Sahabat-sahabat Tuhan ytk,
Salam jumpa lagi di akhir pekan Minggu Adven yang disebut Minggu Gaudete (Minggu Sukacita). Kita bersyukur untuk segala rahmat Tuhan yang telah kita terima selama ini khususnya selama sepekan ini. Seri ke-3 UBS di masa Advent ini mengajak kita merenungkan 2 hal penting dalam hidup keluarga dan komunitas dan pribadi kita sebagai misionaris-misionaris Allah.
- Semangat hidup Yohanes Pembaptis (yang diulas di website ini pada hari Selasa baru-baru). Intisarinya spiritualitas Yohanes Pembaptis sbb:
- Dia tahu diri siapa dirinya di hadirat Allah (Dia bukan Tuhan melainkan hanyalah hamba Tuhan, suara yang berseru di Padang Gurun dan mempersiapkan jalan bagi Tuhan)
- Gambaran diri yang jelas mengarahkan diri dan kariernya sebagai Hamba Tuhan yang hidup dalam tuntunan Tuhan,
- Dia tahu konsekuensi dan tantangan yang harus dihadapi karena gambaran diri dan semangat hidupnya yang demikian bila berhadapan dengan para pemimpin Yahudi yang memiliki gambaran diri dan orientasi hidup yang berbeda,
- Dia tetap fokus pada tujuan sejati sehingga menciptakan suatu kisah hidup mulia dan luhur sebagai alat Tuhan yang mempersiapkan diri bagi Tuhan agar Tuhan semakin besar dan dirinya semakin kecil.
- Makna di balik Silsilah Yesus bagi keluarga kita
Ditampilkan di UBS ini beberapa sharing iman yang mengajak kita merenungkan makna silsilah Yesus dalam konteks keluarga kita:
- Sebagai orang yang sudah menjadi pengikut Yesus tentu punya dua silsilah yakni silsilah jasmani dan silsilah rohàni. Dari silsilah jasmani saya mengetahui bahwa mempunyai orang tua yg melahirkan, memelihara mendidik saya. Sudah sepantasnya bila saya bersyukur mempunyai orangtua yang berusaha membahagiakan anak anaknya. Oleh karenanya saya tetap mengenang jasa jasanya dalam doa-doa sehari harinya. Dari silsilah rohani saya mengenal Allah yg panjang sabar, murah hati dan besar kasih setianya. Meskipun saya melupakan-Nya karena kesombongan saya. Dia tetap mengasihi saya dan dengan kesabaran-Nya menuntun saya agar terus bertobat dan berpaling kepadaNya. Kerinduan saya mau tetap memelihara relasi yang hangat dengan-Nya. Ya Bapa yg kekal dan kuasa. Kami bersyukur kepadaMu karena pernah mengalami kasihMu melalui orang tua yg sekarang sudah Engkau muliakan didalam kerajaanMu. Semoga kami boleh melanjutkan amal kasih yg sudah dikerjakan orang tua kami demi kebahagiaan anak anak cucu kami. Semuanya kami mohon dalam nama Yesus, Tuhan dan pengantara kami.Amin (Oleh Bpk. Bob Soekadijono)
- Makna silsilah Yesus bagi saya menunjukkan bahwa seseorang itu adalah Ahli Waris dari leluhurnya. Demikian juga Yesus yang menyebut Allah sebagai bapa-Nya, mengajar kita sebagai murid-Nya untuk menyebut Allah sebagai Bapa dalam doa Bapa Kami. Oleh karena itu kitapun adalah anak-anak Allah yang menjadi ahli Waris Surgawi Bapa. Ya Allah berkatilah kami senantiasa, agar pantas dan layak menjadi putera- puteri Mu sehingga boleh menjadi ahli waris sorgawi Bapa di sorga, Amin. (Oleh Bpk. Jacob D. Sarosa-Magelang).
- Saya merefleksikan silsilah Tuhan Yesus sebagai sebuah perjalanan iman pribadi saya yang juga mengalami situasi jatuh-bangun. Awal mula semangat dan setia seperti iman Abraham, kadang jatuh dalam godaan seperti Daud di dalam kenyamanannya. Bahkan bisa terpuruk masuk dalam suasana pembuangan Babel. Hancur, menangis, memohon Tuhan berbelas kasih kepada saya. Kadang iman berjalan konstan dan biasa biasa saja. Silsilah Yesus mengajak saya melihat lukisan perjalanan iman dan hal yang patut disyukuri bahwa Allah tetap memperhatikan, menuntun dan menganugerahkan kekuatan untuk tetap dapat setia kepada-Nya. Karena saya yakin Allah yang dulu telah menggenapi janji-Nya di dalam Yesus Tuhan tentu Allah juga akan menggenapi janji-Nya memberikan keselamatan kepada kita di dalam Yesus asal kita tetap setia.... (Oleh Bpk. Vincentius Robin, Paroki St Petrus dan Paulus Mangga Besar Jakarta)
- Beberapa tahun lalu seorang sepupu saya ingin membuat silsilah kelurga besar kami untuk menelusuri asal usul nenek moyang keluarga kami, namun ternyata susah sekali ditemukan titik terangnya karena kami kesulitan membuat penelusuran terhadap lima generasi di atas kami. Kami sudah kehilangan jejak karena sudah terjadi perkawinan multi-ras: antara keturunan Tionghwa, Arab dan juga suku-suku bangsa lain. Pengalaman ini membuat saya begitu kagum tentang sislisah Yesus yang tercacat baik dan luar biasa dari generasi ke generasi. Muncul kekaguman pula pada rencana Allah yang merancang dan melaksanakan secara baik karya keselamatan manusia melalui Yesus Kristus Putra-Nya. Saya bersyukur karena saya dan keluarga saya juga turut menjadi bagian dalam karya keselamatan Tuhan ini. Dan saya yakin saudara/I juga bersyukur untuk karya agung keselamatan Allah ini. Mari kita mempersiapkan diri di Advent ini menyonsong kedatangan Sang Penyelamat kita. (Ibu Lucia Endang Sutjiati, Paroki Gabriel Pulo Gebang Jakarta Timur).
Apa pesannya bagi keluargaku yang patut direnungkan di masa Adven ini dan perlu diupayakan dalam hidup kami?
Selamat merenung, Tuhan memberkati.
Oleh P John Masneno, SVD (Pengurus Pusat Spiritualitas Sumur Yakub)