Sahabat-sahabat Tuhan ytk!
Salam jumpa lagi melalui UBS akhir pekan III bulan Juli 2020 ini. Sebagaimana UBS sebelumnya, kita diajak di awal UBS ini juga membuat kilas balik sejenak perjalanan kita masing-masing sepanjang pekan ini sejak 12-18 Juli ini guna mengendapkan karya kasih Tuhan yang telah kita dapatkan sepanjang pekan. (Hening sejenak mengenang peristiwa-peristiwa mengesankan dan hal-hal yang signifikan (mengesankan) yang dialami di Pekan ini. Ingat orang-orang yang berperan aktif dalam hidup sepanjang pekan ini. Hati yang mampu melihat cinta perhatian Tuhan akan spontan mengungkapkan syukur dan pengakuan pada Tuhan yang Mahakasih. Akhiri dengan pujian dan syukur pada Tuhan sesuai kebiasaan Saudara/Saudari. Doamu dari hati yang terdalam untuk hal-hal dan orang-orang yang secara signifikan bersama dan membantumu sepanjang pekan ini akan mendatangkan rahmat dan berkat Tuhan tersendiri baik bagi mereka maupun bagi diri Saudara/ Saudari sendiri).
Saudara/I sekalian, tema di atas mengajak kita merenungkan benang merah dari pesan-pesan Sabda Tuhan sepanjang pekan biasa XV ini yang bertitik fokus pada suara kenabian Nabi Yesaya dan Nabi Mikha serta Injil Matius 10-12. Melalui teks-teks Biblis itu kita bisa menemukan sosok Allah yang penuh cinta perhatian kepada manusia. Di UBS di Website Karya Kepausan Indonesia pada Selasa, 14 Juli kemarin, kita sudah dalami bahwa Allah sangat menaruh perHATIan kepada hidup manusia. Impian-Nya agar manusia hidup dalam damai sejahtera membuat Allah senatiasa berupaya membimbing setiap orang sesuai situasinya.
Benar bahwa tanggapan manusia terhadap cintanya berbeda-beda. Perumpamaan tentang penabur yang didalami hari Minggu 12 Juli mengepresikan secara baik bagiamana respons manusia terhadap tawaran cinta Allah. Ada orang yang hatinya seperti: tanah di pinggir jalan; tanah berbatu-berbatu; tanah bersemak duri dan tanah yang subur. Dalam aneka situasi demikian, Allah tetap setia menunjukkan sifat-Nya yang baik dan penuh kasih perhatian kepada semua manusia, baik secara pribadi maupun dalam kelompok. Dia membimbing setiap orang sesuai konteksnya. Bacaan-bacaan sepanjang pekan ini menampilkan cinta perhatian Allah ini:
- Kepada orang-orang yang sudah menjauh dari jalan Tuhan seperti bangsa Asyur, orang-orang Khorazim, Betsaida dan Kapernaum , mereka diarahkan untuk kembali ke jalan Tuhan.
- Kepada orang-orang yang hanya memperhatikan pelaksanaan hukum formal horizontal baik dalam konteks agama maupun dalam kehidupan sosial seperti yang dilakukan oleh para pemimpin Sodom, pada masa Yesaya, atau orang-orang Farisi dan para Ahli Taurat pada masa Yesus, mereka diingatkan untuk berkarya menurut tuntunan Tuhan.
- Kepada orang-orang yang sakit, lapar dan takut cemas seperti Raja Ahas, Raja Hizkia, para murid Yesus yang lapar, Tuhan menenguhkan mereka untuk tidak takut cemas karena Allah sendiri menjadi pelindung dan penjamin mereka.
- Kepada bangsa Yehuda yang tertindas oleh kejahatan bangsa asing, Tuhan menjanjikan pembebasan dan kemakmuran.
Inilah bukti perhatian Allah yang sangat peduli terhadap situasi hidup manusia dari waktu ke waktu sepanjang masa. Dengan demikian kepada kita pun, Allah tetap menunjukkan cinta perhatian-Nya. Berbicara tentang hal ini, kita sudah masuk pada ranah pengalaman pribadi karena pengakuan akan keterlibatan Allah dan perhatian-Nya kepada kita turut ditentukan oleh respons dan sikap iman kita kepada Tuhan. Semakin kita menaruh perhatian pada karya Tuhan dalam hidup kita, entah dalam hal besar maupun hal-hal kecil sedeherna dalam keseharian hidup kita, kita akan semakin diyakinkan bahwa Tuhan masih tetap ada dan terus menaruh cinta perhatian-Nya kepada kita juga.
Apapun respons kita, Tuhan masih dan akan terus menuntun kita dalam sejarah hidup kita melalui berbagai macam cara. Dan salah satu cara yang sudah pasti dan kita akui bersama yakni melalui SabdaNya. SabdaNya adalah Roh yang berdaya menuntun kita dari dalam diri kita dan mengarahkan kita berjalan sesuai kehendak Tuhan menuju kedamaian, sukacita, kesejateraan dan kebahagiaan. “Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya”. (Yesaya 55; 10-11-bacaan I hari Minggu 12 Juli)
Keterbukaan pada Sabda-Nya dari waktu ke waktu akan menuntun kita dalam segala situasi yang kita alami. UBS ini diakhiri dengan kesaksian beberapa anggota kami di Komunitas Verbum Domini (KVD). KVD adalah suatu komunitas Kitab Suci yang didampingi beberapa Romo dan Awam, beranggotakan umat dari berbagai tempat di Indonesia yang mau atau sudah terbiasa membaca dan merenungkan Sabda Tuhan dari waktu ke waktu, serta rela membagikan pengalaman iman mereka sebagai testimoni atas manfaat kedekatan mereka dengan Tuhan dan Sabda-Nya. Berikut beberapa sharing dalam kaitan dengan teks-teks Biblis sepanjang pekan Biasa XV ini:
- “Hari ini sabda-Nya meneguhkanku untuk tidak khawatir. Yesus mengajakku untuk tenang dalam menghadapi situasi yang tidak menyenangkan dan juga belajar menerapkan dua sikap yaitu cerdik dan tulus. Apa yang bisa aku perbuat atau lakukan bila melihat situasi di sekitarku dalam kondisi kritis, dan apakah aku mau untuk terus mengarahkan hati kepada bimbingan Roh Kudus sehingga relasiku tetap terpelihara dan semoga dapat bertekun sampai akhir menutup mata. Inilah perenunganku hari ini.” (Fransisca Maya, Cilandak Jak-Sel).
- Tuhan mengingatkn saya melalui Sabda-Nya hari ini bahwa bukan Orang Bijak dan Orang Pandai yg Dia dambakan melainkan pada Orang Kecil. …Jikalau saya mau menjadi pewarta Sabda Allah atau menjadi alat Allah dalam karya penyelamatan manusia, saya juga harus berkomitmen, harus memiliki sifat rendah hati, sederhana, setia, memiliki hati-jiwa besar untuk mengampuni yang bersalah kepada saya, konsistensi antara perkataan dan perbuatan dan terakhir memiliki kasih. Allah pengasih penyayang biarlah ayat ayat Kitab Suci yang tiap hari saya baca, mampu menguatkan iman saya kepada-Mu, percaya kesederhanaan berbuah berkat bagi diri sendiri dan keluarga serta orang-orang di sekitar saya. Ajari kami untuk mencari dan menyadari kehadiran-Mu bukan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang canggih namun dalam keheningan, keterbukaan, kesetiaan, ketulusan dan kerendahan hati. Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh kudus, seperti dahulu sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin. Berkah Dalem (Vero Yuhua, Surabaya).
- Injil tentang ajakkan Tuhan untuk bersandar-Nya bagi saya sungguh sangat relevan dengan kondisi saat ini dimana banyak manusia begitu ketakutan dengan wabah pandemi covid-19. Belum lagi kekuatiran akan dampak dari wabah ini, perekonomian yang semakin sulit, bertambahnya pengganguran dan kejahatan, dll. Bagi saya, ayat ini adalah kekuatan sekaligus teguran, dimana kadang saya pun sering ‘tenggelam’ dalam kekuatiran dan ketakutan seakan-akan saya berjalan sendiri. Mungkin pada saat itu saya sesaat saya lupa bahwa saya memiliki Allah yang hidup dan sangat mampu menjaga, mendampingi dan melindungi saya. (Nickolas Budi Hianto. Paroki St. Laurensius Alam Sutra.)
- Saya tertarik pada ayat Yesaya 7:4 tentang kecemasan Ahas. Saya bisa memahami ketakutan Ahas. Kebanyakan orang ketika menghadapi masalah seringkali fokus pada rasa takut bagaimana menghadapinya dan akhirnya mengambil tidakan gegabah dan jalan pintas untuk menyelesaikan masalah. Alhasil, ketakutan justru menciptakan persoalan baru. Karena itu saya belajar dari bacaan pertama hari ini bahwa di tengah ketakutan semestinya berpegang teguh pada janji Tuhan: tinggal tenang, tidak tawar hati sebab Tuhan tidak pernah mengecewakan orang yang berharap kepada-Nya. .....Jika kamu tidak percaya, sungguh, kamu tidak teguh jaya (Yes 7:9b). Terima kasih BAPA untuk Firman-Mu hari ini yang memberiku kekuatan..Amin (UM, Cikarang).
- Saya tertarik pada Injil Matius 11 :28, karena merupakan jawaban atas segala setiap situasi gundah gulana umat. Yang saya alami betapa kadang hidup ini terasa berat, tidak menemukan jalan keluar dari kerasnya himpitan beban hidup. Bahkan bisa terjadi seperti merasa tidak kuat, tidak sanggup lagi menahan beratnya beban hidup. Tetapi ayat Injil Matius hari ini, memberikan jawaban kepada saya untuk datang kepada Allah, kepada putra-Nya Yesus. Dengan terkapar dan pasrah untuk belajar memikul beban hidup, dengan memohon kepada Allah agar memperoleh kelegaan dan keringanan. Ya Allah, anugerahkan senantiasa kepada kami, kekuatan dan kemampuan untuk belajar memikul beban hidup yang Allah berikan kepada kami, Amin. (Jacob D. Sarosa, Magelang).
- Saya merasa bersyukur, melalui bacaan Injil hari ini, Yesus mengingatkan saya agar tidak seperti ketiga kota itu (Khorazim, Betsaida dan Kapernaum), yang tidak tahu berterima kasih atas begitu banyak mujizat yang telah dilakukan Yesus dan anugerah yang setiap hari saya terima dari Tuhan. ….Bapa di surga, saya mengucap puji syukur dan terima kasih kepada-Mu atas anugerah yang Dikau limpahkan kepada saya setiap hari. Jauhkan saya dari kesombongan, iri hati dan keegoisan dan berilah saya kesempatan untuk melakukan pertobatan dan jadikanlah hati saya, tanah yg subur sehingga benih-benih kasih yang Kautaburkan akan tumbuh dan berbuah banyak dan berguna juga bagi orang lain. Amin (James Rahardjo, Cempaka Putih, Jakarta).
- Pengaruh pandemi covid saat ini sungguh luar biasa. Bagaimana tidak, banyak hal terdampak. Banyak org/keluarga jadi takut bahkan stress jika melihat kondisi saat ini: PHK terjadi di mana-mana, usaha banyak yang gagal, dll. Saya kadang membaca status teman-teman, banyak di antara mereka yang berkeluh kesah atau pun resah/takut karena tekanan. Pagi ini Tuhan mengingatkan saya melalui Sabda-Nya bahwa semua kondisi dalam ‘monitor’ Dia. Yang Tuhan inginkan agar saya tetap duduk diam dan tenang, percaya akan jaminan pemeliharaan dan perlindunganNya. Ketidakpercayaan pada Tuhan bukan saja melemahkan hati tapi juga malah bisa mendatangkan malapetaka/celaka. Yang Dia inginkan agar kita percaya dan tetap mengandalkan-Nya dalam segala hal. Refleksi dan renungan pada pagi ini adalah sejauh mana saya dalam menata hari-hari kehidupan saya melibatkan, menaruh kepercayaan serta mengandalkan Tuhan selalu. (T.P.S. Tangerang).
Selamat merenung, Tuhan memberkati kita selalu.
Oleh P John Masneno, SVD (Sekretaris Eksekutif Pusat Spiritualitas Sumur Yakub)