Friday, 04 December 2020 17:12

ADVENTUS: MOMENT BERCERMIN DIRI (SERI I)

Written by John Masneno
ADVENTUS: MOMENT BERCERMIN DIRI (SERI I) dok. Sumur Yakub

Sahabat-sahabat Tuhan ytk,

Salam jumpa lagi melalui Ulasan Biblis Spiritual (UBS) di akhir pekan Advent I 2020 ini. Ada banyak hal, situasi, kisah pengalaman, yang telah alami sepanjang pekan ini, maka mari kita awali permenungan mingguan ini dengan mengenang, menyadari dan menghaturkan rasa syukur kita kepada Tuhan atas kesetiaan-Nya menjaga dan menjamin hidup kita rohani dan jasmani hingga detik ini.

Melalui UBS ini kita diajak meluangkan beberapa menit dari 10.080 menit yang dianugrahkan Tuhan pekan ini guna merenungkan beberapa pesan intisari dari sapaan Cahaya Kebenaran Sabda Tuhan yang diperdengarkan kepada kita sepanjang pekan ini. Intisari-intisari yang ditampilkan di sini mengajak kita merenungkan kebenaran-kebenaran sejati yang diungkapkan dalam bacaan-bacaan suci pekan ini. Kesungguhan kita merendahkan diri dan membuka hati kita merenungkan dengan iklas sapaan Sabda Tuhan jelas mengkonesikan HP diri kita dengan daya hidup Tuhan dan Sabda-Nya yang adalah sumber energi rohani dan cahaya kebenaran sejati bagi kita di zaman kita ini termasuk tahun covid 2020 ini.

Kerelaan dengan iklas dan kegembiraan hati membaca dan merenungkan pesan-pesan Sabda Tuhan melalui UBS ini seturut kenyataan hidup konkret kita, sangat besar pengaruhnya dalam proses pendalaman Sabda Tuhan ini. Sebab dengan cara tersebut, kita mau mendengarkan sapaan Sabda Tuhan khususnya di masa Adventus ini guna merenungkan: hidup kita; relasi kita dengan Tuhan dan sesama; apa saja hal-hal mulia yang telah kita jalani dan hidupi serta presentasikan di Tahun Covid ini. Beberapa teks dikutip di UBS ini untuk direnungkan pesannya oleh kita masing-masing. Mari kita membaca dan merenungkan beberapa pesan-pesan intisari Sabda Tuhan dari bacaan Pekan I Advent ini:

  1. Seruan Hati Kita Memohon Kedatangan Tuhan Sang Penebus di Tahun Covid ini

Kita semua tahu situasi umum tahun 2020 yang warnai oleh kehadiran Virus Corona yang melanda seluruh dunia. Segala daya upaya telah dikerahkan, orang-orang pintar di berbagai bidang, khususnya di dunia medis kedokteran yang selama ini dinobatkan sebagai tempat andalan tumpuan harapan di kala kita sakit, ternyata tak berdaya juga menghadapi covid. Dan malah para pegiat di bidang ini turut menjadi korban serangan virus ganas yang hingga sekarang belum ditemukan vaksinnya.

Hilang munculnya zona merah, hitam dan hijau, serta moment Lock-down, New Normal Life, lalu ke Lock-dowan lagi menjadi tanda bahwa Covid masih menjadi suatu ancaman serius manusia. Covid yang telah bercokol hampir setahun ini ternyata secara spontan turut mengundang virus lain yang sebenarnya lebih ganas yakni rasa takut, cemas dan buntu-tidak tahu mau bagaimana lagi menghadapi Covid. Karena situasi inilah menghantar banyak orang dan pihak, mungkin termasuk kita, untuk mulai berpikir dan merenung bahwa covid merupakan ajakan untuk bertobat dari sikap manusia zaman ini, yang saking begitu terkesima dengan kemampuan akal budi dan pengetahuannya dalam menciptakan segala macam teori dan teknologi, sampai mengurangi peran Tuhan. Kalau kita jujur denga fakta yang terjadi, kita akan turut mengakui bahwa tak sedikit orang di zaman ini, bukan hanya mengesampingkan Tuhan tetapi malah menjauhkan serta menyangkal Tuhan, yang kita semua tahu Siapa Dia bagi hidup manusia dan kehidupan seluruh ciptaan di jagat raya ini sejak dulu kala.

Dalam situasi buntu tak berdaya kita ini, ajakan Tuhan melalui Yesaya sebagaimana diperdengarkan kepada kita pada hari Minggu Adven I baru-baru menjadi suatu seruan mea culpa kita semua dan dengan rendah hati harus tunduk mengakui kedaulatan dan kemahakuasaaan Tuhan, serta memohon kedatangan-Nya menyelamatkan kita.

Bukankah Engkau Bapa kami? …Ya TUHAN, Engkau sendiri Bapa kami; nama-Mu ialah "Penebus kami" sejak dahulu kala. Ya TUHAN, mengapa Engkau biarkan kami sesat dari jalan-Mu, dan mengapa Engkau tegarkan hati kami, sehingga tidak takut kepada-Mu? Kembalilah oleh karena hamba-hamba-Mu, oleh karena suku-suku milik kepunyaan-Mu. Engkau menyongsong mereka yang melakukan yang benar dan yang mengingat jalan yang Kautunjukkan! Sesungguhnya, Engkau ini murka, sebab kami berdosa; terhadap Engkau kami memberontak sejak dahulu kala. Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin. Tidak ada yang memanggil nama-Mu atau yang bangkit untuk berpegang kepada-Mu; sebab Engkau menyembunyikan wajah-Mu terhadap kami, dan menyerahkan kami ke dalam kekuasaan dosa kami. Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu (Yesaya 63:16-27; 645-8 _Bacaan I Minggu I Adven).

Apa makna sapaan Sabda Tuhan bagi saya untuk direnungkan secara pribadi di Masa Advent?

  1. Allah yang kita imani masih tetap sebagai Allah yang penuh kasih dan penolong sejati

Tema ini cukup sentral dan berulang-ulang diperdengarkan kepada kita melalui teks-teks biblis minggu ini. Gambaran Allah sebagai Pengasih dan Penolong manusia tampak jelas di bacaan-bacaan suci Minggu Adven I ini. Dan kehadiran Yesus, Putra Allah, Penebus dan Penolong umat manusia terlihat jelas perannya dalam Injil sepanjang pekan ini. Kalau kita jeli memperhatikan hubungan teks-teks pekan ini dari sudut gambaran dan ramalan Nabi Yesaya tentang Mesias, kita menemukan di sana bahwa semua gambaran dan ramalan terpenuhi dalam diri Yesus. Hidup dan karya-Nya sungguh mempresentasikan sosok Mesias yang dijanjikan dan diharapkan:

“Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN; ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang. Tetapi ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran; ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik. Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang” (Yesaya 11:2-5 _Bacaan hari Rabu Adven I).

Kisah-kisah Injil Advent I ini tentang pertolongan Tuhan bagi manusia menunjukkan perwujudan misi Yesus yang diugkapkan di awal karya-Nya:  "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku; untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang (Lukas 4:18-19).

Pertanyaan bagi kita adalah: Apakah saya sungguh percaya kuasa pertolongan Tuhan, dan terbuka memohon pertolongan Tuhan atau ma uterus bertumpu hanya pada kemampuan manusia: diriku dan orang-orang yang diandalkan?

  1. Kita pun dilibatkan dalam karya Misi Allah

Dalam pekan Advent I ini kita merayakan pesta Rasul Andreas dan juga beberapa orang kudus termasuk 3 orang Kudus yang berjasa menyebarkan Injil Tuhan di Asia dan khususnya di Indonesia (Beato Dionisius, Beato Redemptus dan Santu Fransiskus Xaverius). Peringatan Rasul-Rasul Asia ini sekaligus menjadi ajakan bagi kita juga untuk merenungkan tugas kita sebagai murid dan Rasul di zaman ini. Injil hari ini menyegarkan kesadaran kita sebagai murid dan Rasul yang dipanggil juga mewujudkan misi keselamatan Allah kepada manusia.

Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan. Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma (Matius 10:1, 7-8)

Apakah kita mengakui kuasa Tuhan yang dianugrahkan kepada kita para Rasul-Nya? Dalam bentuk apa saya telah turut mewujudkan karya Misi Cinta Allah kepada sesama dan ciptaan Tuhan di tahun 2020 ini?

Selamat merenung. Percayalah Tuhan selalu menyertai, memampukan dan memberkati kita semua para murid dan Rasul-Nya dalam hidup dan karya-karya kerasulan kita. Amin

Oleh P. John Masneno, SVD (Pengurus Pusat Spiritualitas Sumur Yakub)

Kegiatan Terbaru

...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yohan...

25 October 2023
...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yohanes 15:5)

Bagaimana menyelaraskan nilai-nilai iman sejati dengan kecanggihan art...

PERAN SABDA DALAM GEREJA MISIONER

19 October 2022
PERAN SABDA DALAM GEREJA MISIONER

Pada hari Sabtu, 15 Oktober 2022 yang lalu, Komunitas Verbum Domini (K...

BILBE ZOOM IV PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA KARDINAL SUHARYO

18 October 2022
BILBE ZOOM IV PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA KARDINAL SUHARYO

Bible Zoom-Youtube Live-Streaming diadakan lagi oleh Tim Pengurus Pusa...

BILBE ZOOM III PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA MGR. DR. SILVESTE...

16 October 2022
BILBE ZOOM III PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA MGR. DR. SILVESTER SAN

Tim Pengurus Pusat Spiritualitas (Puspita) Sumur Yakub SVD-SSpS Indone...

BILBE ZOOM II PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA P. LUKAS JUA, SVD

14 October 2022
BILBE ZOOM II PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA P. LUKAS JUA, SVD

Tim Pengurus Pusat Spiritualitas (Puspita) Sumur Yakub SVD-SSpS Indone...

Tentang Kami

Nama yang dipilih untuk sentrum ini adalah “Pusat Spiritualitas Sumur Yakub” yang mempunyai misi khusus yaitu untuk melayani, bukan hanya anggota tarekat-tarekat yang didirikan Santu Arnoldus Janssen saja tetapi untuk semua... selebihnya

Berita Terbaru

©2025 Sumur Yakub - Pusat Spiritualitas. All Rights Reserved.

Search