Sahabat-sahabat Tuhan ytk,
Salam jumpa lagi melalui Ulasan Biblis Spiritual (UBS) di akhir Pekan II bulan Oktober ini. Di penghunjung pekan ini kita patut menghaturkan puji syukur kepada Tuhan atas segala rahmat dan berkat-berkat-Nya yang telah kita terima sepanjang pekan ini (hening sejenak bersyukur untuk seluruh perjalanan hidup dan aktifitas sepanjang minggu ini).
Ziarah Sang Sabda pekan ini membantu kita memperdalam kebenaran-kebenaran berikut:
- Tuhan mempercayakan kebun anggur-Nya kepada masing-masing kita sesuai peran dan tugas kita untuk digarap, dan pada waktunya kita akan diminta mempertanggungjawaban kepercayaan tersebut (Sabda Tuhan hari Minggu, 4 Oktober 2020).
- Iman, harap dan Kasih sejati dalam diri kita kepada Allah menjadi fondasi kokoh untuk menjadi penggarap yang baik. Tanpa hal tersebut, kita bisa seperti Ahli Kitab (di Injil hari Senin, 5 Okt. lalu) yang tahu baik sekali teori-teori kebahagiaan tetapi enggan mewujudkan dalam aksi nyata.
- Menyadari dan mengakui peran Tuhan dalam hidup-karier kita, akan menumbuhkan sikap alamiah seperti Maria (Injil Selasa, 6 Okt.) untuk meluangkan ruang dan waktu special untuk Tuhan karena kita sudah alami dan akui Dia sebagai sumber, penggerak utama dan tujuan hidup karier kita. Maka pada Dia kita meminta tuntunan (seperti para murid di Injil hari Rabu, 7 Okt) dan meminta pertolongan-Nya karena kita yakin Tuhan akan menuntun dan menolong kita (Injil Kamis 8 Okt.).
- Tanpa kesadaran itu, kita bisa bersikap seperti Marta yang menyamakan kerja sama dengan doa. Padahal yang benar: ORA ET LABORA.
- Tanpa pengakuan iman berbasis pengalaman pribadi akan keberadaan dan peran Tuhan dalam hidup kita, kita bisa seperti orang-orang di Injil Jumat kemarin yang menggangap Yesus berkarya dengan kuasa setan Beelzebul.
- Kita perlu realistis bahwa fenomen Marta dan cara pandang keliru seperti di Injil kemarin tentang kuasa dan karya Tuhan masih ada dan akan terus ada. Inilah tantangan nyata yang akan kita terus kita hadapi karena gandum dan ilalang akan selalu tumbuh bersama-sama dalam lahan kehidupan manusia. Maka Surat Rasul Paulus kepada umat di Galatia diperdengarkan kepada kita sepanjang pekan ini agar menjadi alarm bagi kita sehingga kita tidak mudah goyah oleh ajaran injil-injil palsu dan menyesatkan ala dunia. Surat Galatia mengajak kita untuk tetap teguh setia mengikuti Injil Yesus sebagai jalan, kebenaran dan hidup.
- Kesetiaan kita tetap mengikuti jalan kehendak Tuhan dan menghayati ajaran-Nya akan membuat kita tetap menjadi saudara-saudara-Nya (Injil hari ini, Sabtu 10 Oktober).
Masing-masing kita tentu saja sudah, sedang dan akan terus berjuang menghayati point-point intisari di atas sesuai pilihan hidup, peran dan tugas yang dipercayakan Tuhan kepada kita. Ketekunan dan kesetiaan kita menjadi pengikut dan pengolah kebun anggur Tuhan telah sudah pasti mendatangkan hasil dan sukacita dalam hidup-karier kita. Dalam hubungan dengan intisari ini, saya mau sharingkan satu pengalaman mengesankan yang menggambarkan sukacita dan kebahagiaan para penggarap kebun anggur menyaksikan hasil berlimpah yang dipanen. Kisah yang dimaksud adalah Moment Thabisan ke-12 Imam baru di Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero pada hari Sabtu, 3 Oktober 2020 lalu.
Benar bahwa COVID-19 mendatangkan ketakutan dan kecemasan tersendiri bila ingin membuat perhelatan seperti ini. Apalagi beberapa hari menjelang thabisan tersebut, PSBB kembali diberlakukan karena suhu COVID yang kembali mengganas. Namun kegembiraan wajah orang-orang yang hadir dalam upacara liturgi thabisan tersebut menunjukkan bahwa Upacara Kudus ini memiliki kekuatan tersendiri mengubah takut cemas akibat covid menjadi suka cita dan bahagia dalam diri mereka. Mereka bahagia karena karena perjuangan mereka sesuai peran dan tugas sebagai orang tua dan keluarga, para pendidik, penjasa dan sahabat-kenalan telah turut menghantar perjalanan ke-12 pemuda belia itu menjadi Imam Tuhan.
Tampaknya yang paling bahagia dari semua orang yang hadir peristiwa panenan tersebut adalah orang tua ke-12 Imam Baru itu. Bisa dipahami karena mereka lah yang paling berjasa dalam perjalanan hidup anak-anak mereka sejak awal mula kehidupan anak mereka itu hingga saat dithabiskan menjadi pelayan altar Tuhan. Sudah banyak pengalaman suka duka harus mereka alami dan jalani termasuk point-point intisari yang disebutkan di awal UBS ini.
Dengan dithabiskannya anak mereka menjadi Imam Tuhan menjadi bukti nyata ketekunan, kesetiaan dan tanggung jawab mereka sebagai pemelihara setia kebun anggur Tuhan berupa anak-anak yang dipercayakan Tuhan kepada mereka. Mereka telah tekun setia memelihara dan mengolah kebun anggur Tuhan yakni anak mereka yang mulai sekarang dipakai Tuhan sebagai anggur murni untuk dipersembahkan bagi kemuliaan Tuhan dan pengudusan umat-Nya di zaman milenial ini. Karena alasan itulah maka sekalipun masih diliputi rasa takut dan cemas pada Covid-19, mereka didatangkan menghadiri ucapara urapan suci putra-putra mereka.
Moment kudus ini menjadi waktu yang tampan pula bagi mereka juga untuk bersyukur atas rahmat kekuatan Tuhan yang dianughrahkan kepada mereka sebagai orang tua sehingga bisa tekun setia menjaga kebun anggur Tuhan berupa anak-anak mereka sejak awal mula hingga dipilih Tuhan menjadi abdi-abdi-Nya. Ini juga moment peneguhan iman bahwa Tuhan adalah sumber, penggerak utama dan tujuan hidup manusia, dan siapa yang tekun setia memelihara kebun anggur Tuhan akan dibahagiakan pada waktunya. Bila Tuhan menjadi sumber, tujuan dan penggerak utama kehidupan kita, maka Dia akan membuat indah segala sesuatu pada waktunya. Expresi iman itu terungkap melalui doa berkat para orang tua bagi anak-anak mereka sebelum diurapi menjadi Imam.
Ya Allah, Engkaulah asal dan tujuan hidup kami. Kami bersyukur kepada-Mu karena telah memperkenankan kami menjadi orang tua bagi anak-anak kami. Engkau telah mempercayakan kami untuk melahirkan, memelihara, membesarkan dan mendampingi mereka dalam seluruh proses pertumbuhan dan perkembangan hidup mereka. Kini, Engkau memanggil dan memilih mereka untuk melaksanakan tugas perutusan dan pengabdian khusus bagi Gereja-Mu. Karena itu, kami dengan ikhlas hati menyerahkan putera-putera kami yang tercinta ini ke dalam pangkuan-Mu melalui urapan imamat suci.
Ya Allah, Engkau mengenal mereka sedalam-dalamnya. Kami mohon, terimalah mereka sebagaimana adanya. Lindungilah dan bimbinglah mereka dalam seluruh tugas pewartaan dan pelayanan di tengah dunia yang penuh tantangan ini. Semoga mereka mampu menjadi abdi-Mu yang setia dalam memaklumkan Injil-Mu kepada dunia agar nama-Mu tetap dimuliakan di seluruh dunia.
Ya Allah Mahapengasih dan Mahamulia, inilah buah hati kami. Terimalah mereka sebagai persembahan pujian dan hormat kami yang tulus kepada-Mu. Amin.
Para Imam muda ini akan berkarya selain di Indonesia, ada juga beberapa orang yang akan diutus ke Polandia-Latvia, Belanda-Belgia, USA, Argentina, Brasil,Congo, Madagaskar, Botswana, TLS, Australia-Myanmar. Maka dalam doa itu juga terkandung nada permohonan orang tua meminta pertolongan rahmat Tuhan bagi anak-anak mereka. Tentu saja sebagai orang tua di zaman ini mereka menyadari bahwa perjalanan hidup anak-anak mereka sebagai Imam Tuhan di zaman milenial ini tak segampang membalikkan telapak tangan. Sudah pasti ada peluang dan tantangannya dalam hidup dan karya pelayanan mereka. Maka sebelum menyerahkan anak-anak mereka untuk diurapi dan ditahbiskan menjadi Imam Tuhan, mereka memberkati dan memohon kekuatan rahmat Tuhan memampukan mereka untuk hidup dan berkarya sebagai Rasul-Rasul Tuhan di zaman milenial ini.
UBS ini juga mengajak kita semua bersyukur dan membangun tekad terus menjadi pemelihara kebun anggur Tuhan yang dipercayakan kepada kita sehingga kita pun senantiasa diberkati Tuhan. Amin
Oleh P John Masneno, SVD (Pengurus Pusat Spiritualitas Sumur Yakub)