Ketika membaca Sabda Tuhan hari ini, khususnya Injil, saya tersentuh oleh sapaan Yesus: RumahKu adalah rumah doa ttp kmu menjadikannya sarang penyamun. Kata-kata Yesus ini membawaku pada suatu permenungan tentang rumah yang terjaga baik dan rumah tak terjaga baik. Rumah yang dijaga dan tertata rapi bersih oleh pemiliknya sehingga menjadi tempat diam yang nyaman dan aman. Berbeda dengan rumah tak terhuni yang dibiarkan kosong gelap apalagi tanpa pagar sehingga bisa dijadikan tempat berkumpul orang-orang dengan berbagai kepentingan: bisa untuk berjualan atau malah ketika hari gelap jadi tempat penyamun sembunyi.
Demikian juga saya melihat 'rumah' diri saya ini sendiri..ketika saya biarkan tidak terjaga dan dirapikan dengan baik maka dengan mudah masuk pikiran-pikiran negatif atau hal-hal lain yang tidak berguna. Tetapi ketika saya menjaga degan pagar doa dan menata taman hati dengan bunga-bunga cinta Allah maka terciptalah rumah yang asri sehingga mendatangkan kedamaian dan kesejukan untuk diri sendiri dan orang-orang di sekitarku.
Rumah rohani demikianlah yang ditampilkan dalam hidup St. Felix yang dipestakan hari ini. St. Feliks lahir di Valois, Prancis pada tahun 1126 dari sebuah keluarga bangsawan Prancis, dan meninggal di Soissons, Prancis pada tanggal 4 Nopember 1212. Ia bersama muridnya Santo Yohanes dari Malta dikenal sebagai pendiri Ordo Tri Tunggal Mahakudus yang mengabdikan diri dalam karya penebusan para tawanan Kristen dari tangan kaum Muslim. Konon, semasa mudanya ia suka menolong orang-orang miskin dan sakit. Pakaiannya yang masih bagus sering dihadiahkan kepada para pengemis. Ia kemudian menjadi rahib di hutan Gandelu di Soissons, Prancis. Salah seorang muridnya ialah Santo Yohanes dari Malta. Bersama Yohanes, Feliks mendirikan sebuah ordo religius: Ordo Tri Tunggal Mahakudus atau Ordo Trinitarian yang mengabdikan diri pada karya penebusan orang-orang Kristen yang ditawan oleh orang-orang Muslim. Pada tahun 1198, Paus Innosensius III (1198-1216) secara remi merestui pendirian ordo religius itu. Feliks berkarya di Prancis dan Italia. Ia kemudian mendirikan biara Maturinus, atau Maturin di Paris. Rumah induk dari ordo itu adalah biara Cerfroid di Soissons, tempat Feliks menghembuskan nafasnya terakhir pada tanggal 4 Nopember 1212. Menurut dugaan banyak orang, Feliks dinyatakan 'kudus' oleh Paus Urbanus IV (1261-1264) pada tahun 1262, namun kebenaran dugaan tentang kanonisasi itu diragukan. Secara resmi ia dinyatakan sebagai seorang 'santo' oleh Paus Aleksander VII (1655-1667).
Mari kita mencontohi semangat hidup St. Felix yang menjadikan diri dan hidupnya sebagai rumah Tuhan tempat orang menemukan kasih dan kebaikan Tuhan. Semoga kita pun menjadi rumah/ Bait Allah yang selalu tertata rapi dan menjadi tempat tinggal Yesus Sang Kasih dan Damai sejati.
Oleh Kartika Djajasamita (Paroki Santu Thomas Rasul Bojong Indah Jakarta)