Salam jumpa dalam kasih Tuhan
Selamat bertemu melalui renungan Biblis hari Senin 16 November 2020 ini. Dari sekian banyak pesan yang bisa kita simak dari bacaan-bacaan suci hari ini, kita diajak mengarahkan perhatian kita pada perjuangan si buta di Injil hari ini hingga mendapatkan kesembuhan dari Yesus.
Di kisah itu kita bisa melihat kegigihan perjuangan si pengemis yang buta untuk bisa bertemu Tuhan di tengah-tengah kerumunan orang banyak. Ketika dia tahu bahwa Yesus sedang lewat, ia berseru seru kepada Yesus, "Yesus anak Daud, kasihanilah aku!". Seruannya itu mengungkapkan kerinduan hatinya untuk diperhatikan oleh Yesus, Sang Penyelamat manusia. Dia berani berseru demikian karena bisa saja dia sudah mendengar dari orang-orang sekitarnya tentang siapa Yesus itu. Maka seruannya merupakan expresi imannya yang percaya bahwa Yesus memiliki daya ilahi untuk menolong dirinya. Dia percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, dan ia juga percaya bahwa Tuhan akan menyembuhkannya.
Dengan keinginan yang kuat dari dalam dirinya untuk sembuh, orang buta itu tetap berseru kepada Yesus, dan tidak menghiraukan orang-orang yang menegurnya supaya diam. Akhirnya Yesus mendengar seruannya... Ketika Yesus menanyakan apa yang diinginkannya, si buta menjawab: "Tuhan, supaya aku dapat melihat!". Yesus pun mengabulkan permohonan pengemis buta itu dengan menyembuhkannya sehingga dia bisa melihat. Pengalaman ajaib yang dialaminya menghantar dia mengucap syukur penuh sukacita dan memuliakan Tuhan atas rahmat kesembuhan Tuhan bagi dirinya.
Kisah si pengemis buta ini patut kita renungkan karena meskipun dia buta secara fisik, namun mata hati penuh iman tetap melek sehingga mampu melihat kehadiran dan kuasa Ilahi Tuhan serta memohon pertolongan-Nya. Seperti pengemis buta itu, kita hendaknya selalu datang kepada Tuhan dengan harapan dan iman dan tekun dalam doa dengan keyakinan kokoh bahwa Tuhan yang baik pasti menolong kita sesuai dengan waktu dan rencana-Nya.
Sedikit sharing saya tentang pengalaman saya alami dalam kehidupan keluarga kami karena memiliki kaitan pesan dengan Injil yang kita renungkan. Beberapa tahun lalu suami saya adalah seorang perokok berat, tiada hari tanpa merokok. Saya dan anak-anak sudah berulang kali memberi pengertian bahwa merokok bukan hanya akan merusak kesehatannya, tetapi juga berdampak negatif bagi kesehatan kami semua di rumah. Tetapi suami tidak mengiraukan semua nasihat kami itu hingga sampai suatu ketika suami saya sakit, terkena infeksi pada lambungnya. Karena sakit itu maka suami haus dua kali diopname di Rumah Sakit. Muncul keyakinan dalam diri saya waktu itu bahwa mungkin inilah moment yang tepat untuk menghentikan kebiasaan merokoknya. Saya berusaha mengajak suami untuk berhenti merokok karena situasi fisik yang sedang dialaminya. Suami sendiri rupanya sudah menyadari kondisi dan resikonya. Selain meminta dia mempertimbangkan kebiasaan merokok, saya juga mendoakan dia setiap malam memohon kesembuhan untuk suami saya. Saya juga doakan intensi tersebut dalam doa Rosario bersama sebelum tidur. Puji Tuhan suami saya akhirnya sembuh dan dia tidak mau merokok lagi.
Pengalaman ini menggajar saya untuk senantiasa meminta bantuan Tuhan dalam situasi sulit yang saya alami karena yakin Tuhan yang Mahabaik pasti bersedia menolong kita. Kisah si pengemis buta tadi juga mengajar kita untuk menyadari diri dengan kerapuhan kita dan memohon pertolongan Tuhan. Bagaimanpun kita semua tidak lepas dari salah dan dosa, juga termasuk keinginan-keinginan duniawi yang sering menggerogoti hidup dan iman kita. Maka seperti pengemis buta itu, maka perjuangan kita mengalahkan keinginan-keinginan duniawi itu, kita hendaknya datang juga pada Tuhan, berseru memohon penyembuhan dan pertobatan atas salah dan dosa kita.
Semoga kita selalu memiliki iman yang teguh pada pertolongan kuasa Tuhan, harapan yang kokh akan bantuan-Nya, dan cinta kasih yang ikhlas pada-Nya. Amin
Oleh Ibu Elisabeth Lee Lenita (Paroki Santa Perawan diangkat ke Surga Makassar-SulSel)