Refleksi

Sunday, 08 April 2018 16:57

Forum Eco Spiritual

Sunday, 08 April 2018 16:54

Loka Retret Psiko Spiritual

5.jpeg2.jpeg14.jpeg9.jpeg7.jpeg12.jpeg11.jpeg10.jpeg1.jpeg3.jpeg6.jpeg4.jpeg13.jpeg8.jpeg

Sunday, 08 April 2018 16:42

Retret Suster-suster RVM

5_resize.jpg1_resize.jpg8_resize.jpg4_resize.jpg3_resize.jpg2_resize.jpg7_resize.jpg6_resize.jpg9_resize.jpg

Pihak Pusat Spiritualitas Sumur Yakub Indo-Leste mengadakan kegiatan Temu Rohani bagi para muda-mudi Katolik yang datang dari aneka latar belakang sosial dan budaya. Dari segi asal, para peserta hampir mewakili berbagai daerah di Indonesia (Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara dan Papua). Ada juga peserta dari Timor Leste. Pada umumnya mereka adalah mahasiswa-mahasiswi yang sedang ‘menimba’ ilmu di berbagai perguruan tinggi. Beberapa peserta sudah berkarya sebagai guru, pegawai, karyawan-karyawati di lembaga-lembaga dan perusahaan-perusahaan. Kegiatan yang bertemakan Eco Spiritual Transformatif Kaum Muda Katolik ini diselenggarakan di Pusat Pastoral KAJ Samadi Klender Jakarta Timur pada tanggal 16-18 Maret 2018.

LATAR BELAKANG KEGIATAN

Kaum muda adalah salah generasi penting yang hidup dan berjuang bersama generasi lainnya dalam suatu kehidupan sosial baik dalam konteks hidup bernegara maupun dalam konteks hidup beragama (bergereja kalau dalam konteks Gereja Katolik).  Sebagai bagian tak terpisahkan dari dunia hidup bersama tentu saja mereka punya andil dalam kehidupan bersama itu. Kontribusi mereka bagi kehidupan bersama bisa berupa kesaksian hidup yang baik dan mulia, bisa melalui karier-karier (baik pribadi maupun bersama) yang punya sumbangsih untuk kehidupan sesama, serta melalui kegiatan-kegiatan kelompok yang mereka organisir. Mengingat peran mereka yang luar biasa dalam kehidupan bersama maka banyak pihak menaruh perhatian dan dukungan demi makin tumbuh kembangnya kualitas hidup mereka sesuai nilai-nilai kehidupan sejati dan juga agar mereka makin terdorong untuk mengembangkan dan menyumbangkan talenta dan kemampuan yang mereka miliki bagi kesejahteraan hidup bersama.

Atas dasar tersebut Gereja Katolik, sebagai satu lembaga religius sejagat, terus menerus menunjukkan apresiasinya terhadap kontribusi-kontribusi kaum muda untuk kesejahteraan hidup bersama. Pihak Gereja juga terus memberikan dukungan dan perhatiannya kepada kaum muda dalam upaya mengembangkan kemampuan dan talenta mereka. Adanya begitu banyak kelompok dan kegiatan kaum muda pada segala level kehidupan Gereja (mulai dari tingkat parokial, keuskupan, nasional, benua dan internasional) menjadi bukti nyata adanya dukungan tersebut.

Hal itu menjadi bukti juga bahwa Gereja sungguh memberi ruang dan kesempatan kepada kaum muda untuk mengambil bagian dalam kehidupan sosial menggereja. Alasanya karena Gereja menyadari betul peran kaum muda dalam konteks kehidupan bersama. Paus Fransiskus pada World Youth Day 2013 mengugkapkan hal ini kepada kaum muda dengan mengatakan: “You too, dear young people, can be joyfull witness of God’s Love, courageous witness of His Gospel, carrying to this world a ray of His Light” (Hai kawula muda yang terkasih, anda juga bisa menjadi saksi yang penuh kegembiraan akan kasih Allah; bisa menjadi penyaksi Injil yang penuh keberanian; dan bisa membawa kepada dunia sinar harapan Cahaya Allah).

Karena itu Gereja terus berupaya melalui berbagai macam cara mendukung kaum muda untuk terus maju dalam upaya membagikan talenta dan kemampuan yang mereka miliki demi kesejahteraan hidup bersama. Dan entuasisme kaum muda menjawabi peluang yang diberikan Gereja untuk mengambil bagian karya pelayanan Gereja dan kehidupan sosial bermasyarakat patut mendapatkan ‘acungan jempol’ apresiasi.  Untuk alasan itulah kegiatan Eco Spiritual Kaum Muda Katolik ini diadakan sebagai salah satu bentuk apresiasi dan dukungan terhadap kaum muda yang selama ini telah mengambil bagian dalam kehidupan sosial bermasyarakat dan juga dalam kehidupan menggereja.

TUJUAN DAN BENTUK KEGIATAN

Pihak Pusat Spiritualitas Sumur Yakub Indo-Leste yang berkarya di wilayah Gerejani Indonesia dan Timor Leste berinisiatip melakukan kegiatan animasi rohani ini untuk kaum muda dengan tujuan mulia mau mengapresiasi dan mendukung apa yang telah dilakukan kaum muda Katolik yang ada di Indonesia dan Timor Leste. Kegiatan yang dirancang untuk kaum muda ini lebih terarah kepada sharing pengalaman perjuangan hidup kaum muda Katolik. Bagaimana dalam usia sedemikian belia, mereka sudah mampu memberikan konstribusi-konstribusi berarti dalam kehidupan sosial tempat mereka berada baik melalui kesaksian hidup mereka maupun melalui karier serta aktifitas-aktifitas yang mereka lakukan.

Flow dan kisah-kisah menarik yang disharingkan oleh para peserta makin mengasyikkan para peserta untuk berbagi pengalaman satu sama lain. Suasana keakraban dan rasa persaudaraan yang spontan tercipta di antara mereka menjadikan Forum rohani ini menjadi wadah dan moment bagi para peserta untuk saling bertukar pengalaman hidup seputar kiprah hidup dan karier serta kiat-kiat yang diterapkan selama ini dalam hidup dan aktifitas sehingga bisa seperti yang ada sekarang. Muncul juga informasi-informasi menarik dan mengagumkan dari sharing-sharing peserta dalam kaitan dengan alasan mengapa mereka berusaha menampilkan peran-peran penting dan mulia melalui hidup dan kiprah mereka. Mereka mengungkapkan bahwa hal-hal mulia yang mereka lakukan itu bukan tiba-tiba muncul begitu saja tetapi berkaitan erat dengan visi-misi dan nilai-nilai mulia yang ada dalam diri mereka. Mereka mengakui bahwa nilai-nilai itu didapatkan dari orang tua dan keluarga serta lingkungan di mana mereka lahir, tumbuh dan berkembang. Nilai-nilai itu menjadi ‘motor penggerak’ dari dalam diri mereka untuk melakukan hal-hal mulia yang meraka telah, sedang dan akan terus jalankan.

Sharing-sharing yang dibuat selama forum rohani memunculkan banyak kisah menarik dari para peserta seputar hidup dan perjuangan mereka sebagai mahasiswa-mahasiswi maupun sebagai karyawan-karyawati di tempat di mana mereka berkarya. Dan kisah-kisah yang muncul menjadikan Forum ini sebagai Forum Apresiasi atas segala perjuangan mereka menghidupi nilai-nilai Injili selama ini melalui sikap dan peran mereka. Momen ini juga menjadi moment inspiratif karena para peserta juga dibantu menemukan korelasi antara pengalaman mereka dengan semangat hidup para rasul Tuhan. Tujuannya agar mereka berusaha dalam hidup dalam tuntunan Roh Allah sehingga mampu mentransformasikan visi misi mereka sbg abdi Tuhan ke dalam hidup dan karya pelayanan mereka. Pencerahan-pencerahan spiritual demikian tentunya membantu mereka untuk langkah karier dan pelayanan selanjutnya.

Selain tujuan tersebut, Forum Rohani ini bertujuan membantu para peserta mendalami talenta, kemampuan dan nilai-nilai hidup yang mereka miliki dalam diri mereka.

Pada sesi ini juga diberikan pencerahan spiritual (melalui dinamika ‘api unggun’ atau ‘terang lilin’) guna mendalami nilai-nilai hidup yang selama ini mereka hayati dan mentransformasi diri mereka sebagai orang-orang yang berguna bagi Negara dan Gereja. Pendalaman akan hal ini diharapkan bisa membantu mereka dalam upaya mereruskan hal-hal mulia yang telah mereka jalankan selama ini dengan penuh kesadaran dalam terang iman Katolik.

Selain menjadi moment apresiasi dan inspirasi, Forum Spiritual ini menjadi moment peneguhan komitment untuk terus berupaya menstranformasikan hidup, bakat dan kemampuan yang dianugrahkan Tuhan kepada mereka makin meluasnya Kerajaan Allah dan Kabar Gembira kepada sesama melalui hidup dan kiprah karier dan pelayanan mereka.

Pada sesi evaluasi kegiatan, para peserta menyapaikan bahwa kegiatan ini mereka ikuti membantu mereka makin mengakrabkan diri dengan Tuhan dan SabdaNya. Mereka mangakui Forum ini benar-benar menjadi suatu momentum affirmasi hidup dan karier serta pelayanan serta pengisian spirit untuk pelayanan selanjutnya.

Karena itu mereka merencakan untuk mengadakan lagi kegiatan-kegiatan rohani seperti ini sehingga makin mengarahkan hidup mereka sebagai orang-orang Kristianani Katolik yang berguna bagi bangsa dan Negara.

Proficiat atas suksesnya kegiatan Eco Spiritual Transfotmatif Kaum Muda Katolik 2018 di Wisma Samadhi Klender. Semoga berkelanjutan.

Salam berkat selalu dalam Tritunggal Mahakudus.

P. John Masneno,svd

Friday, 06 April 2018 22:27

Loka Retreat KBKK Menyongsong HUT Ke-17

Kami Pengurus Sumur Yakub Indo-Leste menghaturkan limpah terima kasih kepada para pengurus KBKK (Kelompok Bakti Kasih Kemanusiaan) Indonesia, baik pengurus lama maupun yang baru atas kerelaan meminta kami memberikan pencerahan spiritual bagi pengurus dan anggota wadah misi kemanuisiaan ini. Kegiatan rahani ini berlangsung selama dua hari di Wisma KWI Cikini Jakarta. Kegiatan spiritual bertemakan PSYCHO-SPIRITUAL ANALYSIS & MOTIVATION bertujuan memberikan hikmah dan peneguhan spiritual bagi para peserta  dalam merayakan 17 tahun KBKK dan dalam langkah pelayanan selanjutnya.

Ajakan dan harapan Romo Markus Nur Widipranoto, (Sekretaris Eksekutif Komisi Karya Misioner Kerawam KWI dan Direktur Kerasulan Kepausan Indonesia) saat pembukaan kegiatan menjadi awal yang baik bagi seluruh proses pencerahan spiritual dua hari ini. Beliau mengajak para peserta untuk menggunakan moment berahmat ini guna merenungkan kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan dan memaknai dari sisi karya misi Allah bagi umatNya. Mengacu pesan biblis dalam 1Petrus 5:8 tentang bahaya zaman yang disimbolkan lewat analogi singa yang mengaum-mengaum mencaari mangsa, Romo Nur meminta angggota KBKK agar menyadari pengaruh ‘terkaman-terkaman singa’ yang datang dalam berbagai bentuk di zaman sekarang ini. Salah satunya yang disebutkan Romo Nur adalah gaya hidup hidup duniawi yang bertentangan dengan hakikat diri seorang misionaris Tuhan. Input ini menjadi salah satu fokus permenungan alam permenungan dalam loka retret ini. Para peserta sungguh memberi perhatian merenungkan realita kehidupan tersebut.

Secara umum atmosper sepanjang proses program spiritual dua hari ini sangat bagus dan membantu para peserta untuk masuk dalam proses permenungan terkait topik-topik yang diberikan. Hal ini tentunya tidak terlepas dari bahan permenungan dan flow sepanjang proses kegiatan. Bahan-bahan yang didalami dalam program dua hari ini menjadi titik acuan yang menuntun para peserta masuk dalam proses loka retret ini dengan penuh perhatian dan antusiasme.

Pada hari pertama, peserta dituntun untuk menyadari dan mengakui Penyelenggaraan Tuhan dalam kehidupan nyata. Topik ini ditempatkan di awal Retret ini karena hal tersebut (kesadaran akan penyelenggaran kasih dan kuasa Tuhan) mesti menjadi fundasi yang perlu dimiliki setiap Abdi Tuhan. Bila kita mau sungguh melayani Tuhan dan sesama dengan latar belakang dan talenta kita maka pendalaman akan Penyelenggaraan Allah sangat penting.

Pendalaman akan topik ini makin menyadarkan dan meneguhkan peserta, yang adalah pelayan-pelayan Tuhan, bahwa sesungguhnya Tuhan sudah lebih dahulu berkarya melimpahkan kasih dan berkatNya yang terlampau besar dalam hidup manusia. Hal ini diakui dalam sharing-sharing pribadi yang terungkap dalam sepanjang hari pertama. Para peserta mengakui bahwa kesadaran akan besarnya cinta dan perhatian serta berkat Tuhan bagi mereka MENUMBUHKAN MOTIVASI dari dalam diri mereka untuk melakukan hal yang sama. Motivasi ini pada gilirannya menggerakkan mereka untuk mau mengambil bagian dalam karya pelayanan kemanusiaan selama ini. Dan bagi sudah mengalami hal ini dalam hidupnya akan mengakui peran besar kesadaran ini sebagai motivasi dari dalam diri yang tak pernah padam. Alasannya karena pengakuan akan karya agung Tuhan yang telah dialami dalam hidupnya jauh lebih besar daripada yang dia berikan kepada sesama melaui pelayanannya.

Topik menarik lain yang didalami pada hari kedua yakni upaya mendalami dan memaknai kegiatan-kegiatan KBKK selama ini dalam perspektif hidup dan karya para misionaris Tuhan. Fokus refleksi pd sesi ini adalah kesadaran bahwa setiap misionaris Tuhan dipanggil dan diutus untuk menjalankan tugas misi yang dipercayakan kepadanya sekaligus menumbuhkembangkan spirit missioner dalam diri peserta. Peserta dituntun untuk merenungkan kisah pengalaman hidup mereka bersama Tuhan dan menyadari serta mendalami Karya Misi Tuhan yang dipercayakan kepada mereka sbg pribadi dan juga sebagai satu komunitas di KBKK.

Terungkap dalam sharing peserta bahwa karya pelayanan yang mereka jalankan merupakan suatu jawaban nyata atas tugas kerasulan Gereja yang dipercayakan oleh Tuhan. Mereka juga mengakui bahwa sebagai manusia yang tidak sempurna tentu saja ada kekurangan dalam karya pengabdian mereka. Karena itu kesadaran akan peran Tuhan sebagai pemilik misi dan manusia hanyalah alat Tuhan membantu mereka menyadari dan menepis segala tendensi pribadi dan godaan sisi duniawi yang muncul secara alamiah dalam karya pelayanan mereka.

Peserta juga dituntun (melalui input-input dari berbagai aspek kehidupan) untuk membuat ‘DISERMEN SPONTAN’ guna menyadari, menilai, mengklarifikasi ‘muatan-muatan keinginan manusiawi-duniawinya’ dalam pengalalaman-pengalaman yang telah terlewati. Peserta diberi ruang dan waktu untuk merefleksikan hal ini karena ketidaksadaran akan hal ini seringkali menimbulkan INNER BATTLE akibat perseteruan keinginan manusiawi dan kehendak Tuhan. DICERMEN atas pengalaman-pengalaman terlewati membangun tips spiritual antisipatif untuk langkah-langkah hidup dan pelayanan selanjutnya.

Keterbukaan hati dan kegenuine para peserta melihat hal ini, baik terungkap dalam kata maupun dalam bathin selama proses ini, membantu mereka bersikap realistis dengan kenyataan hidup seorang pelayan Tuhan yang juga adalah seorang manusia yang memiliki kerapuhan dan keterbatasan. Karena itu moment spiritual ini diakui sebagai kesempatan emas membaharui motivasi mereka dan sekaligus makin memperteguh komitment mereka untuk terus berkarya sebagai pemerhati kemanusiaan dalam aksi-aksi nyata kepada sesama. Mereka juga bertekad untuk menumbuhkan keterbukaan dan kepasrahan pada bantuan rahmat Tuhan dalam hidup dan pelayanan selanjutnya.

Tekad meneruskan misi kemanusiaan ini makin ditperteguh dalam sesi permemungan akan buah-buah karya KBKK sepanjang 17 tahun ini. Kesan saya peneguhan rohani luar biasa yang sudah tercipta sejak awal kegiatan makin terasa pada sesi ini. Kilas balik  atas begitu banyak aksi kemanusiaan yang dilakukan di berbagai tempat di Indonesia dan hasil/efek dari karya pelayanan yang dilakukan KBKK selama ini menghantar forum makin menyadari dan mengakui bahwa Tuhan memakai wadah kemanusiaan ini untuk menyalurkan cinta dan belaskasihNya kepada umatNya.

Peserta dituntun melihat pengalaman-pengalaman itu dalam perspektif penyelenggaraan Ilahi Allah sekali sekaligus mengakui bahwa bersama Tuhan segala sesuatu bisa dilakukan termasuk hal yang mustahil di mata manusia. Mereka mengamini hal ini bahwa Tuhan telah, sedang dan akan terus berkarya melalui berbagai macam cara dan melalui berbagai pihak baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung untuk terus mengejarkan karya kasih kemanusiaanNya ini kepada umatNya. Karena alasan inilah maka motto utama yang dipakai KBKK adalah KASIH MELAKUKAN SEGALANYA. Penemuan akan hasil buah karya kita makin memacu warga KBKK untuk terus berjuang melanjutkan karya misi Tuhan yang dipercayakan kepada komunitas ini.

Sebagai suatu review, saya patut ancungkan jempol kepada seluruh peserta kegiatan atas kesungguhan dan terbukaan hati mendalami topic-topik permenungan tersebut serta kesediaan mensharingkan pengalaman-pengalaman pribadi. Refleksi-refleksi pribadi atas pengalaman-pengalaman nyata yang dialami dalam hidup dan sharing-sharing menarik tentang hidup dan katerlibatan di kegiatan-kegiatan KBKK makin memperkaya peserta dalam konteks penyelenggraan Ilahi. Analisa psiko-spiritual dan pendalaman atas pengalaman-pengalaman yang disharingkan tentu menjadi pencerahan tersendiri bagi para peserta. Namun hemat saya kunci dibalik pencerahan spiritual yang didapatkan dalam retret ini yakni sikap kerendahan hati mau mengikuti bimbingan Roh (dengan mendengarkan suara hati apa adanya) dan kesediaan mau diarahkan serta entusiasme para peserta mengikuti kegiatan. Atmosphere retret dua hari tersebut menjadi saksi akan kebenaran fakta ini. Hal ini menjadi tanda jelas bahwa para peserta betul-betul mau menggunakan moment ini untuk dibimbing dalam penyelenggaraan Roh Allah guna mendalami pengalaman hidup dan pelayanan serta hikmahnya untuk langkah selanjutnya.

Puncak kegiatan rohani adalah Perayaan Ekaristi di Gereja Santu Paskalis dipimpin oleh Mgr. Aliysius Sutrisnaatmaka, M.S.F. (Uskup Palangkaraya) sekaligus melantik para Pengurus baru KBKK. Mgr Aloysius sebagai moderator KBKK menyampaikan banyak terima kepada para Pengurus lama atas segala pengorbanan selama masa tugas dan meminta para pengurus baru untuk meneruskan spirit missioner KBKK yang telah dihidupi selama 17 tahun ini.

Kegiatan lain seusai Perjamuan Rohani (Misa Kudus) ini yakni ‘perjamuan jasmani’ bersama. Acara resepsi bersama dilangsungskan di kediaman Dr Lukas dan Dr Irene (Pengurus KBKK sebelumnya) di Kelapa Gading. Tentunya suasana-suasana keakraban dan persaudaraan yang tercipta selama hari-hari kegiatan spiritual ini memberikan semangat tersendiri bagi para pengurus dan anggota.

Kiranya inspirasi dan motivasi serta input yang didapatkan dalam program spiritual ini menjadi penyemangat komunitas kBKK (mulai dari pengurus, anggota dan semua komponen yang terlibat dalam wadah kemanusiaan ini) agar makin membuka diri dipakai oleh Tuhan sebagai instrumentNya yang menyalurkan cinta dan perhatian serta berkatNya kepada sesama yang membutuhkannya. Percayalah selalu bahwa Tuhan yang memanggil dan mengutus kita tidak melepaskan kita berjalan sendirian begitu saja tapi Dia selalu menyertai, melindungi dan menolong kita dalam berbagai situasi melalui berbagai macam cara sehingga misiNya bisa terlaksana melalui karya-karya mulia yang kita jalankan.

 

Salam dan berkat selalu dalam Allah Tritunggal Mahakudus

John Masneno, SVD

Keuskupan Agung Manila akan menerima relikui berharga dari Santo Paus Yohanes Paulus II yakni darahnya. Relikui ini akan menjadi obyek penghormatan di ibukota Filipina itu mulai 7 April nanti.

Kardinal Stanislaw Dziwisw, mantan sekretaris Paus Yohanes Paulus II, memberi sebotol kecil darah orang kudus itu kepada keuskupan agung sebagai hadiah atas peringatan ke-60 tahun rekonstruksi Katedral Manila setelah Perang Dunia II.

“Hadiah berharga ini … sungguh merupakan sumber penghiburan dan pertolongan khususnya bagi mereka yang menderita penyakit fisik,” demikian pernyataan Katedral Manila.

Relikui selalu mendapat penghormatan dan perhatian khusus dalam Gereja Katolik karena keyakinan mereka bahwa jasad orang kudus telah menjadi sarana kesucian mereka.

“Biarlah umat yang punya intensi dan ujud khusus datang memberi penghormatan dan berdoa,” kata pernyataan itu.

Pastor Reggie Malecdem, pastor kepala Katedral Manila, mengatakan “ini merupakan sebuah kehormatan” bagi Gereja untuk bisa menerima relikui itu.

“Kami tidak menyangka bahwa Kardinal Dziwisz akan mengirim darah yang masih berupa cairan itu kepada kami,” katanya saat media briefing di Manila, Kamis (5/4).

Seorang biarawati asal Filipina yang berkarya di Polandia membawa relikui itu ke Manila pada 11 Desember 2017. Relikui ini merupakan relikui berupa cairan darah seorang orang kudus yang pertama di Filipina.

Sebelum meninggal, sejumlah dokter mengambil darah Paus Yohanes Paulus II untuk berjaga-jaga jika dibutuhkan transfusi darah.

Darah itu masih berupa cairan karena bahan anti-kental yang ada dalam botol saat pengambilan darah.

Hanya ada tujuh botol kecil berisi darah milik Santo Paus Yohanes Paulus II yang disimpan di beberapa gereja di seluruh dunia.

Relikui itu diletakkan di dalam sebuah kotak yang sama persis dengan kotak yang dihadirkan saat beatifikasi dan kanonisasi Paus Yohanes Paulus II.

“Mari kita semua datang ke sini dan menyambut kehadiran Paus Yohanes Paulus II yang terkasih dan menerima berkat dan mujizat melalui perantaraan kuasanya,” kata Pastor Malecdem.

Paus Yohanes Paulus II berkarya sebagai paus sejak 1978 hingga 2005. Ia pernah merayakan Misa di Katedral Manila saat melakukan kunjungan lima hari ke Filipina pada Februari 1981.

Dua bulan kemudian, ia menyatakan katedral itu sebagai basilika kecil.

Pada Januari 1995, ia kembali mengunjungi Manila untuk parayaan Hari Orang Muda Sedunia yang dihadiri sekitar empat juta orang.

Paus Yohanes Paulus II lahir pada 18 Mei 1920 di Wadowice, Polandia. Ia ditahbiskan imam pada 1946 dan berkarya sebagai uskup Ombi pada 1958. Pada 1964, ia berkarya sebagai uskup agung Krakow.

Ia diangkat sebagai kardinal oleh Paus Paulus VI pada 1967. Pada 1978, ia menjadi paus pertama yang bukan berasal dari Italia setelah lebih dari 400 tahun.

Ia meninggal pada usia 84 di Vatikan pada 2 April 2005. Ia dibeatifikasi pada 1 Mei 2011 oleh Paus Benediktus XVI, penggantinya.

Ia dikanonisasi pada 27 April 2014 bersama dengan Paus Yohanes XXIII.

Ketua Komisi Pastoral Migran dan Perantau Konferensi Waligereja Filipina menyambut baik putusan sebuah pengadilan di Kuwait untuk menghukum mati majikan dari seorang buruh migran Filipina yang menjadi korban pembunuhan.

Uskup Ruperto Santos menyebut putusan itu sebagai “berita yang sangat menghibur dan memberi semangat.”

“Kita di sini melihat keseriusan dan ketulusan hati Kuwait untuk memberikan keadilan kepada (Joanna Demafelis) dan untuk melindungi kesejahteraan para buruh migran kami di sana,” kata prelatus itu.

Sebuah pengadilan di Kuwait menjatuhkan hukuman gantung – tanpa kehadiran terdakwa – kepada seorang pria asal Libanon dan isterinya yang berasal dari Suriah karena membunuh Demafelis.

Demafelis menghilang pada September 2016. Jenazahnya ditemukan pada 6 Februari tahun ini di dalam sebuah mesin pendingin di sebuah apartemen kosong di Kuwait.

Kedua majikan asisten rumah tangga itu – Nader Essam Assaf dan Mona Hassoun – meninggalkan Kuwait setelah jenazah Demafelis ditemukan. Pencarian terhadap keduanya pun akhirnya dilakukan oleh Interpol.

Pemerintah Filipina menyambut baik hukuman mati tersebut. Namun pemerintah Filipina menegaskan bahwa hukuman itu berdampak kecil terhadap sebuah larangan tentang pengiriman buruh migran Filipina ke negara itu.

Penemuan jenazah Demafelis membuat gerah Presiden Rodrigo Duterte yang memerintahkan larangan itu.

Larangan itu tetap berlaku, kata Wakil Sekretaris Eksekutif Senior Presiden Menardo Guevarra.

Ia mengatakan hukuman tersebut bukan syarat untuk membatalkan larangan itu.

Pencabutan larangan itu tergantung pada sebuah kesepakatan yang tengah dinegosiasikan oleh Filipina dan Kuwait untuk menjamin perlindungan buruh migran Filipina.

Uskup Santos mengatakan para uskup akan mendukung pemerintah jika pemerintah memutuskan untuk mencabut larangan itu.

Ia mengatakan dengan “kolaborasi” kedua negara itu “untuk mempromosikan hak dan martabat” dan dengan menandatangani sebuah kesepakatan “kita akan mendukung pencabutan sebagian dari larangan tentang pengiriman buruh migran Filipina.”

Namun Menteri Tenaga Kerja Silvestre Bello III mengatakan rancangan akhir usulan kesepakatan dan rekomendasi untuk perlindungan buruh migran Filipina telah diserahkan kepada Presiden Duterte untuk dimintai persetujuan.

Ia menambahkan bahwa beberapa pasal yang ada dalam kesepakatan itu antara lain menghentikan penyimpanan paspor buruh migran Filipina oleh majikan asal Kuwait, memperhatikan kontrak kerja, menjamin pembayaran upah minimal 400 dolar AS melalui bank dan tidak ada penyitaan telepon seluler dan alat komunikasi lainnya.

Sebelum ada larangan itu, Kuwait merupakan negara tujuan utama bagi buruh migran Filipina. Sekitar 250.000 warga Filipina bekerja di sana.

Menurut Bank Sentral Filipina, sejak Januari hingga November tahun lalu pengiriman uang dari buruh migran Filipina yang bekerja di Kuwait mencapai 735 juta dolar AS.

Paus Fransiskus mengirim sebuah pesan penyembuhan dan rekonsiliasi kepada masyarakat Korea untuk memperingati 70 tahun Pemberontakan Jeju dan pembunuhan massal yang menewaskan lebih dari 10.000 warga sipil.

“(Paus Fransiskus) berharap peringatan ini akan membantu penyembuhan dan rekonsiliasi,” kata Kardinal Pietro Parolin, sekretaris Negara Vatikan, dalam sebuah surat yang dipublikasikan oleh Konferensi Waligereja Korea (KWK).

“Menyerahkan masyarakat Korea yang terkasih melalui perantaraan Bunda Maria, Ratu Perdamaian, saya mendoakan semua orang agar mereka bertekun dalam pengharapan,” demikian isi surat tersebut.

Pemberontakan yang dilakukan oleh komunis pada 3 April di Pulau Jeju di Korea bagian selatan itu terjadi menyusul perpecahan Semenanjung Korea. Pemberontakan terjadi pada 1948 dan semakin meluas dengan kekejaman yang dilakukan terutama oleh pasukan keamanan. Pemberontakan 1948-1954 itu merupakan bagian dari perpecahan ideologis Korea menyusul kemerdekaan dari penjajah Jepang.

Tahun lalu, sebuah komite yang didukung pemerintah menemukan bahwa 10.244 orang tewas selama pemberontakan itu berlangsung dan lebih dari 3.500 orang dinyatakan hilang. Data lain menyebutkan bahwa jumlah korban tewas lebih besar.

Selama beberapa dekade, pemerintah Korea Selatan tidak mengungkap apa yang telah terjadi. Pembunuhan massal yang dilakukan oleh pasukan keamanan tidak diakui hingga 1990-an.

Seorang pejabat KWK mengatakan: “Apa yang dilakukan oleh Paus (Fransiskus) merupakan tindakan luar biasa, (beliau) mengirim pesan tentang sebuah isu khusus yang juga menjadi perhatian Gereja lokal.”

Komite Khusus untuk Pemberontakan Jeju 3 April dari Keuskupan Cheju bersama dengan beberapa komisi keadilan dan perdamaian dan rekonsiliasi masyarakat Korea dari KWK mengumumkan “Pekan Peringatan Khusus Pemberontakan Jeju 3 April” yang dimulai sejak 1 April hingga 7 April.

Sebagai bagian dari pekan tersebut, KWK mengadakan Misa peringatan di Katedral Myeongdong di Seoul. Misa dipimpin oleh Ketua KWK Uskup Agung Kwangju Mgr Hyginus Kim Hee-joong.

Di kalangan Katolik khawatir penyensoran lebih lanjut terhadap buku-buku rohani, termasuk buku-buku pengantar kitab suci yang disponsori negara, dan materi baik buku maupun di internet setelah pemerintah Cina melarang penjualan Alkitab secara online.

Mereka prihatin bahwa Beijing akan terus melakukan sensor internetnya yang sangat ketat terus masuk  ​​ke dalam dunia sastra religius.

Akademisi Hong Kong Ying Fuk-tsang yakin bahwa “era baru” Presiden Xi Jinping akan menargetkan sirkulasi online dari Alkitab, buku-buku agama dan publikasi keagamaan lainnya.

“Dengan penerapan peraturan yang direvisi berkaitan dengan  urusan keagamaan, dunia agama di internet pasti akan menjadi target gelombang perbaikan berikutnya,” kata Ying, direktur Sekolah Tinggi Teologi  Chung Chi  di Chinese University of Hong Kong.

Pemerintah Cina telah lama mengawasi konten agama di situs web berbasis di Cina dan situs media sosial populer, Wiebo dan WeChat, secara teratur menutup akun pribadi  dan kelompok yang memposting berita atau materi keagamaan.

Menurut sebuah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah Cina untuk Urusan Agama, salah satu tugas terbesar di tahun-tahun mendatang adalah  meningkatkan “Kekristenan dan teologi gaya Cina” dengan menafsirkan ulang dan menerjemahkan kembali Alkitab.

Dokumen yang berjudul “Principle for Promoting Chinese Christianity in China for the Next Five Years (2018-2022),” secara resmi diluncurkan di Nanjing, Cina Timur, pada 28 Maret. Beberapa pengguna media sosial mengatakan Alkitab mulai turun dari situs web pada 30 Maret.

Tanggal tersebut bertepatan dengan lonjakan besar-besaran dalam pencarian kata kunci “Alkitab” pada platform media sosial Cina, Weibo sehari sebelumnya, diikuti oleh titik terendah tajam ke nol pada 1 April, ketika kata itu telah disensor.

Dokumen itu juga menyatakan bahwa salah satu tugas utama untuk lima tahun ke depan adalah membangun Kristianitas dan teologi Cina untuk “secara sadar mengembangkan bakat belajar Alkitab demi meletakkan dasar yang kuat untuk menafsirkan kembali dan menerjemahkan kembali Alkitab atau menulis buku referensi.”

Sebagian umat Katolik khawatir bahwa buku-buku dan materi tentang Gereja juga dapat dijadikan sasaran karena kesalahan-kesalahan Revolusi Kebudayaan diulang.

Pihak berwenang memerintahkan bisnis e-commerce dan usaha mikro  menghapus Alkitab dari daftar produk mereka dan melarang penjualannya mulai 30 Maret.

Taobao, Jingdong, Weidian, Dangdang, dan Amazon Cina tidak lagi menjual Alkitab. Buku-buku tentang Kekristenan juga telah diblokir dan izin usaha dari beberapa toko dibatalkan.

Toko belanja online Kristiani, Baojiayin, juga telah berhenti menjual Alkitab tetapi mengatakan secara legal dapat menjual buku referensi yang dapat membantu pelanggan membaca Alkitab.

John, seorang pengguna internet Katolik, mengatakan bahwa Alkitab tidak pernah diizinkan untuk dijual di toko-toko atau online di Cina daratan dan orang hanya dapat membeli versi resmi yang disetujui  Gereja terbuka yang diakui pemerintah. Namun, pihak berwenang belum menegakkan hukum secara ketat di masa lalu.

“Langkah selanjutnya kemungkinan  pembersihan dalam skala besar bahan-bahan Gereja di internet,” katanya.

John mengatakan kepada ucanews.com bahwa setelah rapat paripurna Kongres Rakyat Nasional dan Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Cina berakhir baru-baru ini, babak penindasan baru dimulai untuk  Gereja-gereja Kristen.

“Seseorang merasa bahwa pihak berwenang terus meningkatkan penindasan terhadap agama, terutama terhadap Gereja Katolik dan Gereja Protestan,” katanya.

Ia percaya  “sinisisasi agama” ini didukung oleh Xi dan khawatir bahwa Revolusi Kebudayaan akan kembali. “Bukankah itu mengulang kesalahan sejarah yang sama?” tanyanya.

Ying Akademik memposting artikel di Facebook-nya mengingat bahwa setelah Revolusi Kebudayaan ada kekurangan Alkitab yang serius di Tiongkok.

Ketika Deng Xiaoping mengunjungi AS  tahun 1979, maka presiden, Jimmy Carter, memberi tahu Deng bahwa dia berharap Cina akan menerbitkan Alkitab, dan Deng memberinya respon positif.

Tahun 1980, mendiang Uskup Ding Guangxun mengatakan pada Konferensi Kristen Cina bahwa Cina akan memulai publikasi Alkitab.

Dewan Kristen Cina yang diakui pemerintah dilaporkan mencetak tiga juta salinan antara tahun 1980 dan 1986, tetapi masih belum cukup  memenuhi permintaan.

Tahun 1988, Amity Foundation dan United Bible Societies bersama-sama mendirikan  percetakan di Nanjing. Itu menjadi satu-satunya tempat di mana Alkitab bisa dicetak secara legal di Tiongkok, sementara Dewan Kristen Cina adalah satu-satunya agensi yang dapat mempublikasikan dan mendistribusikan Alkitab.  Pada November 2016, yayasan mencetak 150 juta eksemplar.

Tahun 2004, ketika Undang-undang Lisensi Administratif diberlakukan, Tiongkok mempertahankan “persetujuan menerbitkan, mencetak, mengekspor, dan mendistribusikan Alkitab.”

Toko-toko buku di Cina diizinkan  menjual buku-buku klasik agama tentang agama Buddha, Taoisme, dan Islam tetapi Alkitab Kristen saja tidak diperbolehkan, kata Ying.

Ketika menjadi pembicara di  konferensi nasional tentang karya keagamaan  tahun 2016, Xi mencatat bahwa para pejabat harus “dengan penuh semangat mempromosikan ajaran-ajaran agama di partai, pedoman dan kebijakan di internet, dan menyebarkan suara-suara positif.”

Seratus tahun setelah menerima persetujuan Vatikan untuk memulai Misi di Cina, para Imam dan Bruder Maryknoll mengenang kembali “semangat dan keteguhan”  para pendiri kongregasi pada Misa peringatan seratus tahun.

Pastor Raymond J. Finch MM, pemimpin umum Maryknoll, adalah selebran utama pada Misa  2 April di Kapel Ratu Apostles di Maryknoll Society Center.

Bendera dari 47 negara di mana para misionaris Maryknoll telah melayani ditempelkan  pada pilar kapel sebagai pengingat upaya konggregasi untuk menginjili dan memperkuat Gereja lokal di Asia, Afrika dan Amerika Latin.

Maryknoll, yang dikenal sebagai serikat Misi Asing Katolik Amerika, didirikan  tahun 1911 oleh para uskup Amerika Serikat untuk merekrut, melatih, mengirim dan mendukung para misionaris Amerika di luar negeri.

Pastor Finch menceritakan “perjalanan epik ke Asia” yang dilakukan oleh Uskup (yang waktu itu masih seorang imam) James A. Walsh. Pada saat itu, Kongregasi Vatikan menugaskan  menyebarkan injil di wilayah misi. Uskup Walsh harus bernegosiasi dengan kelompok misi lain untuk menyerahkan tanggung jawab kepada Maryknoll sebelum meminta persetujuan Vatikan. Proses ini memakan waktu tujuh tahun dan baru selesai pada April 1918.

Pastor Finch mengatakan, “sulit untuk sepenuhnya memahami kesabaran, kepercayaan diri, dan ketangguhan yang dimiliki oleh Maryknoller pertama. Godaannya adalah  melewati rintangan dan tantangan dan bahkan  membuat jalan pintas untuk kesulitan luar biasa yang mereka hadapi.”

Dia mengatakan mereka bermimpi untuk memungkinkan Gereja AS untuk berpartisipasi dalam misi universal Gereja Katolik “membawa kabar baik ke tempat terjauh di dunia kita.” Mereka mengejar impian itu dalam menghadapi banyak tantangan dan kesulitan termasuk perselisihan internal dan masalah politik, ekonomi, sosial dan eklesial, katanya.

Maryknoll didirikan ketika Gereja di Amerika Serikat berkembang  melayani gelombang baru imigran Katolik yang miskin, kata Pastor Finch.

Para Maryknoller pertama dipercaya, karena itu Uskup Walsh sering mengingatkan rekan-rekan uskupnya, bahwa satu-satunya cara Gereja Katolik memenuhi kebutuhannya  akan para imam adalah dengan bermurah hati mengirim mereka ke tempat-tempat di mana mereka lebih dibutuhkan, katanya.

Dunia, Gereja dan misi telah berubah selama 100 tahun terakhir, kata Pastor Finch.

“Misi tidak hanya dari dunia ‘Katolik’ ke dunia ‘non-katolik’,” dari Barat ke Timur, dan dari Utara ke Selatan, katanya.

“Hari ini, misi dari mana-mana ke mana-mana,” dan Kongregasi  Evangelisasi  tidak lagi memberikan wilayah untuk misi, katanya. Misi adalah panggilan dasar setiap orang Kristen, “namun sebanyak misi telah berubah, hal-hal yang penting tetap sama.”

Benar bahwa misi adalah tentang membagikan iman dan kabar baik dan tentang melihat melampaui diri kita sendiri dan pentingnya peduli pada kebutuhan orang lain di sekitar kita dan orang di sisi lain dunia, kata imam itu.

“Para misionaris Maryknoll kontemporer bekerja di 20 negara. Doa umat pada Misa untuk merayakan seratus tahun misi pertama di daraskan dalam bahasa Cina, Swahili, Tagalog, Spanyol, Korea, dan Inggris untuk mencerminkan keragaman “ladang yang jauh”.

Persembahan dipilih dari arsip Maryknoll dan termasuk rosario, buku misa dan Alkitab yang dimiliki oleh misionaris yang melayani di Asia, Afrika, Amerika Latin dan Amerika Serikat.

Koor Maryknoll menyanyikan lagu-lagu dari “Missa ad Gentes” (“Misa untuk Umat”) yang dikarang oleh Pastor Jan Michael Joncas untuk perayaan ke seratus tahun serikat Maryknoll tahun 2011.

Page 4 of 5

Kegiatan Terbaru

...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yohan...

25 October 2023
...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yohanes 15:5)

Bagaimana menyelaraskan nilai-nilai iman sejati dengan kecanggihan art...

PERAN SABDA DALAM GEREJA MISIONER

19 October 2022
PERAN SABDA DALAM GEREJA MISIONER

Pada hari Sabtu, 15 Oktober 2022 yang lalu, Komunitas Verbum Domini (K...

BILBE ZOOM IV PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA KARDINAL SUHARYO

18 October 2022
BILBE ZOOM IV PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA KARDINAL SUHARYO

Bible Zoom-Youtube Live-Streaming diadakan lagi oleh Tim Pengurus Pusa...

BILBE ZOOM III PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA MGR. DR. SILVESTE...

16 October 2022
BILBE ZOOM III PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA MGR. DR. SILVESTER SAN

Tim Pengurus Pusat Spiritualitas (Puspita) Sumur Yakub SVD-SSpS Indone...

BILBE ZOOM II PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA P. LUKAS JUA, SVD

14 October 2022
BILBE ZOOM II PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA P. LUKAS JUA, SVD

Tim Pengurus Pusat Spiritualitas (Puspita) Sumur Yakub SVD-SSpS Indone...

Tentang Kami

Nama yang dipilih untuk sentrum ini adalah “Pusat Spiritualitas Sumur Yakub” yang mempunyai misi khusus yaitu untuk melayani, bukan hanya anggota tarekat-tarekat yang didirikan Santu Arnoldus Janssen saja tetapi untuk semua... selebihnya

Berita Terbaru

©2024 Sumur Yakub - Pusat Spiritualitas. All Rights Reserved.

Search