, geneasi digital memanfaatkan teknologi dirigtal secara tepat guna, berhasil guna dan penuh tanggungjawab.

Ketiga, Karunia-Karunia Roh Kudus bagi kita

Kita sekalian bisa melaksanakan pesan Sabda Allah dan menghayatinya, jika kita mampu menginternalisasi karunia-karunia Roh Kudus dalam kehidupan kita. Karunia-karunia Roh Kudus itu adalah:

  • Pertama, Takut akan Tuhan (Fear of The Lord), “…dengan membenci dosa dan berusaha menjauhinya”.
  • Kedua, Keperkasaan (Fortitude). “…Karunia Keperkasaan dari Roh Kudus adalah keberanian untuk mencapai misi yang diberikan oleh Tuhan…”.
  • Ketiga, Kesalehan (Piety). “…Karunia kesalehan adalah Karunia Roh Kudus yang membentuk hubungan seorang dengan bapanya; dan pada saat yang bersamaan, membentuk hubungan persaudaraan yang baik dengan sesama…”.
  • Keempat, Nasihat (Counsel). “…Karunia adikodrati ini adalah karunia yang memberikan petunjuk jalan mana yang harus ditempuh untuk memberikan kemuliaan yang lebih besar bagi nama Tuhan…”.
  • Kelima, Pengetahuan/Pengenalan (Knowledge). “Karunia pengenalan memberikan kemampuan kepada seseorang untuk menilai ciptaan dengan semestinya dan melihat kaitannya dengan Sang Pencipta…”.
  • Keenam, Pengertian (Understanding). “Karunia pengertian adalah karunia yang memungkinkan seseorang untuk mengerti kedalaman misteriiman…”.
  • Ketujuh, Kebijaksanaan (Wisdom). “Karunia kebijaksanaan adalah karunia yang memungkinkan manusia untuk mengalami pengetahuan akan Tuhan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan. Karunia kebijaksanaan ini berhubungan erat dengan kasih…”.

Keempat, Buah-buah Roh Kudus (Galatia 5: 22-23a)

Upaya kita menumbuhkembangkan karunia-karunia Roh Kudus tersebut dalam hidup kita akan menghasilkan buah berlimpah dalam hidup kita. Dengan kata lain, buah-buah Roh itu sesungguhnya merupakan output/hasil langsung yang diterima oleh setiap orang yang memiliki karunia Roh Kudus. Mari kita renungkan dan hayati buah-buah Roh: Kasih, Sukacita, Damai sejahtera, Kesabaran, Kemurahan, Kebaikan, Kesetiaan, Sikap lemah lembut dan Penguasaan diri.

Maka mari kita terus memberikan ruang bagi karya Roh Kudus dalam diri dan hidup kita. Dengannya, karunia-karunia Roh Kudus menyemangati dan memampukan kita menjadi saksi-saksi kebenaran dan kebaikan Sabda Allah sehingga berbuah limpah bagi banyak orang. Dengan demikian Hati Yesus yang penuh cinta dan semoga Hati Yesus bertumbuh dalam hati banyak orang. Kiranya lagu Roh Kudus yang sering kita nyanyikan, menjadi inspirasi hidup dan karya kita dari waktu ke waktu:

Roh Kudus, Tamu hatiku, Cinta Allah yang abadi. Nyalakan dalam batinku, Api cinta yang ilahi. Sudilah Kauperbarui Hati seluruh umatMu, Agar berubah kiranya, Wajah bumi kami ini. Beri kami nasihatMu, Agar hidup rukun damai, Berani menjadi saksi, Kebenaran serta cinta.

Selamat merayakan Hari Raya Pentekosta. Tuhan memberkati kita semua. Amin

Kegiatan Terbaru

...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yohan...

25 October 2023
...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yohanes 15:5)

Bagaimana menyelaraskan nilai-nilai iman sejati dengan kecanggihan art...

PERAN SABDA DALAM GEREJA MISIONER

19 October 2022
PERAN SABDA DALAM GEREJA MISIONER

Pada hari Sabtu, 15 Oktober 2022 yang lalu, Komunitas Verbum Domini (K...

BILBE ZOOM IV PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA KARDINAL SUHARYO

18 October 2022
BILBE ZOOM IV PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA KARDINAL SUHARYO

Bible Zoom-Youtube Live-Streaming diadakan lagi oleh Tim Pengurus Pusa...

BILBE ZOOM III PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA MGR. DR. SILVESTE...

16 October 2022
BILBE ZOOM III PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA MGR. DR. SILVESTER SAN

Tim Pengurus Pusat Spiritualitas (Puspita) Sumur Yakub SVD-SSpS Indone...

BILBE ZOOM II PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA P. LUKAS JUA, SVD

14 October 2022
BILBE ZOOM II PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA P. LUKAS JUA, SVD

Tim Pengurus Pusat Spiritualitas (Puspita) Sumur Yakub SVD-SSpS Indone...

Tentang Kami

Nama yang dipilih untuk sentrum ini adalah “Pusat Spiritualitas Sumur Yakub” yang mempunyai misi khusus yaitu untuk melayani, bukan hanya anggota tarekat-tarekat yang didirikan Santu Arnoldus Janssen saja tetapi untuk semua... selebihnya

Berita Terbaru

©2025 Sumur Yakub - Pusat Spiritualitas. All Rights Reserved.

Search