Sahabat-sahabat Tuhan ytk,
Salam jumpa lagi melalui Ulasan Biblis Spiritual (UBS) ini di akhir pekan I bulan JuLi 2020. Kita mau menggunakan lagi beberapa menit dari 10.080 menit yang diberikan Tuhan kepada kita di pekan ini untuk merenungkan pesan-pesan kehidupan yang telah kita dapatkan sepanjang pekan ini. Karena UBS ini juga merupakan salah satu jalan sederhana mingguan guna mereview dan resemu perjalanan hidup selama sepekan, maka seperti UBS sebelumnya, kita diajak hening sejenak di awal UBS ini guna mengenang perjalanan kita sepanjang pekan ini. Entah apapun situasi yang telah kita alami sepanjang pekan ini, kita mau syukuri tuntunan perlindungan serta berkat kasih kemurahan Tuhan bagi kita hingga akhir pekan ini. (hening sejenak untuk mengenang perjalanan sepekan ini dan syukuri dengan iklas dan hati gembira apa yang telah dialami).
Kita bersyukur pula karena sepanjang pekan kita dicerahi dengan tuntunan ‘cahaya’ Sabda Tuhan. Kesediaan kita yang telah meluangkan ruang dan waktu mendalami kekayaan pesan Firman Tuhan sepanjang pekan ini sudah pasti punya manfaat dalam hidup kita karena Sabda Tuhan memiliki daya menyapa dan mengegarkan hati yang tulus mendalaminya. Allah sendiri meneguhkan kita melalui Nabi Yesaya bahwa: “Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.” (Yesaya 55:10-11).
Ini bukan kata-kata hiburatif yang disendengkan kepada kita sekedar mengiming-iming perhatian kita. Ini adalah kebenaran yang telah terbukti dalam sejarah hidup manusia bahwa Sabda Allah adalah Daya Roh Allah yang memberikan cahaya dan kekuatan bagi orang-orang yang menerimanya dengan hati tulus dan mendalaminya dengan penuh perHATIan. Hal ini terbukti dalam diri figure-figur yang ditampilkan di bacaan-bacaan suci sepanjang pekan ini:
- Nabi Amos yang karya kenabiannya diperdengarkan kepada kita sepanjang pekan ini menjadi satu contoh nyata kekuatan Sabda Tuhan bisa mentransformasi kehidupan seseorang. Kesederhaan hidup serta sikap sedia mendengarkan serta mengikuti tuntunan Tuhan membuat Amos, seorang peternak dan pemungut buah ara, dipanggil menjadi Nabi Tuhan untuk membimbing umat Israel, yang telah disesatkan oleh keyakinan-keyakinan palsu, kembali ke jalan yang benar.
- Ketiga Rasul Tuhan: Petrus, Paulus dan Thomas yang pesta mereka kita dirayakan dalam pekan ini turut meneguhkan kebenaran di atas.
- Petrus yang temperamental dan suka mencoba serta kadang terkesan percaya diri berlebihan namun karena kesediaan dan kepatuhannya mengikuti tuntunan Tuhan akhir bisa ditransformasi menjadi Rasul Tuhan yang luar biasa bahkan dipercayakan kunci kerajaan Allah.
- Saulus, seorang cendikiawan Yahudi: yang sangat piawai menguasai hukum Yahudi; yang tidak mengakui Yesus Kristus; yang berjuang dengan segala daya upayanya untuk membinasakan para pengikut Kristus karena heroisme keliru dalam dirinya, toh akhirnya disadarkan oleh Tuhan sendiri, dan kemudian menjadi Rasul para bangsa. Semuanya ini terjadi karena kerelaan dirinya menyadari dan mengakui mana kebenaran yang palsu dan mana yang sejati.
- Begitupun Thomas, seorang pengikut Tuhan yang awalnya meragukan bahkan tidak percaya akan kebangkitan dan kehadiran Tuhan, namun kemudian percaya dan menjadi pewarta Injil di wilayah Asia khususnya di India.
- Santa Elisabeth dari Portugal yang pestanya dirayakan hari ini, turut memberikan kesaksian mengagumkan tentang kesejatian hidup. Sekalipun dia lahir, bertumbuh dalam kemegahan istana raja dan kemudian menikah juga dengan seseorang raja (Raja Dionisius I dari Portugal), namun semuanya tidak mampu ‘memenjarakan’ hatinya. Hati cucu Santa Elisabeth dari Hungaria itu lebih terpikat pada jalan-jalan dan prinsip hidup berdasarkan imannya kepada Allah.
- Ada juga tokoh-tokoh iman yang diperangati dalam minggu ini: St. Bertrandus dan St. Theobaldus (pada 30 Juni), Harun, Oliver Plunkett, Teodorikus, Pambo, Simeon Salos ( pada 1 Juli), Bernadinus Realino, Fransiksus Girolamo, Yohanes Fransiskus Regis (pada 2 Juli), Horestes (pada 3 Juli), Urlich (4 Juli). Mungkin nama mereka tidak terlalu terkenal namun kesaksian hidup mereka turut membangun perkembangan iman orang banyak.
Bila kita memandang hidup dan karya tokoh-tokoh tersebut dari perspektif kata-kata Santu Paulus dalam bacaan I kemarin, maka kita bisa melihat bahwa mereka telah bekerja sama dengan Allah membangun Bait Allah dalam hati dan hidup banyak orang. Berkat kesaksian hidup dan kesediaan mereka menyebarkan Injil Tuhan, banyak orang telah termasuk kita di zaman ini turut mendiami Bait Allah yang penuh kasih dan damai sejahtera.
Karya misi perutusan mereka telah menghantar kita masuk dalam kalangan keluarga Allah: “Saudara-saudara, kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota keluarga Allah. Kamu dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di atas Dia tumbuhlah seluruh bangunan, yang rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus dalam Tuhan. Di atas Dia pula kamu turut dibangun menjadi tempat kediaman Allah dalam Roh” (Efesus 2:19-22).
Dengan kata lain kita adalah hasil perjuangan iman dari para pendahulu kita karena kesediaan mereka mau bekerja sama dengan Tuhan membangun rumah kasih Tuhan. Apapun daya upaya mereka untuk mengambil bagian dalam pembagunan Bait kasih Allah bagi umat Tuhan, masa mereka telah berlalu. Dan kelanjutan karya membangun Bait kasih Allah sekarang dipercayakan kepada kita. Tuhan yang satu dan sama telah memanggil kita untuk turut berkarya membangun Bait KasihNya sesuai tugas dan peran kita.
Dan sejauh ini kita telah berdaya upaya dengan segala ‘kebisaan dan ketidakbisaan’ kita turut berkarya bersama Tuhan membangun Bait rahmat kasih Allah. Maka UBS ini mengajak kita juga merenungkan peran yang telah kita jalankan selama ini: baik secara pribadi melalui tugas dan karier kita; baik untuk keluarga atau komunitas kita; pengabdian kita di lembaga tempat kita mengabdi, maupun untuk orang orang yang kita layani melalui peran dan tugas-tugas kita.
Hening sejenak renungkan 3 hal berikut berkenaan dengan kiprah selama ini:
- Mungkin awalnya kita seperti Nabi Amos: hanyalah ‘seorang peternak dan pemungut buah ara’ yang telah dipanggil dan dipakai Tuhan menjadi berkat bagi sesama melalui tugas pengabdian kita. Ketekunan dan kesetiaan berproses bersama Tuhan telah menghantar kita hingga tahap sekarang ini.
- Renungkan perkembangan hidup dari waktu ke waktu dalam karier, dalam pertumbuhan keluarga anda, dalam lembaga yang dipimpin dari waktu ke waktu sejak awal hingga sekarang. Permenungan yang genuine tentang karier kita dalam bingkai ‘kita hanyalah alat yang dipakai Tuhan mewujudkan rancangan IlahiNya’ akan menghantar kita menuju suatu titik pengakuan yang diungkapkan Rasul Thomas: Ya Tuhanku dan Allahku. Atau dalam versi Mazmur 8: ‘siapakah aku ini Tuhan’.
- Syukuri kebesaran karya Tuhan yang telah memperkenankan kita turut membangun Bait kasihNya sehingga banyak orang boleh mengalami dan merasakan cinta perhatian, kasih dan kuasa tuntunan Tuhan hidup mereka.
Kemampuan membingkai karier dan pembabdian kita dalam sketsa karya Agung Allah akan semakin memotivasi kita untuk semakin berupaya memberikan yang terbaik bagi Tuhan dan sesama. Dan karena kita hanya alat Tuhan, maka segala daya upaya terbaik dari pihak kita yang tak sempurna akan disempurnakan oleh Allah yang sempurna sehingga menjadi rahmat dan berkat bagi siapa saja yang mendapatkannya. Do your best as you can, and God will do the rest.
Terima kasih untuk segala peran pengabdian Saudara/I selama ini turut membangun Bait kasih Allah bagi kesejahteraan banyak orang. Tuhan yang mengetahui keluhuran hati dan perjuanganmu pasti memberkati Saudara/I.
Doa:
Allah perancang dan pembangun Bait kehidupan umat manusia. Kami bersyukur untuk segala karya Agung yang telah Dikau kerjakan bagi kami dari waktu ke waktu. Kami juga bersyukur karena Dikau telah membangun hidup kami melalui orang-orang yang telah menjadi alat-Mu membantu kami dalam hidup kami. Kini Dikau memanggil kami seperti para Nabi dan para Rasul meruskan pembangunan Bait Kasih-Mu bagi kesejahteraan umat-Mu. Semoga karena bantuan rahmat-Mu kami tekun setia menjalankannya. Mampukan kami bila kami terbatas dalam mewujudkannya, serta sempurnakanlah apa yang telah kami kerjakan dengan kesempurnaan kasih dan kuasaMu sehingga menjadi berkat kesejateraan bagi umat-Mu dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.+ Amin.
P. John Masneno SVD
(Sekretaris Eksekutif Pusat Spiritualitas Sumur Yakub)