Kegiatan

Tuesday, 21 August 2018 17:35

FORUM SPIRITUAL KAUM MUDA ASIA DI MANILA

Written by
Sharing pengalaman dan hikmah Spiritual kegiatan Sharing pengalaman dan hikmah Spiritual kegiatan Dok. Sumur Yakub

ISA- Institute of Spirituality in Asia- sebagai suatu Institusi Spiritual Akademis di Asia kembali menyelenggarakan Forum Spiritual Asia di Manila-Filipina. Kegiatan Spiritual Tahunan ini diadakan sesuai tema yang dipilih dengan maksud menghimpun semua pihak yang selama ini terlibat dalam kehidupan Gereja Katolik di Asia, baik dari kalangan religius maupun awam dari berbagai latar belakang karya pelayanan, guna membagikan pengalaman pelayanan dan mendapatkan pencerahan spiritual demi karya-karya pelayanan selanjutnya.

Forum Spiritual Asia yang ke-18 tahun ini dilaksanakan di Saint Paul University Manila pada tanggal 1-3 Agustus 2018. Hadir dalam Forum tiga hari ini utusan-utusan Kaum Muda dan tokoh-tokoh kaum muda baik religius maupun awam yang selama ini berkiprah dalam pelayanan Kaum Muda di berbagai Negara di Asia. Hadir juga utusan kaum Muda Katolik dari Amerika Serikat dan Belanda. Ada 7 orang muda-muda Katolik dari Indonesia bersama Romo Chris Purba, SJ dan saya menghadiri Forum Spiritual Muda Mudi Asia ini. Ada juga peserta asal Indonesia yang mewakili dari Negara lain karena mereka sedang berkarya di lembaga atau kongregasi di Negara yang mereka wakili.

Titik fokus Forum Spiritual Asia tahun 2018 ini adalah Kaum Muda dan Panggilan. Alasannya karena kegiatan berkonteks Gereja Katolik di benua Asia ini merupakan suatu bentuk tindak lanjut terhadap tema yang dipilih Paus Fransiskus untuk Sinode Para Uskup XV tentang Panggilan Kaum Muda (Young People, the Faith, and Vocational Discernment). Dalam terang tema tersebut, Forum Spiritual Asia ini diadakan dengan maksud menghimpun dan memberi ruang kepada Kaum Muda Katolik Asia dan pihak-pihak yang selama ini berkecimpung dalam dunia kaum muda-mudi Asia guna mensharingkan pengalaman hidup dan kiprah perjuangan mereka, khususnya dalam konteks pelayanan kaum muda-mudi Katolik sebagai upaya untuk turut mengambil bagian dalam upaya membangun bangsa dan Gereja serta kehidupan sosial.

Tema yang dipilih untuk Forum tahun ini adalah “LISTENING TO THE YOUTH, DISCERNING THE SPIRIT: SPIRITUAL PROCESS OF THE YOUTH IN AN UNKNOWN WORLD” (Mendengarkan Kaum Muda dan Penjernihan Roh: Suatu Proses Spiritual bagi Kaum Muda di tengah suatu Dunia yang tak pasti). Panitia mengundang beberapa Kaum Muda dari berbagai latar belakang Negara, Lembaga dan bentuk karya pelayanan untuk membagikan pengalaman mereka terkait hidup dan kiprah pelayanan mereka selama ini dalam dunia kaum muda. Ada dua sesi sharing setiap hari selama forum tiga hari ini. Sharing pengalaman pribadi dari wakil kaum muda dirangkai dengan proses internalisasi dan pencerahan spiritual dari beberapa nara sumber (Resource Speakers) sekaligus Pendamping Spiritual (Spiritual Directors).

Sharing pengalaman pada hari pertama berkisar seputar kiprah dunia kaum muda dalam karya-karya kemanusiaan yang dipelopori oleh orang-orang muda baik dalam konteks karya kemanusia (Charity Volunter Ministry), konteks Pendidikan dan juga bagaimana penghayatan semangat spiritual dalam dunia olahraga. Pada sesi pertama dengan sub-tema Listening to the Youth, Discrening the Spirit, Mark Conrad R. Ravanzo (co-founder dari I Am MAD (Making a Difference) mensharingkan pengalamannya tentang bagaimana pengalaman perjuangan hidupnya sebagai seorang anak piatu sejak umur 10 tahun kemudian menjadi inspirasi baginya untuk mendirikan sebuah wadah sosial bagi anak-anak yang membutuhkan bantuan karena pengalaman-pengalaman seperti yang dialaminya pada masa kecil.

Bertolak dari sharing Mark,  Fr. Art Borja, SJ (Clinical Psychologist, Spiritual Director and Chaplain Xavier School, Greenhills) yang diminta panitia menjadi Keynote Speaker and Spiritual Director untuk tema tersebut mengarahkan kami akan pentingnya merenungkan pengalaman masa silam guna menemukan karya tak terlihat Tuhan di balik pengalaman-pengalaman itu. Dengan jalan iman demikian, kita akan semakin mengakui kehadiran dan keterlibatan Tuhan dalam hidup kita. Dalam kaitan dengan hal ini, Pastor Borja menghantar kami menyadari pentingnya membuat disermen (pembedaan Roh) dalam hidup dan berkarya sehingga kita bisa mengikuti tuntunan Roh dan berkarya menurut kehendak Tuhan. Bahaya dari kurang memperhatikan peran disermen (pembedaan Roh), menurut Fr. Borja, adalah orang hidup dan berkarya berdasarkan keinginan dan rancangannya, serta kurang melibatkan atau tidak mengakui peran Tuhan dan Rohnya. Bahkan bisa menggunakan Tuhan dan kehendak-Nya sebagai label dalam hidup dan karyanya (working in the name of God but not for God’s will). Karena itu beliau menekankan pentingnya mengadakan refleksi entah secara pribadi maupun bersama berdasarkan data empiris berupa fakta-fakta sebagai sarana menguji karya dan buah Roh dalam hidup dan karya kita. Melalui refleksi berbasis data empiris, kita bisa mengetahui apa dan siapa penuntun di balik karya kita dan buah yang dihasilkan karena dari buahnya kita akan tahu Roh apa di balik hidup dan karya kita.

Ada juga sharing pengalaman menarik lainnya pada sesi kedua seputar kiprah kaum muda di dunia pendidikan dan olah raga: Maria Caterina Christina R.Lopa, (Juris Doctor and Associate Lawyer, Managing Director of Girls Got Game Philippines, Women’s Basketball Player of Ateneo de Manila University), Noli Ayo (Athletic Director of Antaneo de Davao University, Founder of Mindanao Peace Games), Ms. Sabrina Ongkiko (Teacher, Science and English School Librarian); dan Atty. Rene “Revo” Saguisag, Jr. (Executive Director, University Athletic Association of the Philippines). Di bawah sub-tema Spiritual Encounters in Youth Sports, mereka membagikan pengalaman mereka bagaimana karya mereka sebagai guru dan atlet serta coach berperan penting mengarahkan kaum muda untuk memiliki nilai-nilai luhur dalam diri dan peran mereka, entah dalam dunia pendidikan maupun dunia olah raga.

Mereka mengakui bahwa apa yang mereka lakukan bukan aktifitas fisik semata tetapi di balik itu ada visi misi dan roh yang dimiliki dalam diri mereka sebagai penggerak utama aktifitas mereka. Kesuksesan senantiasa terkait erat nilai-nilai luhur tak terlihat yang menghantar orang meraih sukses. Karena itu mereka mengatakan bahwa sebagai guru dan coach, mereka sendiri perlu memiliki spirit dan visi misi dalam proses pendampingan yang kemudian ditransferkan kepada anak-anak bimbingan mereka saat proses pendampingan. Satu hal menakjubkan dalam sharing mereka yakni semuanya mengakui bahwa kalau mau menjadi guru dan coach untuk orang lain termasuk orang muda, kesaksian hidup pribadi guru dan coach menjadi segalanya karena kesaksian hidup mempresentasikan visi misi, tujuan dan spirit di balik kehidupan seseorang.

Pada hari kedua, sharing pengalaman tentang kiprah kaum muda di dunia jurnalistik dan karya pelayanan Rohani untuk kaum Muda. Pada sesi I, diisi dengan sharing pengalaman pribadi dari Christian Esguerra (Jounalist and News Anchor of ABS-CBN Corporation, Assistant Professor of University of Santo Thomas) dan Ma. Angela B. Ureta, aO.Carm (Communications and Strategic Planning Consultant, and Former Executive Producer, in ABS-CBN News and Current Affairs). Di bawah sub-tema Media Education as Spiritual Formation, kedua wartawan ABS-CBN ini mensharingkan pengalamannya tentang bagaimana sebagai jurnalis muda, mereka harus berjuang untuk berkarya sesuai kode etik yang berlaku dalam dunia jurnalistik.

Mereka juga mengungkapkan bahwa wartawan yang mau sungguh bekerja sesuai jati diri dan kode etik jurnalisme perlu memiliki Roh Keberanian tersendiri dalam dirinya karena profesi ini kadang bahkan sering menghadapkan mereka pada situasi yang bertolak belakang dengan kode etik yang harus mereka jalankan. Ada banyak godaan dan tantangan yang mereka harus hadapi. Makanya Roh Kebenaran dan Keberanian yang dimiliki dalam diri akan memampukan mereka mengambil sikap melawan arus ketika berhadapan dengan praktek-praktek kurang terpuji yang terjadi dalam dunia jurnalistik. Selain itu mereka mengungkapkan peran penting karya mereka sebagai pembentuk opini publik. Untuk itu mereka juga perlu menampilkan kebenaran, kebaikan dan keluhuran dalam pemberitaan-pemberitaan mereka serta berupaya menghindarkan diri dari segala tendensi manusiawi dan duniawi, serta terus mengabdi pada kebenaran dan kepentingan umum.

Sesi kedua dibawakan oleh kami dari Indonesia dengan sub-tema Dialogue within dialogue: Youth in a Pluralistic Society. Ms Maria Regina Tjiumena (Wakil Koordinator BPK PKK KAJ dan Tim Inti Badan Pelayanan Nasional Pembaharuan Karismatik Katolik Indonesia) mensharingkan kisah hidupnya pada masa remaja yang menjadi cikal bakal karya-karya pelayanannya saat ini di dunia kepemudaan di Indonesia dan di beberapa kelompok kaum muda di Negara lain seperti Australia, Singapura dan lain-lain. Bermula dari pengalaman pribadi, Maria kemudian merasa terpanggil untuk melayani kaum muda agar mereka dituntun ke jalan yang baik dan benar demi masa depan mereka yang cerah. Maria juga mensharingkan untung-malang yang mereka hadapi dalam melayani kaum muda karena kaum muda punya cara tersendiri dalam mengeskpresikan kerohanian mereka. Maka menurut Maria, kita perlu mengetahui dan masuk melalui pintu mau-maunya mereka (enter through their door) sambil tetap menampilkan pesan luhur yang hendak dipresentasikan kepada mereka.

Pada sesi pendalaman sharing dan pencerahan spiritual, saya mengajak para peserta merenungkan bersama hikmah spiritual di balik kisah hidup dan karya Ms. Maria bahwa setiap orang memiliki kisah kehidupan entah bersama sesamanya maupun bersama Tuhan dalam perjalanan hidupnya. Tiap pengalaman punya pesan yang bisa dijadikan guru untuk langkah hidup selanjutnya. Karena itu kita perlu merenungkan pengalaman-pengalaman kita guna menemukan pesan sosial dan spiritual di balik setiap pengalaman hidup yang dialami. Dan karena pengalaman kita berbeda-beda maka diperlukan sikap terbuka dan kerelaan untuk saling mendengarkan, memahami dan memperkaya satu sama lain. Hal ini berlaku juga dalam hidup bersama yang ditandai aneka latar belakang dan perbedaan. Sebab itu dibutuhkan  peran penting nilai-nilai universal sebagai kompas penuntun dalam kebersamaan hidup dan kiprah pengabdian. Mengacu pada nilai-nilai luhur dan universal yang terkandung dalam Pancasila yang mampu menyatukan bangsa Indonesia yang sangat pluralistik dalam berbagai segi, para peserta diarahkan untuk menyadari bahwa sebenarnya fenomen pluralisme dan multi dimensi hidup ada di mana-mana. Demikian pun upaya menghadirkan dan menjadikan nilai-nilai universal juga tentu ada di setiap wadah bersama baik dalam konteks sosial, budaya, polituk maupun dalam konteks hidup religius karena setiap wadah yang baik dan benar tentu menghendaki persatuan, persaudaraan dan kesejahteraan bersama.

Maka perlu disadari dan dihayati nilai-nilai universal yang dimiliki oleh setiap wadah bersama, entah sebagai suatu bangsa maupun lembaga atau komunitas hidup bersama. Dan yang terpenting dari semuanya itu yakni niat mulia untuk berjuang bersama mewujud-nyatakan nilai-nilai kehidupan itu demi terciptakaan keharmonisan bersama. Dalam kaitan dengan hal tersebut, salah satu hal penting dalam kehidupan bersama yang ditandai sikon pluralistik-keanekaan yakni sikap terbuka, kemauan nan tulus menjaga persatuan dan kerelaan bekerja sama dengan iklas untuk mengupayakan kesejahteraan bersama – bonnum commune.

Pada sesi Open Forum, ada beberapa pertanyaan seputar kehidupan bersama di Indonesia yang pluralistik konteksnya dalam berbagai aspek kehidupan. Panitia memberikan kesempatan kepada beberapa peserta forum asal Indonesia untuk turut memberikan tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan itu. Romo Albert  Herwanta O.Carm., Rektor Unika Widya Karya Malang memberikan tanggapannya dari konteks pelayanannya di dunia pendidikan. Romo Chris Purba,SJ, Moderator BPK PKK KAJ dan saya menjelaskan dari konteks pelayanan kaum muda. Selain testimoni dari Ms. Maria tentang kegiatannya di kelompok Karismatik, ada juga kesaksian Ms. Gisella Wenas dari Komunitas Sumur Yakub tentang bagaimana komunitas kaum muda ini memanfaatkan Media Sosial (medsos) untuk menghimpun dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan bersama serta menjadi sarana saling menginspirasi lewat online meeting yang diselenggarakan setiap akhir pekan. Kami menutup sesi tanggungan Indonesia dengan menyanyikan lagu Indonesia Tanah Air Beta sambil memegang bendera Merah Putih diiringi musik Sasando oleh Pastor John Bakok SVD yang sedang S3 Musik di Manila.

Sesi pertama hari ketiga diisi dengan sharing pengalaman dari 2 keynote speakers tamu: Bonnie Williams (Intern of Freeman Foundation, Junior Student of Philosophy and Religion of Furman University Amerika Serikat) dan Anne-Marie Bos, O. Carm. dari Belanda (Academic Staff of Titus Brandsma Instituut, Nijmegen Belanda). Di bawah sub tema The Sacred in the Secular Space of the Youth, keduanya mensharingkan pergulatan dan perjuangan mereka sebagai orang muda dan bersama orang-orang muda untuk menghidupi nilai-nilai Kristiani di tengah situasi sekularisme di negara-negara mereka.  Acara ini ditutup dengan input umum dari ISA Board Members tim penasihat Forum Spiritual ini dari berbagai kongregasi religius dan awam yang ada di Asia. Tim ini diwakili oleh Fr. Eliseo Mercado,Jr., OMI; Dr. Alfredo.Co; Fr. Daniel Franklin Pilario, CM; Sr. Ma. Anicia B. Co, RVM; dan Dr. Anne-Marie Bos, O. Carm. Masing-masing mereka memberikan tanggapan mereka atas forum spiritual Asia bertemakan Kaum Muda dan Panggilan serta meberikan inspirasi-inspirasi untuk kami semua.

Forum Spiritual Asia tiga hari ini ditutup dengan ceremoni penuntupan. Panitia menobatkan peserta asal Indonesia sebagai peserta paling aktif dan kreatif baik dalam presentasi-presentasi mereka maupun selama forum tiga hari ini berlangsung. Tentunya menjadi inspirasi tersendiri bagi muda muda Indonesia yang mengikuti Forum ini.

PESAN-KESAN FORUM SPIRITUAL MUDA MUDI ASIA

  • Forum spiritual ini mengajak kita untuk menaruh perhatian pada kehidupan dan kiprah kaum muda. Satu pesan penting saya selipkan di akhir pembicaraan saya bagi para peserta untuk tetap menaruh perhatian bagi hidup dan karya para muda. Alasannya karena mereka adalah pelanjut masa depan kita. Siapa pun mereka saat ini, toh pada mereka kita menaruh harapan kita untuk melanjutkan apa yang telah kita lakukan sekarang. Kegagalan mempersiapkan mereka sebagai orang-orang berkualitas dalam berbagai aspek kehidupan sama dengan kita tahu kapan semua hal baik dan mulia yang kita upayakan sekarang akan berakhir. Yakni pada saat masa kita berakhir dan mereka mau tidak mau harus mengambil alih tongkat kepemimpinan. Maka mari kita menaruh perhatian juga terhadap hidup mereka dan mempersiapkan mereka sebagai pribadi-pribadi yang berkualitas serta mendukung karya-karya mulia yang telah mereka lakukan seraya mengarahkan mereka pada jalan yang baik, benar dan menyelamatkan.
  • Kesaksian orang-orang muda berprestasi dalam forum ini memberikan optimisme tersendiri kepada kita bahwa di tengah pesimisme dan keraguan akan generasi zaman Now yang dilingkupi aneka glamour dunia sekarang, masih ada orang muda yang mampu membuat karya-karya mengagumkan bagi publik. Karena itu mari kita dukung mereka yang sudah berani memulai karya-karya luhur bagi kepentingan umum.
  • Kiranya momentum-momentum seperti ini makin menginspirasi kita semua untuk terus berjuang mengabdikan hidup kita untuk kemuliaan Tuhan dan semua sehingga kasih Tuhan sungguh tumbuh dan hidup serta dirasakan oleh banyak orang.
  • Dan untuk menggapai semuanya saya menampilkan di sini satu kalimat yang saya pakai mengakhiri ceramah saya pada Forum Spiritual Asia itu: kerendahan hati, keterbukaan hati, ketulusan adalah jalan-jalan ampuh yang menuntun kita bertemu Tuhan dan sesama serta berupaya bersama dengan niat tulus dan mulia guna menggapai kesejahteraan bersama.

Oleh: P. John Masneno, SVD (Tim Inti Pusat Spiritualitas Sumur Yakub Indo-Leste)

Last modified on Monday, 27 August 2018 19:54

3617 comments

Leave a comment

Make sure you enter all the required information, indicated by an asterisk (*). HTML code is not allowed.

Kegiatan Terbaru

...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yohan...

25 October 2023
...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yohanes 15:5)

Bagaimana menyelaraskan nilai-nilai iman sejati dengan kecanggihan art...

PERAN SABDA DALAM GEREJA MISIONER

19 October 2022
PERAN SABDA DALAM GEREJA MISIONER

Pada hari Sabtu, 15 Oktober 2022 yang lalu, Komunitas Verbum Domini (K...

BILBE ZOOM IV PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA KARDINAL SUHARYO

18 October 2022
BILBE ZOOM IV PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA KARDINAL SUHARYO

Bible Zoom-Youtube Live-Streaming diadakan lagi oleh Tim Pengurus Pusa...

BILBE ZOOM III PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA MGR. DR. SILVESTE...

16 October 2022
BILBE ZOOM III PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA MGR. DR. SILVESTER SAN

Tim Pengurus Pusat Spiritualitas (Puspita) Sumur Yakub SVD-SSpS Indone...

BILBE ZOOM II PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA P. LUKAS JUA, SVD

14 October 2022
BILBE ZOOM II PUSPITA SUMUR YAKUB BERSAMA P. LUKAS JUA, SVD

Tim Pengurus Pusat Spiritualitas (Puspita) Sumur Yakub SVD-SSpS Indone...

Tentang Kami

Nama yang dipilih untuk sentrum ini adalah “Pusat Spiritualitas Sumur Yakub” yang mempunyai misi khusus yaitu untuk melayani, bukan hanya anggota tarekat-tarekat yang didirikan Santu Arnoldus Janssen saja tetapi untuk semua... selebihnya

Berita Terbaru

©2024 Sumur Yakub - Pusat Spiritualitas. All Rights Reserved.

Search