Tim Pengurus Pusat Spiritualitas (Puspita) Sumur Yakub SVD-SSpS Indonesia dan Timor Leste kembali mengadakan Bible Zoom ke-3 di bulan September 2022. Seperti dua Bible Zoom sebelunya, kegiatan online diadakan lagi dalam rangka mengisi Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) 2022 yang bertemakan Allah Sumber Harapan Hidup Baru. Kegiatan Bible Zoom-Youtube Live Streaming Puspita Sumur Yakub diadakan empat kali sesuai Empat Pekan Pendalaman Bahan 2022 melibatkan para Ahli Kitab Suci dari berbagai latar belakang studi dan karier di bidang pewartaan Sabda Allah.
Bible Zoom Pekan III BKSN 2022 diadakan pada Sabtu 17 September 2022 dipandu oleh Pastor Dr. John Masneno, SVD (Sekretaris Eksekutif Pusat Spiritualitas Sumur Yakub) selaku Main Host acara virtual ini. Jumlah peserta yang hadir di Bible Zoom Pekan III ini kurang lebih 400 peserta (sesuai jumlah layar peserta yang tampak di layar zoom). Sebenarnya dari segi jumlah orang yang mengikuti Bible Zoom BKSN 2022 Pekan I ini lebih dari 700 orang karena banyak komunitas yang menggunakan satu layar zoom untuk anggota-anggota komunitas mereka yang mengikuti acara ini. Bahkan ada komunitas yang anggotanya ratusan orang seperti Seminari Tinggi Ritapiret dll yang mengikuti acara online secara massal. Selain melalui zoom banyak juga peserta yang mengikuti melalui Youtube Live-Streaming.
Dalam sambutan di awal Bible Zoom ini, Pastor Yanuarius Lobo, SVD (Direktur Pusat Spiritualitas Sumur Yakub) menyampaikan ucapan terima kasih kepada para peserta yang sejak Bible Zoom Pekan I di awal September hingga saat itu terus menunjukkan antusiasme untuk hadir di acara pencerahan-pencerahan biblis tersebut. Pater Yanus melihat hal ini sebagai bukti nyata antusiasme dan kecintaan banyak orang terhadap SAbda Allah yang adalah kompas penuntun langkah hidup manusia.
Selanjutnya Mgr. Dr. Silvester San selaku pembicara utama di Bible Zoom pekan III BKSN 2022 menghantar Para peserta zoom untuk mendalami pesan harapan yang termaktub dalam Hosea 6: 1-6 yang menjadi teks penuntun di Pekan III BKSN 2022 dengan sub tema Allah Sumber Harapan Karena Kasih Setia-Nya.
Uskup Denpasar dan juga Teolog Biblis ini menguraikan dengan begitu baik, detail dan jelas bagaimana Nabi Hosea menggambarkan Allah yang penuh kasih setia kepada manusia waktu ke waktu meskipun manusia sering tidak setia pada-Nya. Karya-karya kasih Allah yang ditunjukkan kepada manusia dari generasi ke genarasi sepanjang sejarah, terutama di saat manusia mengalami tantangan dan kesulitan hidup, menjadi bukti nyata kasih setia Tuhan kepada manusia. Karena itu Mgr. San mengajak peserta untuk terus mengimani Allah yang begitu baik kepada manusia: ‘tidak ada alasan untuk tidak percaya dan menaruh harapan pada Allah. Karena pada dasarnya Allah itu baik dan setia pada kasih perhatian-Nya kepada kita, dan sudah terbukti dalam sejarah, baik sejarah manusia pada umumnya maupun dalam sejarah kehidupan setiap kita masing-masing.
Uskup San menuntup pencerahan biblisnya dengan menampilkan beberapa pertanyaan reflektif bagi para peserta untuk direnungkan dalam konteks kehidupan mereka:
- Apakah saya merasakan dan mengalami kasih setia Tuhan dalam masa pandemi ini?
- Manakah kasih setia Tuhan yang saya alami dalam situasi pandemi ini?
- Apakah ada pemahaman baru tentang Tuhan yang saya temukan selama masa pandemi ini?
- Apakah saya juga mengasihi Tuhan dengan menolong sesama yang membutuhkan?
Acara Bible Zoom dilanjutkan dengan sesi pendalaman bahan berupa tanya jawab dan sharing lanjut baik dari narasumber maupun dari para peserta yang hadir. Dari sekian pertanyaan dan sharing, ada satu pertanyaan mengesankan dari seorang peserta, dan juga mungkin dipertanyakan banyak orang tentang keberadaan Tuhan dan karya kasih-Nya di masa pandemi covid. Karena menurut Bpk. Albert Tiensa, Allah terkesan kurang menunjukkan kasih setia-Nya dalam menjaga umat-Nya selama masa covid-19 sehingga banyak orang kehilangan nyawa.
Terhadap pertanyaan tersebut, Uskup San memberikan jawaban yang kiranya menjadi pencerahan bagi kita semua bahwa kita tidak bisa mengukur kasih setia Allah hanya dalam kurun waktu dua tahun covid-19 ini. Keberadaan dan kesetiaan Allah mestinya dilihat dan dipahami secara lebih luas, seluas karya kasih setia-Nya sepanjang sejarah hidup umat manusia. Teolog Biblis ini memberikan contoh dari sosok Ayub sebagai contoh memperlakukan Allah yang begitu baik kepada manusia. Ayub mengalami tantangan hidup yang luar biasa karena kehilangan harta benda dan bahkan anak-anaknya dalam sekejap mata. Menariknya Ayub tidak tergoda untuk memvonis Allah tidak setia pada kasihNya kepada-Nya karena Ayub melihat peran Allah dalam seluruh hidupnya. Karena itu Ayub bukan mempersalahkan Tuhan tetapi melihat peristiwa kehilangan itu sebagai ujian iman baginya. Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!" Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.(Ayub 2: 9-10)
Di akhir jawabannya Mgr San mengajak para peserta menyadari bahwa kadang dalam kesulitan hidup yang kita alami, muncul kecenderungan merasa berjalan sendirian tanpa kehadiran Tuhan bahkan kadang tidak setia seperti Istri Nabi Hosea. Namun kemampuan melihat karya-karya Tuhan dalam keseharian hidup seperti Nabi Hosea akan besar efeknya menolong kita untuk tetap percaya bahwa Allah setia dalam kasihNya kepada kita. Keyakinan demikian akan meneguhkan dan mendorong kita dari hati yang terdalam untuk senantiasa menaruh harapan pada-Nya dalam segala situasi hidup yang kita alami dan bahkan menjadi kekuatan menghidupi karakter Allah yang suka mengampuni dan berbelaskasih. Tidak gampang diupayakan tetapi kita harus berani berjuang dan berani menaruh harapan pada pertolongan Allah yang tiada batas kemurahan-Nya bagi kita.
Acara ditutup dengan sesi doa bersama yang dipimpin Pastor John Masneno. Beberapa orang umat diminta mendoakan beberapa ujud doa sesuai tema Pekan III BKSN: Bpk. Albert Tiensa dan Ibu Ari Gisela dari Paroki Santa Maria Fatima Sentul City Kusukupan Bogor, Sr. Ma. Mariance Taebenu, RVM dari Manila-Filipina, Bpk Heru Suprapto dari Paroki St. Pius X Tenggarong Keuskupan Agung Samarinda, Ibu Lucy Ambarwati dari Paroki St. Yakobus Kelapa Gading –KAJ, dan Pastor Elent Bon SVD dari Biara SVD St. Yosef Freinademetz Jeruju –Pontianak Kalbar Keuskupan Pontianak. Sesi doa bersama ini ditutup dengan berkat penutup dari Mgr. San.
Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi. Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.
( Hosea 6: 3,6).
Oleh: Jessica Kurnely –Gading Serpong (Anggota Tim IT Puspita Sumur Yakub)