Sahabat-sahabat Tuhan tks,
Salam jumpa lagi di Selasa IV di Bulan Desember 2020. Kita diajak melalui Pertemuan Berhikmah merenungkan satu kebenaran sejati yang senantiasa hidup dan bertumbuh tokoh-tokoh yang ditampilkan kepada kita melalui Sabda Tuhan beberapa hari belakangan ini. Kebenaran sejati yang dimaksud yakni kekuatan kasih Allah yang mampu menggerakkan hati-bathin orang untuk turut melakukan hal yang sama kepada sesamannya.
Kebenaran sejati ini bisa kita temukan dalam diri Bunda Maria yang bersukacita karena diperkenankan menjadi Bunda Tuhan. Kegembiraan ini mendorongnya untuk membagikan kabar sukacita tersebut kepada Elisabet saudaranya. Dan Elisabeth yang begitu bergembira mengungkapkan suatu madah memuliakan Tuhan. Kisah lain kita temukan dalam diri Hana, Ibunda Samuel yang pergi ke rumah Tuhan Silo mempersembahkan rasa syukurnya kepada Tuhan karena Allah telah mendengarkan doa-doanya dengan menganugrahkan seorang anak.
Merenungkan kebenaran tersebut dalam sejarah hidup manusia kita temukan satu proses yang yang sama yakni:
- ketika orang sungguh mengalami kasih berkat Tuhan dalam hidupnya akan tumbuh rasa syukur kepada Tuhan, sekaligus kemauan untuk mau berbagi kasih berkat Tuhan kepada sesama. Berbagi berkat di sini bukan hanya dalam konteks berbagi materi kepada sesama, tetapi juga bisa dalam berbagai bentuk yang intinya mau mewartakan karya kasih Tuhan dan mau membuat orang lain pun turut bergembira sebagaimana dilakukan Bunda Maria kepada Santa Elisabeth.
- Kesadaran akan karya kasih Tuhan dalam diri dan hidup kita pun bisa membuat kita seperti Hana yang semakin yakin pada pertolongan Tuhan dan mau mendedikasikan hidupnya bagi Tuhan dan sesama.
- Bahkan Hana yang tak tanggung-tanggung mempersembahkan Samuel, anak yang dianugrahkan Tuhan kepadanya untuk dipakai Tuhan sebagai hamba-Nya.
Ditampilkan beberapa sharing pengalaman dan refleksi iman tentang pengalaman karya kasih Tuhan dalam hidup mereka dan apa yang mereka lakukan seturut kebenaran sejati yang disampaikan di atas (silahkan pilih dan renungkan kisah atau refleksi yang cocok dengan pengalaman Sdr/I):
- Pengalaman hidup semenjak saya menikah dan dikarunia dua anak. Ketika anak pertama berusia 4 tahun, yang kedua 3 tahun kami tinggal di rumah kos sederhana yang hanya satu kamar berukuran kecil. Di suatu malam istri dan anak-anak tidur lelap, saya hanya mereka bertanya dalam hati dengan sedih ‘apakah saya bisa menyekolahkan mereka hingga tingkat SMA?’ Karena gaji yang saya peroleh sangatlah kecil, makanpun apa adanya. Saya duduk hening danair matapun jatuh, sambil bercerita kepada Tuhan Yesus, meminta kepada-Nya agar kedua anakku bisa saya sekolakan sampai ke tingkat SMA. Saya hanya percaya bahwa Tuhan maha pengasih, sambil berusaha bekerja dengan tekun walaupun gaji kecil dan harus berangkat pagi di saat lampu rumah belum padam dan pulang rumahpun sudah malam. Dalam perjalanan waktu, jatuh-bagun menghidupi keluarga, ada banyak jalan keluar yang kami alami. Apa yang saya minta kepada Tuhan Yesus di kabulkan. Tuhan memberi lebih dari apa yang saya minta, hingga kedua anak saya mencapai pendidikan meraih gelar sarjana. Secara nalar gaji saya memang tidak cukup, itulah manfaat dan kuasa doa yang luar biasa, bila Tuhan turut berkarya, semua pasti terjadi. Saya bangga menjadi Kristen Katolik yang membuat saya semakin bertumbuh dalam iman akan Yesus Kristus, dekat dengan para Kudus-Nya. Kami yakin melalui baptisan kami sudah dijadikan keluarga Allah secara rohani, menyebut dan memanggil Allah sebagai Bapa, maka segala persoalan hidup, kesulitan apapun kami diserahkan pada pertolongan Allah dalam doa. Kami diajar dalam hidup tidak mengandal kekuatan sendiri, sentiasa melibatkanlah Tuhan dalam pegulatan hidup keseharian melalui doa, pengharapan yang penuh keyakinan iman. Bagi kami amatlah penting dalam hidup keseharian untuk selalu menjaga kesucian diri yaitu hati dan pikiran; berpikir positip, tidak egois, berkata benar, suka mengampuni karena tubuh dan hati kita adalah bait kudus Allah. Saya sungguh merasakan pengaruhi Doa dalam hidup keseharian sangat mempengaruhi pikiran serta hati ke jalan yang benar, dan memampukan kami bertahan dalam berbagai kesulitan dan cobaan hidup, yang menurut nalar tidak mungkin dihadapi. Kristus Tuhan memampukan, menunjuk dan membukakan jalan keluar dalam sulit dalam hidup kami. Bapa yang kudus, yang selalu hadir di setiap langkah hidupku, hamba mau bersyukur karena Engkau begitu baik, yang selalu menjawab dan juga menolong, membukan jalan keluar di setiap kesulitan dan cobaan hidup hamba ini amen. (Bpk A. Gare, Gereja St. Joannes Baptista - Paroki Tulang Kuning Parung - Bogor)
- Berkisah tentang kasih kemurahan Tuhan, semua kita pasti punya kisah masing-masing. Sudah jelas pengalaman-pengalaman kasih perhatian Tuhan yang kita alami mendorong kita untuk melakukan juga perbuatan baik kepada sesama. Saya secara pribadi berusaha sebisa mungkin melakukan hal-hal yang perlu saya lakukan. Hanya Tuhan yang tahu semua yang sudah saya lakukan buat sesama. Saya merasa pernikahan 36 tahun kami mengisahkan kisah tersendiri, baik yang menyenangkan maupun sebaliknya. Namun saya tetap mengikuti apa yang telah saya yakini sebagai pengikut Yesus. Setia dalam segala perkara. Mungkin saya dilahirkan ke dunia untuk mendampingi suami saya . Saya pun dipertemukan dengan suamiku di Gua Maria Sendangsono Magelang. Segala cobaan sudah pernah saya lalui. Sampai yang terburuk sekalipun. Juga mendampingi dalam kejatuhan usaha Makan sekali sehari saya sudah pernah alami dan jalani. Hal-hal yang tak diharapkan pun terjadi dalam perjalanan kehidupan keluarga kami. Mendampingi suami sakit parah dll. Maka saya merasa, saya dilahirkan untuk suami dan anak-anak saya. Tekadku sejak awal yakni apapun situasinya saya mau mempersembahkan yang terbaik bagi keluargaku terutama tugasku sebagai ibu yang menghadirkan buah hati kami dan menggandeng tangan mereka sampai usia dewasa. Melihat mereka kuliah di Auckland University. Menikahkan dengan pasangan masing-masing. Melihat satu persatu cucu saya lahir. Suatu proses kehidupan yang saya jalani dengan tetesan keringat dan derasnya air mata. Namun semua cobaan-cobaan saya syukuri dengan ikhlas. Saya sungguh berterimakasih pada Tuhan dan Bunda karena anak-anak dan pasangan mereka semuanya takut akan Tuhan. Keluarga anak-anak boleh dibilang semuanya mandiri dalam segala hal. Ini seperti kado dari Tuhan Yesus bagi saya. Setelah semua yang saya alami. Saya sungguh teguh melangkah dalam iman katolik. Tidak akan goyah selamanya. Tuhan sertai dan kuatkanlah kami selalu berjalan pada jalan kebaikan dan kebenaran-Mu. Amin. (Oleh, M.C. –Paroki F.X. Kuta Bali).
- Saya sebagai pengikut Yesus, amatlah bersyukur, diberi nafas hidup tiap hari, oksigen yang Cuma-Cuma. Nafas hidup baru, nafas kehidupan, menyadarkan saya betapa Allah mengasihi manusia. Apa yang bisa saya lakukan untuk membalas cintanya? Pada minggu 29 November 2020, saya adakan zoom untuk keluarga besar saya. Sentuhan Firman Tuhan memiliki kekuatan dan dampak tersendiri bagi kehidupan keluarga besar karena menumbuhkan semangat perutusan sebagai anak-anak Allah, dan semangat untuk berbagi. Sepanjang 2020 ini, di setiap karya pelayanan selalu melibatkan keluarga besar sebagai wujud-nyata kami mau mengikuti Yesus yang berhati welas kasih, dengan tulus dan ikhlas berbagi pada orang kecil dan sederhana, bersatu dalam doa. (Oleh Ng Veronica dari Paroki St. Marinus Yohanes Kenjeran Surabaya).
- Dalam perziarahan hidup termasuk 2020 banyak hal ajaib yang terjadi dlm hidup saya. Hanya karena kasih karunia Tuhan, penyertaanNya dalam hari-hari hidup yang saya jalani sangat luar biasa. Kasih-Nya yang melimpah tidak cukup hanya dengan ucapan syukur. Di dalam keterbatasan, saya hanya bisa saya bersyukur dan memuji-Nya dalam setiap kesempatan. Seringkali saat teduh di pagi hari saya rasakan kehadiran-Nya, sentuhan-Nya serta suara-Nya terdengar lembut di telinga hati saya. Hal ini membuat saya nyaman dan ogah beranjak dari ruang doa. Saya percaya bahwa penyertaan-Nya tidak pernah berubah. Dan ini menjadi kekuatan yang mendorong saya untuk selalu bersekutu dengan-Nya. Berupaya sebisa membalas segala kebaikan-Nya yang diberikan buat hidup saya (Oleh Bpk Teddy P.S. Paroki HSPMTB Tangerang).
Apa pesan refleksi dan sharing-sharing iman ini bagiku dan keluargaku? Selamat merenung, Tuhan memberkati.
(Oleh P. John Masneno, SVD- Pengurus Pusat Spiritualitas Sumur Yakub)