Saudara/I yang terkasih dalam Tuhan,
Mengawali hari baru ini, kepada kita langsung disuguhkan bacaan tentang kehancuran Babel dan kota Yerusalem. Sebuah kisah yang tentunya sangat tidak diharapkan untuk memulai hari baru. Tetapi inilah cara Tuhan menyapa dan memurnikan hati kita guna menyambut kedatanganNya. Sebagaimana dikisahkan dalam kitab Wahyu, Yohanes mendengar seorang Malaikat berseru dengan suara nyaring: “Sudah roboh, sudah robohlah Babel, kota besar itu! Kota itu telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat…”(Wahyu 18:2).
Sealur dengan itu, Penginjil Lukas mencatat sabda Yesus tentang kehancuran Yerusalem. “Apabila kalian melihat Yerusalem dikepung oleh tentara, ketahuilah bahwa keruntuhanya akan tiba. Pada waktu itu, orang akan melihat anak manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya” (Luk 21:20). Pengelihatan Yohanes tentang kehancuran Babel dan sabda Yesus tentang keruntuhan Yerusalem sama sekali bukan untuk menakut-nakuti kita tetapi untuk menyadarkan kita akan urgensitas pembaharuan hidup secara total guna menyongsong kedatangan Tuhan dan masuk dalam perjamuanNya. Karena kejahatan, tipu muslihat, kemunafikan dan kesombongan yang dihidupi oleh penduduk Babel serta penduduk Yerusalem adalah penghalang utama untuk menyambut kedatangan Tuhan.
Kita akan memasuki masa Advent, saat istimewa untuk menyiapkan diri guna menyambut kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus. Karena itu sambil berinspirasi pada bacaan suci hari ini, marilah kita membuka hati untuk menyongsong kedatangan Tuhan dengan memaknai dua butir refleksi berikut ini:
- Awalilah hari ini dengan bersyukur pada Tuhan atas segala yang kita peroleh dan jangan pernah bersandar pada kekuatan diri, kekayaan dan jabatan. Kota Babel dan juga Yerusalem adalah dua kota besar yang menjadi pusat segala sesuatu, namun menyimpan kisah tentang kejahatan, kesombongan dan dosa manusia yang mengandalkan kekuatan sendiri dan tidak menyadari kemahakuasaan Tuhan. Dan ketika manusia hanya mengandalkan kekuatanya sendiri, kekayaan atau segala sesuatu yang dimilikinya, cepat atau lambat akan hancur berkeping-keping sebagaimana kehancuran kota Babel. Karena itu bersimpuhlah pada kerahiman Tuhan dan bersandarlah selalu pada kasih dan kekuatanNya.
- Jalan tol untuk menyambut kedatangan Tuhan dan masuk dalam perjamuanNya adalah pembaharuan diri atau jalan pertobatan. Kita harus berani menanggalkan manusia lama kita yang penuh dengan kesombongan, iri hati, dengki dan permusuhan. Biarkan kuasa Tuhan menghancurkan kejahatan dalam diri kita. Ingat kata-kata Kitab Suci hari ini, setelah kehancuran Yerusalem: “Pada waktu itu, orang akan melihat anak manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya” (Luk 21:20). Jadi, hanya hati yang bersih dan suci, yang bebas dari kesombongan Babilonia dan kejahatan Yerusalem akan melihat kemuliaan Tuhan.
Mari kita renungkan pesan-pesan yang menyapa hati bathin kita melalui renungan kita, semoga semakin meneguhkan perjalanan kita bersama Tuhan kita dan hidup kita menjadi berkat bagi sesama. Amin.
Oleh RD. Gabriel Mane (Pendamping Rohani di Seminari Tinggi St Petrus Ritapiret Maumere-Flores)