Bible Zoom-Youtube Live-Streaming diadakan lagi oleh Tim Pengurus Pusat Spiritualitas (Puspita) Sumur Yakub SVD-SSpS Indonesia dan Timor Leste. Kegiatan virtual ini sebagai upaya Oase Rohani ini mengambil bagian dalam Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) 2022 yang bertemakan Allah Sumber Harapan Hidup Baru.
Seperti diberitakan sebelumnya bahwa Kegiatan Bible Zoom-Youtube Live Streaming Puspita Sumur Yakub diadakan empat kali sesuai Empat Pekan Pendalaman Bahan 2022 melibatkan para Ahli Kitab Suci dari berbagai latar belakang studi dan karier di bidang pewartaan Sabda Allah.
Kegiatan virtual Bible Zoom Pekan IV BKSN 2022 diadakan pada Selasa 27 September 2022 menghadirkan Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmdjo, Uskup Keuskupan Agung Jakarta. Acara virtual ini dipandu oleh Pastor Dr. John Masneno, SVD (Sekretaris Eksekutif Pusat Spiritualitas Sumur Yakub) selaku Main Host acara virtual ini. Jumlah peserta yang hadir di Bible Zoom Pekan IV ini kurang lebih 2000 orang lebih peserta di mana 600 orang lebih mengikuti program ini melalui zoom dan 2000 orang lebih mengikuti melalui Youtube-Live Streaming. Sebenarnya dari segi jumlah orang yang mengikuti Bible Zoom BKSN 2022 bersama Kardinal Suharyo ini sebenarnya lebih dari jumlah yang disebutkan di atas karena banyak komunitas yang menggunakan satu layar zoom untuk anggota-anggota komunitas mereka yang mengikuti acara ini. Bahkan ada komunitas yang anggotanya ratusan orang seperti Seminari Tinggi Ritapiret dll yang mengikuti acara online secara massal.
Pastor Yanuarius Lobo, SVD (Direktur Pusat Spiritualitas Sumur Yakub) dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada para peserta dan secara khusus kepada Rama Kardinal Suharyo yang di tengah kesibukannya, beliau masih rela meluangkan waktu memenuhi undangan Pengurus Pusat Spiritualitas Sumur Yakub Indonesia dan Timor Leste guna memberikan pencerahan biblis di program virtual ini. Lebih lanjut Pater Yanus mengajak para peserta untuk menggunakan pertemuan virtual tersebut sebagai kesempatan emas mendengarkan nada-nada harapan Tuhan yang disampaikan melalui Kardinal Suharyo dalam terang Hosea 11: 1-11.
Dalam pencerahan Biblisnya, Kardinal Suharyo menyampaikan beberapa gagasan pokok reflekstif bertolak dari teks Kitab Suci, baik dari Perjanjian Lama maupun Perjanjian tentang bagaimana Allah mewujudkan janji perlindungan dan jaminan hidup bagi manusia sepanjang sejarah.
Kardinal Suharyo memulai pencerahan biblisnya dengan mengajak para peserta menyadari pentingya faktor pemahaman atau pengertian tentang Allah, dan pengaruhnya dalam kehidupan setiap orang. Menurut Teolog Biblis Tamatan Universitas Urbaniana Roma tahun 1981 ini, Pemahaman atau pengertian yang disertai pengalaman konkret akan Allah sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan seorang beriman. Alasannya karena pemahaman apalagi yang terbentuk dari pengalaman konkret akan membuat orang tersebut memahami siapa Allah dan bagaimana cara kerja-Nya dalam hidup manusia termasuk dalam memahami Allah sebagai sumber harapan hidup baru. Dengan kata lain, paham atau gambaran dan pengalaman akan Allah sangat menentukan model beriman, cara berpikir dan perilaku setiap orang yang mengimani Allah.
Salah satu hal luar biasa dalam penyajian Bapak Kardinal ini adalah bagaimana dalam waktu singkat beliau mampu menghantar para peserta Zoom-Youtube Live Streaming melihat bagaimana pemenuhan janji harapan yang dikerjakan Allah dalam sejarah hidup manusia. Beliau juga menunjukkan secara terperinci rangkaian teks Hosea 11: 1-11 dengan teks-teks Alkitab mulai dari Kitab Kejadian hingga Kitab Wahyu sehingga para peserta jelas melihat rangkaian karya agung kasih Allah ini dari zaman ke zaman bahkan di akhirat nanti sebagaimana dilukiskan dalam Kitab Wahyu.
Kardinal Suharyo menjelaskan dengan sangat baik dan jelas janji harapan Allah tentang hidup akhirat sebagaimana dilukiskan di Kitab Wahyu. Menurut Hamba Tuhan yang dithabiskan sebagai Imam Allah pada 26 Januari 1976 dan kini memasuki usia imamatnya yang ke 46 ini, dalam Kitab Wahyu, keyakinan iman diungkapkan dengan berbagai macam lambang, “penglihatan” dan symbol-simbol dengan maksud mengungkapkan keyakinan iman kita bahwa pada akhirnya karya keselamatan Allah akan menjadi sempurna. Inilah yang nyatakan dalam datangnya “langit baru dan bumi baru” (Why 21:1), Yerusalem baru yang turun dari sorga (Why 21:10)
Hal mengesankan lainnya dari pencerahan Uskup Keuskupan Agung Jakarta sejak 29 Juni 2010 ini yakni bagaimana beliau menghubungkan secara apik tema harapan berbasis biblis ke dalam konteks situasi riil sejarah bangsa Indonesia dan perkembangan Gereja Katolik di Indonesia. Menurut Kardinal Suharyo, Harapan kita di Indonesia akan datangnya Kerajaan Allah (Mrk 1:14-15), datangnya Tahun Rahmat Tuhan (Luk 4:19) – dalam bahasa sehari-hari bisa diartikan kesejahteraan manusia seutuhnya : badan, jiwa dan rohnya. Bagi bangsa Indonesia itu berarti antara lain “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” atau sebagaimana terdapat dalam cita-cita kemerdekaan : “Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”.
Ketua Konfrensi Wali Gereja (KWI) saat ini menjelaskan bahwa Gereja Indonesia meyakini pula perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah “EXODUS” sebagaimana dialami oleh umat Allah Perjanjian Lama. Gagasan ini amat jelas terlihat dalam Prefasi Tanah Air, yang menyejajarkan keluaran umat Allah dari Mesir dengan perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia : “Engkau membebaskan umat pilihan-Mu dari penindasan dan penjajahan untuk hidup merdeka di tanah yang Engkau janjikan (=keluaran dari Mesir) – Sepanjang sejarah Engkau mencurahkan kasih sayang yang besar kepada bangsa kami : berkat jasa begitu banyak pahlawan, Engkau menumbuhkan kesadaran kami sebagai bangsa; kami bersyukur kepada-Mu atas bahasa yang mempersatukan dan atas Pancasila dasar kemerdekaan kami”
Dengan demikian, menurut Kardinal Suharyo, yang juga adalah Ordinaris Militer Indonesia saat ini, harapan bangsa Indonesia agar “Kerajaan Allah” datang di bumi Indonesia, dilandaskan pada keyakinan iman akan Allah yang setia dan berbelas kasih, yang memimpin sejarah. Landasan iman itu menjadi semakin kuat, ketika ada tanda-tanda yang dapat dibaca dan dilihat dengan mata yang mendukung harapan itu. Dalam hal ini bisa disebut “watak peduli dan cinta tanah air” yang menjadi watak bangsa Indonesia – sebagaimana tampak dalam sejarah dan penelitian-penelitian.
Selain itu, Uskup KAJ ini mengajak para peserta zoom menyadari bahwa berharap tidak berarti menunggu sampai yang diharapkan itu datang sendiri. Oleh karena itu, keyakinan iman, tanda-tanda harapan yang baik, mesti disertai dengan kerja keras, dengan mengikuti nasehat St. Paulus :”Karena itu saudara-saudaraku yang terkasih, beridirlah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan. Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia” (1 Kor 15:58)
Lebih lanjut beliau mengajak para audiens agar terus merawat dan mengembangkan semangat harapan kepada Allah yang penuh kasih dan belaskasih. Uskup KAJ yang sejak 5 Oktober 2019 ditunjuk Paus Fransiskus sebagai Kardinal mengajak umat yang hadir di acara Bible Zoom ini untuk bersyukur, karena dalam Konsistori yang diundang oleh Paus Fransiskus, diumumkan bahwa tema Tahun Suci 2025 adalah BERZIARAH DALAM HARAPAN – atau mungkin lebih tepat – BERZIARAH MENUJU HARAPAN (Peregrinantes in spem). Tema ini dipilih untuk terus merawat dan mengembangkan harapan umat manusia di tengah berbagai macam krisis : akibat Covid 19 yang dampaknya sangat luas, krisis pangan, krisis lingkungan hidup, perang dan berbagai konflik yang lain – intinya muncul dan semakin beratnya masalah-masalah kemanusiaan.
Acara Bible Zoom dilanjutkan dengan sesi pendalaman bahan berupa tanya jawab dan sharing lanjut baik dari narasumber maupun dari para peserta yang hadir. Acara ditutup dengan sesi doa bersama yang dipimpin Pastor John Masneno. Beberapa pasutri dari berbagai Keuskupan di Indonesia dan luar negri diminta mendoakan beberapa ujud doa sesuai tema Pekan IV BKSN 2022:
Pasutri Bpk. M. H. Fransiskus Sitohang dan Ibu Murniawati Pakpahan dari Paroki St. Kondrad Martubung Medan, Sumatera Utara, Keuskupan Agung Medan;
Bpk. Yohanes Sriyadi Budiyanto dan Ibu Thwresia Tan, dari Paroki St . Thomas Aquinas Amban Manokwari Papua Barat, Keuskupan Manokwari Sorong (KMS);
Pasutri Bpk. Nicolas Hiu Kwet Jung & Ibu Caecilia Kho Siu Cen dari Paroki St. Tomas Rasul Bojong Indah Keuskupan Agung Jakarta;
Pasutri Bpk. Rudy Susilo & Ibu Grace dari Paroki Santa Theresia de Lisieux Malalayang, Manado, Sulawesi Utara, Keuskupan Manado;
Pasutri Bpk. Frederik dan Ibu Elly Lupini di Pfungstadt Bistum Mainz Jerman;
Pasutri Bpk Handryantus Mentili dan Ibu Honorata Evi dari Paroki Bunda Maria Jeruji Pontianak Kalbar Keuskupan Agung Pontianak.
Sesi doa bersama ini ditutup dengan berkat penutup dari Bpk. Kardinal Suharyo. Para peserta menyampaikan ucapan terima kasih berlimpah kepada Bpk Kardinal Suharyo atas pencerahan luar biasa yang beliau bagikan di Bible Zoom ini. Melihat antusiasme umat dengan kehadiran begitu banyak umat di Bible Zoom ini, Pastor Yanus Lobo, SVD selaku Direktur Pusat Spiritualitas Sumur Yakub menjanjikan bahwa kepada para peserta bahwa Tim Puspita Sumur Yakub akan berupaya mengadakan kegiatan-kegiatan semacam ini di waktu waktu mendatang sehingga umat bisa mendapatkan pencerahan rohani dan peneguhan iman bagi kehidupan mereka.
Oleh: Gisella Anastisia Wenas -Medan (Anggota Tim IT Puspita Sumur Yakub)