Friday, 02 October 2020 11:22

PESAN-PESAN BERMAKNA SEPANJANG PEKAN INI BAGI KITA

Written by John Masneno
PESAN-PESAN BERMAKNA SEPANJANG PEKAN INI BAGI KITA dok. Sumur Yakub

Sahabat-sahabat Tuhan ytk,

Salam jumpa lagi di akhir pekan I bulan Oktober 2020. Sembari bersyukur atas 7 hari perjalanan kita di pekan ini, kita mau menggunakan beberapa menit dari 10.080 menit yang dianugrahkan Tuhan di minggu ini untuk mendalami beberapa pesan bermakna berbasis Sabda Tuhan. (Silahkan memilih topic yang mau didalami hikmahnya)

  1. Mengapa St. Hironimus Menguasai Kitab Suci

Salah satu alasan bulan September dijadikan Bulan Kitab Suci Nasional karena kita mau mengenang jasa Santu Hironimus yang mendedikasikan hidupnya untuk mendalami Alkitab dan menghasilkan karya-karya besar bagi kita. Menyelusuri sejarah hidupnya kita menemukan bahwa kemampuan St. Hironimus itu merupakan hasil kolaborasi baik antara potensi diri dan kesetiaannya dalam upayanya mendalami Kitab Suci dan hal-hal terkait.

Dia pun pernah berguru pada orang-orang bijak seperti Uskup Valerianus di Aquileia, dan Santo Gregorius dari Naziansa, serta pada Paus Damasus. St. Hironimus juga mejalani hidup tapa selama 4 tahun di padang gurun Chalcis-Antiokhia guna menjernihkan hati bathinnya agar menjadi tempayan yang layak bagi Allah dan karya-Nya. Setelah ditugaskan Paus Damasus untuk menerjemahkan Kitab Suci dari bahasa Yunani dan Ibrani ke dalam bahasa Latin, dia menghabiskan 30 tahun lamanya di Betlehem untuk melanjutkan hidup samadhinya dan mendalami Kitab Suci sehingga menghasilkan buah karya yang luar biasa manfaatnya bagi banyak orang.

Dari hidup St. Hironimus ini kita belajar bahwa untuk mendapatkan suatu hasil yang berkualitas membutuhkan proses yang berkualitas pula dari waktu ke waktu. St. Hironimus menguasai Kitab Suci dan menghasilkan karya-karya yang sangat bermanfaat bagi banyak orang  karena dia kagum dan mencintai Sabda Tuhan serta meluangkan tahun-tahun dalam hidup mendalami sungguh-sungguh Sabda Tuhan. Sekali lagi, proses yang berkualitas dari waktu ke waktu menghasilkan hasil yang berkualitas pula.

Apa pesannya untuk saya?

  1. Respons Manusia dalam Mengikuti Tuhan

Injil hari Rabu, 30 September mengajak kita merefleksikan tanggapan kita terhadap panggilan Tuhan bukan hanya dalam konteks mau menjadi katolik atau tidak, tetapi terlebih respons kita dalam keseharian hidup kita:

  • Ada orang yang dengan iklas dan mau serta total mau mengikuti Tuhan : Aku mau mengikuti Engkau ke mana Engkau pergi
  • Ada orang yang mau ikut tetapi masih dihalangi oleh situasi sekitar: izinkan aku pergi dahulu menguburkan bapaku. Ada juga masih mau pamintan dulu dengan keluarganya.

Berdasarkan kenyataan hidup saya: dalam hal apa saya tergolong tipe-tipe tersebut?

  1. Hikmah Video tentang Alkitab yang Viral Pekan ini

Ada satu informasi tertulis disertai videonya yang viral selama pekan ini tentang Kitab Suci yang ditemukan oleh GPBH (adik Sultan HBX). Beliau membelinya dan mau disumbangkan kepada Kevikepan DIY supaya difungsikan. Suatu perbuatan luhur dan apresiasi pada Buku Kebijaksanaan penuntun kehidupan manusia. Matur Nuwun sanget Bpk. GPBH.

Kisah ini mengajak kita merenung:

  • kalau Alkitab sangat dihormati sesama kita dari golongan lain karena isinya yang sangat berguna bagi kehidupan bersama kita, lalu bagaimana dengan kita sendiri orang dalam?
  • Besar kemungkinan setiap keluarga sudah memiliki Alkitab di rumah mereka, hanya pertanyaannya adalah: Apakah kita mempunyai ruang dan waktu untuk membaca dan mendalaminya?
  • Pada umumnya kita sudah tahu isi dan pesan Alkitab dalam benak kita maka pertanyaan jauh lebih mendalam dan penting adalah apakah isi Alkitab yang sudah kita ketahui itu dihayati dalam keseharian hidup kita?

Berbahagialah orang yang mendengarkan Sabda Tuhan, dan tekun melaksanakannya. Tanamkanlah Sabda-Mu Ya Tuhan dalam hati kami.

  1. Pesan Kisah Nabi Ayub untuk Kita di masa Covid-19

Situasi Covid-19 dengan segala efeknya masih kita alami dan rasakan secara global.

  • Ada banyak orang harus kehilangan anggota keluarga dan sahabat kenalan akibat serangan covid-19.
  • Ada banyak orang yang masih berjuang melawan ganasnya virus ini.
  • Ada banyak pasien covid yang meski sudah sembuh namun masih mengalami depresi dan rasa sendirian karena ditolak oleh warga sekitar bahkan keluarganya sendiri.
  • Ada banyak pihak mengalami anjlok dalam usaha dan bisnis mereka.
  • Banyak karyawan dirumahkan yang berarti tidak mendapat gaji selama dirumahkan. Bahkan tak sedikit yang mengalami PHK di tengah kebutuhan ekonomi dalam keluarga makin meningkat.
  • Dan situasi lainnya sebagai dampak Covid-19

Apa mau dikata situasi-situasi riil ini sedang berada di depan mata kita. Lalu apa yang perlu dilakukan? Apakah iman masih berdaya guna menolong kita dalam situasi ini?

Kisah Nabi Ayub diperdengarkan kepada kita di pekan ini di saat-saat kita menghadapi badai Covid dan segala efeknya. Apakah ini hanya suatu hiburan belaka di tengah situasi covid? Jawabannya berkaitan erat dengan pemahaman dan bagaimana kita memaknai pesan hidup tokoh iman ini untuk situasi kita.

Ayub adalah salah satu contoh orang beriman yang mengandalkan Allah. Imannya teruji bukan hanya dalam situasi sukses dan menggembirakan. Dia justru dijadikan contoh pengiman sejati karena keteguhan imannya terlebih di saat mempenghadapi tantangan dan kesulitan beruntun yang dialaminya dalam sekejap mata. Bayangkan dalam waktu yang bersamaan Ayub harus menerima 4 berita pilu:

  • berita kehilangan semua keledai dan para penjaganya karena dirampok oleh orang Syeba;
  • berita kehilangan kambing, domba dan para penjaganya karena disambar api dari langit;
  • berita kehilangan seluruh unta dan penjaganya karena diserang orang Kasdim;
  • dan berita kehilangan seluruh anak-anaknya yang mati tertimpa runtuhan rumah anak sulungnya akibat taufan dasyat saat mereka berkumpul bersama di sana.

Bayangkan kalau kita yang mengalami situasi demikian?

Mengesankan dan patut dicontohi dari Ayub dalam situasi demikian yakni cara dia menghadapi peristiwa kehilangan itu.  Dia hadapi dengan tenang dalam keyakinan iman akan Tuhan sebagai sumber, asal dan tujuan hidup manusia. Dia tidak menyalahkan Tuhan tetapi spontan berpasrah total menyerahkan semua situasi itu pada Tuhan: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN! (Ayub 1:21). Di situlah letak kehebatan Ayub: Dia menghayati kebenaran yang juga diajarkan Yesus tentang penting mengambil sikap seperti anak kecil yang polos, tulus dan apa adanya serta berserah total pada Tuhan (Injil hari Senin, Kamis dan Jumat kemarin).

Dengan sikap iman demikian Ayub bersedia dituntun oleh Tuhan dan menaruh harapan pada pertolongan Tuhan. Imannya pada Tuhan membantu dia menghadapi situasi-situasi mencekam tersebut dengan tenang dan penuh kepasrahan pada kehendak Tuhan. Di sini pula letak perbedaan kita dan Ayub. Kita kadang bahkan sering menghadapi situasi demikian dengan kepanikan, sikap protes mengapa dan terus mengapa. Ketidaktenangan pikiran dan hati bathin membuat kita mudah terpengaruh oleh pikiran dan perasaan manusia duniawi kita. Tak heran orang bisa mempersalahkan iman mereka bahkan memojokkan Tuhan.

Sebagai orang yang sudah sukses dalam hidupnya tentu Ayub punya tips dan strategi bagaimana menjalani hidup dan usahanya termasuk bagaimana menghandle tantangan dan kesulitan. Namun di atas semua daya upayanya, Ayub juga tahu dan menyadari siapa Tuhan dan peranNya dalam hidupnya. Dalam situasi kelam yang sedang dihadapinya itu, dia sugguh menyadari keterbatasannya. Maka dia tidak mengandalkan kemampuannya tetapi dia menyerahkan semuanya pada bantuan penyelenggaraan Ilahi sehingga memampukan dia baik secara rohani maupun jasmani.

Sebab itu kisah Ayub ini diperdengarkan kepada kita untuk menghadapi situasi tantangan kesulitan dengan tenang dan sikap iman. Hati-bathin yang tenang dalam menghadapi badai hidup demikian membantu pikiran kita untuk berpikir jernih, dan tidak dikontrol oleh pikiran manusia duniawi kita. Ketenangan bathin dan kebeningan jiwa yang berbasis iman berdaya mengontrol dan mengarahkan pikiran dan kata serta sikap kita. Di sinilah letak fungsi iman kita pada Tuhan.

Benar bahwa iman tidak bekerja menjatuhkan uang secara ajaib dari langit dan menyelesaikan tantangan dan kesulitan yang sedang kita hadapi dalam sekejap mata. Namun Iman membantu kita menghadapi situasi tantangan kesulitan dengan sikap gentle-ksatria dan penuh kepasrahan pada pertolongan dan bimbingan serta kekuatan Allah mahakuasa yang daya bantunya jauh melampui segala bantuan manusia. Sayang, kita harus jujur mengakui di sinilah letak kekeliruan manusia jaman ini: yang lebih memilih jalan bantuan manusia dan mengesampingkan, bahkan mengabaikan bantuan imannya kepada Tuhan.

Tuhan bisa bekerja melalui bantuan sesama tetapi dalam hal-hal tertentu khususnya dalam urusan hati bathin dan jiwa mesti berlandaskan pada relasi iman yang sangat pribadiah dengan Tuhan. Kurang memberi ruang dan waktu untuk hal ini akan mengerdilkan daya kerja iman kita dari sisi dalam diri kita yakni jiwa dan hati-bathin kita. Dan pada gilirannya kita akan lebih memilih bantuan external dari kemampuan manusia dan IPTEK yang pada hakikatnya terbatas karena bersumber dari manusia yang secara kodrati terbatas kemampuannya.

Semuanya itu terjadi karena orang lebih percaya pada bantuan manusia dan lebih terbiasa dengan solusi-solusi demikian.  Namun itu hanya solusi kuratif sementara bukan solusi preventif sejati. Ibarat kita meminta seteguh air pada sesama saat kita kehausan, namun lebih baik lagi bila kita menemukan dan menimba air dari oase yang tak pernah berkurang daya suplainya sehingga bukan sekedar melepaskan dahaga sesaat kita, tetapi menjadi sumber air yang bisa dipakai untuk semua kebutuhan kita sepanjang hidup kita. Dan itulah Ayub: dia mendasarkan dan mensadarkan hidupnya pada Tuhan, oase sejati yang sanggup menolong dia dalam segala situasi suka duka hidupnya.

Kisah Ayub telah membuktikan kebenaran yang tertulis di Ibrani 11:1,6:  Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.

Kisah Ayub juga mengiayakan kebenaran tips ketenangan hati bathin, kebeningan jiwa berbasis iman pada penyelenggaraan Tuhan sehingga dia mampu menghadapi badai-badai cobaan, dan bahkan sikap gentle ksatria dalam iman pada Tuhan mampu membuat dia memperoleh kembali semua yang dulunya hilang dari kehidupannya.

Apa pesannya untuk saya?

Selamat merenung, Tuhan memberkati.

Oleh P. John Masneno, SVD (berkarya di Pusat Spiritulitas Sumur Yakub)

 

Kegiatan Terbaru

...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yohan...

25 October 2023
...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yohanes 15:5)

Bagaimana menyelaraskan nilai-nilai iman sejati dengan kecanggihan art...

PERAN SABDA DALAM GEREJA MISIONER

19 October 2022
PERAN SABDA DALAM GEREJA MISIONER

Pada hari Sabtu, 15 Oktober 2022 yang lalu, Komunitas Verbum Domini (K...

BILBE ZOOM IV PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA KARDINAL SUHARYO

18 October 2022
BILBE ZOOM IV PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA KARDINAL SUHARYO

Bible Zoom-Youtube Live-Streaming diadakan lagi oleh Tim Pengurus Pusa...

BILBE ZOOM III PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA MGR. DR. SILVESTE...

16 October 2022
BILBE ZOOM III PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA MGR. DR. SILVESTER SAN

Tim Pengurus Pusat Spiritualitas (Puspita) Sumur Yakub SVD-SSpS Indone...

BILBE ZOOM II PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA P. LUKAS JUA, SVD

14 October 2022
BILBE ZOOM II PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA P. LUKAS JUA, SVD

Tim Pengurus Pusat Spiritualitas (Puspita) Sumur Yakub SVD-SSpS Indone...

Tentang Kami

Nama yang dipilih untuk sentrum ini adalah “Pusat Spiritualitas Sumur Yakub” yang mempunyai misi khusus yaitu untuk melayani, bukan hanya anggota tarekat-tarekat yang didirikan Santu Arnoldus Janssen saja tetapi untuk semua... selebihnya

Berita Terbaru

©2025 Sumur Yakub - Pusat Spiritualitas. All Rights Reserved.

Search