Para Pencinta Sabda Tuhan ytk,
Salam sejahtera buat kita semua. Kita diajak merenungkan Sabda Tuhan hari ini. Ijinkan saya membagikan refleksi saya ini bertolak dari kesan pribadi atas pesan teks biblis hari ini. Saya secara pribadi tertarik dengan pesan dalam bacaan pertama ini dari Wahyu 14:1-5 tentang orang-orang yang bergabung bersama Anak Domba di Bukit Sion. Pada dahi orang-orang itu tertulis nama Anak Domba dan nama Bapa-Nya dan mereka mengikuti Anak Domba ke mana saja Dia pergi.
Saya memahami teks itu dalam konteks pembaptisan yang telah kita terima dari Tuhan. Sapaan teks biblis ini mengajak saya berterima kasih kepada kedua orang tua kami yang telah membawa kami kepada Tuhan dan boleh menerima rahmat pembaptisan sejak awal kehidupan kami. Maka refleksi saya ini juga lebih berkisar pada makna dan peran pembaptisan keluarga kami dan pengaruhnya pada perjalanan hidup kami dan juga keluarga saya.
Kami terlahir dari keluarga seniman tepatnya keluarga artis. Menyebut Keluarga artis sering mendatangkan banyak pemikiran dan interpretasi tersendiri di kalangan masyarakat umum. Karena keluarga artis seringkali berhadapan dengan cap-cap negatif seperti: keluarga yang broken home, orang-orang dekat dengan dunia malam dll. Namun saya bersyukur karena terlahir dari keluarga artis yang bukan demikian.
Kami lahir terbentuk dari keluarga yang hangat kasih saying dari kedua orang tua kami dan saling melindungi satu sama lain dari pengaruh negatif dunia artis melalui tuntunan dan contoh hidup baik mereka. Saya merasakan dunia artis di saat saya terjun di dunia artis karena kami anak-anak meneruskan jejak orang tua yang bergabung dalam FAVOURITE Group. Meskipun bergabung dalam personil Favourite junior, saya diarahkan agar harus menunjukkan jati diri yang baik seturut bimbingan kedua orang tua kami. Meski relasi persahabatan dan pergaulan kami terbuka dengan siapa saja, namun saya secara pribadi tetap menunjukkan kepada orang tua jati diri saya bahwa saya mampu menjaga diri dalam dunia pergaulan artis.
Dengan prinsip hidup demikian di dunia artis sudah pasti menghadapkan saya pada berbagai tantangan dan kesulitan, namun saya memiliki keyakinan bahwa keluhuran hidup dan upaya berjalan pada nilai-nilai sejati pasti senantiasa menghantar kita pada suatu kehidupan yang baik. Kebenaran tersebut sungguh saya alami dalam perjuangan saya menghidupi prinsip hidup ini. Meskipun mengalami berbagai tantangan dan hambatan dari yang berskala kecil kecil hingga skala besar termasuk ajakan untuk ‘menyebrang’ ke iman kepercayaan golongan lain, namun saya tetap pada pendirian saya untuk mempertahankan iman kekatolikan saya karena saya telah menerima rahmat pembaptisan.
Rupanya Tuhan mengetahui keteguhan bathin saya dalam mengimani Dia. Akhirnya Dia mempertemukan saya dengan seorang kekasih yang juga sama-sama telah menerima rahmat pembaptisan, atau dalam bahasa bacaan pertama hari ini: dahi kami sama-sama bertulis nama Anak Domba dan nama Bapa-Nya. Karena kasih Tuhan kami pun disatukan dalam ikatan janji nikah suci. Tuhan yang telah menyatukan kami terus menununtun perjalanan keluarga kami hingga usia pernikahan kami yang ke-25 yang akan kami rayakan di akhir bulan November ini.
Kami pun berupaya dengan segala keterbatasan kami mengikuti Anak Domba dengan terus berupaya dari waktu ke waktu mendedikasikan hidup kami juga untuk kehidupan Gereja kudus-Nya. Suami yang sekarang menjadi Ketua Lingkungan kami terus berupaya mendedikasikan hidupnya melayani umat di lingkungan kami dan di Gereja kami. Saya juga berupaya menyumbangkan anugrah suara yang telah Tuhan berikan kepadaku dengan memuji dan memuliakan keagungan Nama-Nya melalui mazmur-mazmur yang kunyayikan dalam Ekaritsi Kudus.
Inilah bentuk peser-peser kecil seperti janda miskin di Injil hari ini yang kami berikan dengan tulus untuk kemuliaan Tuhan dan umat-Nya. Singkat kata kami berupaya mengikuti Anak Domba ke mana saja Dia pergi membawa jalan keselamatan bagi umat-Nya. Dengan mencapai usia 25 tahun usia Perkawinan kami, kami mau semakin bertekad mendedikasikan hidup kami melayani dan memuji memuliakan Tuhan sebagai peser-peser kecil yang kami ma uterus sumbangkan melalui keaktifan kami dalam hidup menggereja di lingkungan dan paroki kami. Tuhan restui dan berkati niat luhur kami ini untuk terus mengikuti Dikau selamanya. Amin
Oleh Oleh Ceacilia Budhi Setyowati (Paroki St. Yohanes Penginjil Jakarta)