Renungan

Thursday, 05 November 2020 00:10

Akan Ada Suka Cita di Surga, Karena Satu Orang Berdosa Bertobat

Written by Domingos G. De Araujo
Akan Ada Suka Cita di Surga, Karena Satu Orang Berdosa Bertobat dok. Sumur Yakub

Saudara- saudari yang terkasih dalam Tuhan...
Bacaan-bacaan suci hari ini, menggambarkan kepada kita tentang kegelisahan Allah kepada umat manusia sekaligus seruan-Nya agar kita bertobat dan kembali ke jalan yang benar. Kegelisahan Allah akan hilangnya anak manusia dari jalan yang benar, diungkapkan Yesus dalam perumpamaan tentang seekor domba yang tersesat, yang mengajak si gembala harus meninggalkan yang 99 ekor, untuk mencari seekor yang hilang itu. Pada point ini dapat dikatakan bahwa Allahlah yang berinisiatif untuk mencari umat-Nya yang tersesat dan membawanya kembali ke jalan yang benar.
Ketika Allah membawanya ke jalan yang benar, maka segala kesesatan masa lalu ditinggalkan seutuhnya. Menurut kesaksian Rasul Paulus: Apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap merugukan karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi karena aku telah berkenalan dengan Kristus Yesus, Tuhanku, sebab hal itu lebih mulia dari segala-galanya.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan. Ketika membaca perikop Sabda Tuhan hari ini, saya teringat akan pengalaman saya di tahun 2012 lalu, ketika mencari kakak laki-laki yang sudah hilang kontak dari keluarga sejak tahun 1995 (17 tahun menghilang) di Kalimantan Tengah (Palangka Raya).
Sedikit berkisah: Di tahun 1995, kala Timor-Timur (Timor Leste sekarang) masih bergabung dalam pangkuan NKRI, ada program pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja, merekrut kaum muda di Timor-Timur untuk dipekerjakan di perusahaan-perusahaan di Kalimantan. Kala itu saya masih duduk di bangku SD kelas 3. Kakak pergi dan semenjak itu pula keluarga hilang komunikasi. Maklum saja, komunikasi tidak semudah seperti saat ini (belum zamannya hp, dll). Lalu di tahun 1999, timbul pergolakan di Tim-Tim, yang memisahkan dirinya dari NKRI. Keluarga kami dari Timor-Timur saat itu mengungsi ke Atambua (Malaka tepatnya). Saat di Atambua, terdengar kabar angin bahwa kakak sudah meninggal dunia. Maka keluarga juga berpasrah, dan uniknya setiap tanggal 02 November, keluarga mendoakan keselamatan arwahnya (karena berpikir sudah meninggal dunia).
Waktu terus berlalu, hingga di tahun 2013, saat saya sudah di tempat praktek pastoral sebagai frater TOP di salah satu paroki di Manggarai. Timbul dalam benak saya untuk mencari tahu keberadaan kakak saya ini (Hanya ingin tahu di mana ia dikuburkan). Saya coba bercerita ke pastor paroki, dan kami membawakan dalam intensi khusus saat Ekaristi Kudus. Seminggu kemudian, saya mencoba mencari tahu para pastor SVD yang bekerja di Palangka Raya. Menariknya saya menemukan salah satu nomor hp dari salah satu kakak tingkat yang sudah bekerja di sana sebagai pastor. Beliau mengatakan akan membantu mencari tahu lewat orang-orang Timor yang ada di sana dan akan mengumumkan di paroki-paroki. Seminggu kemudian dikabarkan bahwa kakak masih hidup, hanya saja beliau berdomilsili di salah satu wilayah pedalaman (di hulu). Sebulan kemudian saya mendapatkan nomor hp-ya dan kami berhasil membangun komunikasi. Rasa haru, sedih, ajaib, luar biasa yang saya rasakan saat itu. Karena pribadi yang dianggap sudah meninggal ternyata masih hidup. Sejak saat itu, saya memutuskan pulang libur praktek, akan ke kalimantan menemui mereka. Dan singkat kata, tepat di tgl 12-12-2012, saya bertemu mereka di pedalaman Kalimantan Tengah, tepatnya di Desa Tumbang Posso, Kab; Kurun. Saya merayakan Natal bersama mereka di sana. Kakak sudah menikah (istri orang Dayak), dan sudah mempunyai 3 anak laki-laki. Tanpa basa-basi, saya membantu mengurus segala dokumen untuk bisa kembali ke Timor Leste. Puji Tuhan, sejak agustus 2013, mereka menetap di Suai, Timor Leste. Suka cita besar bagi keluarga. Domba yang hilang ditemukan kembali.
Saudara- saudari yang dikasihi Tuhan.
Apa yang kemudian saya mau katakan di sini. Bahwa saya bangga menjadi orang Katolik. Ketika sudah mendapatkan kabar tentang kakak di pedalaman kalimantan, saya langsung mengabarkan kepada keluarga di Timor Leste, bahwa saya akan pergi menemui kakak di tempatnya. Ada rasa takut dari orang tua. Kata mereka: Hati-hati karena nanti anda juga pergi tidak bisa pulang seperti kakakmu. Apalagi pernah terjadi perang Sampit dulu. Saya pun sempat merenung: Apakah saya harus takut, bukannya saya pergi dengan niat baik? Apakah Tuhan sebagai Gembala saya, tidak menyertai saya? Dengan Keyakinan ini, maka saya berani mengatakan kepada keluarga besar dan bapa mama di Timor Leste: "Kalau saya pergi dan tidak kembali, seperti yang kamu takutkan, maka sia-sialah iman yang saya dan kita yakini ini, lebih baik keluarga semua, pindah ke keyakinan lain, karena saya yakin bahwa Tuhan yang saya yakini ternyata salah apabila tidak menyertai saya dan saya tidak bisa kembali. Dalam hati saya berujar: "Kalau saya pergi dengan pedang, maka orang di sana pun akan menjemput saya dengan pedang, kalau saya pergi dengan hati, saya yakin mereka pun akan menjemput saya dengan hati". Dan semua terjadi sesuai dengan kehendak Tuhan, berjalan baik dan lancar.
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan...
Apa pesan penting dari perikop bacaan-bacaan suci hari ini: Bahwa Allah itu mencintai kita, asal saja kita mempunyai keyakinan teguh kepada-Nya. Allah tidak akan meninggalkan kita. Allah-lah yang justeru berinisiatif untuk mencari kita. Tetapi, apakah kita mempunyai hati yang terbuka untuk dibawanya kembali ke jalan yang benar? Karena apabila kita membuka hati, membuka pikiran untuk kembali dirangkul dan dibawanya pulang, maka akan ada suka cita besar di Surga. Tetapi bila kita tetap menutup diri dan bersembunyi dalam kesesatan, maka kita tidak akan menemukan jalan untuk pulang dan akan terus berada dalam kesesatan abadi.
Saudara-saudariku.. Allah tidak pernah, menghitung seberapa besar dosa-dosa kita, Allah hanya menginginkan agar kita mengakui diri kita bersalah dan mempunyai hati yang terbuka untuk kembali kepada-Nya. Semoga.

oleh : P. Domingos G. De Araujo, SVD - Paroki S. Torcato, Guimarães, Portugal.

Kegiatan Terbaru

...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yohan...

25 October 2023
...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yohanes 15:5)

Bagaimana menyelaraskan nilai-nilai iman sejati dengan kecanggihan art...

PERAN SABDA DALAM GEREJA MISIONER

19 October 2022
PERAN SABDA DALAM GEREJA MISIONER

Pada hari Sabtu, 15 Oktober 2022 yang lalu, Komunitas Verbum Domini (K...

BILBE ZOOM IV PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA KARDINAL SUHARYO

18 October 2022
BILBE ZOOM IV PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA KARDINAL SUHARYO

Bible Zoom-Youtube Live-Streaming diadakan lagi oleh Tim Pengurus Pusa...

BILBE ZOOM III PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA MGR. DR. SILVESTE...

16 October 2022
BILBE ZOOM III PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA MGR. DR. SILVESTER SAN

Tim Pengurus Pusat Spiritualitas (Puspita) Sumur Yakub SVD-SSpS Indone...

BILBE ZOOM II PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA P. LUKAS JUA, SVD

14 October 2022
BILBE ZOOM II PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA P. LUKAS JUA, SVD

Tim Pengurus Pusat Spiritualitas (Puspita) Sumur Yakub SVD-SSpS Indone...

Tentang Kami

Nama yang dipilih untuk sentrum ini adalah “Pusat Spiritualitas Sumur Yakub” yang mempunyai misi khusus yaitu untuk melayani, bukan hanya anggota tarekat-tarekat yang didirikan Santu Arnoldus Janssen saja tetapi untuk semua... selebihnya

Berita Terbaru

©2025 Sumur Yakub - Pusat Spiritualitas. All Rights Reserved.

Search